Jumat, April 19, 2024

Ambil Mesinnya, Singkirkan Manusianya!

Freddy Nababan
Freddy Nababan
Pegiat literasi di Toba Writers Forum (TWF), dan mahasiswa Pascasarjana Nommensen, Medan.
[ilustrasi]

Anda mau terkejut, marah, sedih, atau apa pun ekspresi muka Anda ketika membaca judul di atas menjadi tak penting karena satu hal pembenar. Pembenar itu adalah dunia akan berubah dan terus akan berubah. Perubahan itu kekal dan dinamis. Dan dampaknya akan selalu ada yang “dikorbankan” dan “diuntungkan”.

Yang dikorbankan dan diuntungkan itu bisa jadi Anda dan saya sendiri. Pendeknya, siapa saja berpotensi menjadi korban dan penangguk keuntungan dari perubahan zaman. Untuk lebih fokus, tulisan ini akan mengambil posisi dari sisi korban.

Terkait perubahan zaman ini, agaknya, Anda dan saya harus mulai belajar mengiyakan segala hal yang selama ini terkesan mustahil terjadi. Apa yang dulu hanya sekadar science fiction dalam film-film dan buku-buku, tampaknya satu per satu mulai ternubuatkan menjadi nyata.

Coba simak, semua yang dirisalahkan dalam film-film Hollywood, semisal Star Wars, The MatrixTerminator, serial televisi Knight Rider, dan buku-buku sejenisnya (umpama Homo Deus karya Yuval Noah Harari, The Age of Spiritual Machine karya Ray Kurzweil) mulai tercipta, sekurang-kurangnya sedang dalam proses penciptaan. Nubuat yang mengatakan mesin akan mengambil alih peran manusia dalam banyak hal sudah terpampang di depan mata.

Apa konsekuensinya? Tentu manusia harus berbenah, beradaptasi, dan memperkuat diri. Sebab, persaingan terjadi bukan hanya dengan sesama manusia. Bukan dengan pekerja-pekerja Tiongkok dan asing lainnya. Akan tetapi dengan mesin (baca: robot) sebagai kompetitor baru.

Karena itu, manusia harus mampu berpikir dan bertindak lebih kreatif dan inovatif dibanding mesin-mesin tersebut. Sebab, mereka sesungguhnya adalah produk AI (artificial intelligence) alias kecerdasan buatan yang notabene memiliki kecerdasan sama, dan bahkan bisa melebihi manusia.

AI itu Sophia

Pada 25 Oktober 2017, Putra mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman, dalam ajang Future Investment Initiative yang berlangsung di negaranya memberikan pidato fenomenal yang mengejutkan dunia. Isi pidato bercerita tentang visi-misi Kerajaan Arab Saudi di masa depan plus transformasi ekonomi dan sosial negaranya. Singkatnya, Arab Saudi siap untuk terbuka dalam segala hal menyikapi perkembangan dunia yang begitu dinamis dan cepat. Tidak lagi tertutup rapat. Tapi lebih moderat.

Salah satu wujud keterbukaan fenomenal itu, selain peluncuran mega proyek kota masa depan Neom dan bakal bebasnya para wanita di sana mengendarai mobil, menonton pertandingan olahraga, dan bioskop, adalah pemberian status kewarganegaraan bagi sebuah robot artificial intelligence (AI) . Namanya Sophia. Ya, robot, bukan manusia, kawan! Sebuah robot humanoid wanita cerdas besutan David Hanson dari Hanson Robotics.

Hal ini adalah ihwal legalisasi kewarganegaraan robot pertama di dunia, sekaligus era dimulainya “persaingan” manusia dengan robot. Sophia memiliki kecerdasan dan ekspresi manusia yang baik, dan akan terus disempurnakan di masa depan. Dan, terlepas dia diciptakan dengan tujuan baik, manusia tetap harus memetik pelajaran dari peristiwa ini.

Konstruksi Sosial Berubah

Jika tidak, boleh jadi lansekap konstruksi sosial masyarakat dunia akan berubah drastis dalam waktu dekat. Boleh jadi apa yang dituliskan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann dalam The Social Construction of Reality (1966) sebagai …Knowledge and people’s conceptions (and beliefs) of what reality is become embedded in the institutional fabric of society. Reality is therefore said to be socially constructed mendapat tempatnya. Kenyataan atau fakta itu bisa dikonstruksikan secara sosial.

Karena fakta secara sosial bisa dibentuk oleh pengetahuan dan konsepsi manusia, konsekuensi otomatisnya adalah interaksi di masyarakat pun akan berubah. Kita akan segera memiliki teman, tetangga, pekerja, pesaing, dan bahkan mungkin atasan berwujud robot.

Otomatisasi memungkinkan hal itu terjadi. Elektronifikasi penjaga pintu tol yang tengah digaungkan pemerintah, misalnya, adalah bentuk nyata dari otomatisasi industri dan kehidupan. Selain penjaga pintu tol, sebagaimana dikatakan oleh Martin Ford, futuris dan pengarang buku Rise of the Robots: Technology and the Threat of a Jobless Future (2015), pekerjaan sebagai telemarketer, pustakawan, resepsionis, sales, dan berbagai pekerjaan yang memiliki rutinitas yang sama, dan berulang-ulang berpotensi besar digantikan oleh robot.

Bahkan, rilis terbaru McKinsey Global Institute memprediksi tidak kurang dari 50 persen pekerjaan yang sekarang ada bisa diotomatisasi pada tahun 2055, dan mesin akan mengambil alih 30 persen tugas manusia dari sekitar 60 persen pekerjaan.

Sophia adalah permulaan, bukan akhir dari petualangan sapiens di muka bumi. Sophia bisa jadi embrio sapiens menjadi Homo Deus, makhluk yang mengklaim dirinya sebagai manusia Tuhan. Makhluk yang memunyai kuasa super atas makhluk lain. Makhluk yang boleh jadi merupakan integritas antara manusia dan mesin. Dan makhluk ini adalah kita di masa depan.

Tantangannya adalah bilakah kita memang benar-benar memiliki kuasa atas apa yang kita ciptakan? Atau jangan-jangan kita akan mengalami apa yang kita tonton di film Terminator? Hal ini menjadi penting, sebab Sophia pernah berujar dia akan melenyapkan manusia!

Menjadi jelaslah bagi kita bahwa mesin secara perlahan telah mengambil alih pekerjaan manusia, dan menyingkirkan manusia secara perlahan. Saya pun risau, jangan-jangan Sophia dan generasi penerusnya nanti bisa menjadi penulis juga. Dan pekerjaan saya pun akan diambil alih oleh mesin. Oleh karena itu, saya pun harus lebih kreatif, inovatif, dan berjiwa seni. Duhhhh!!!

Baca juga:

Singularitas dan Kecerdasan Spiritual

Kita pun Mulai “Menyembah” Media Sosial

Freddy Nababan
Freddy Nababan
Pegiat literasi di Toba Writers Forum (TWF), dan mahasiswa Pascasarjana Nommensen, Medan.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.