Jumat, Januari 24, 2025

Rekayasa Geo Surya: Jalan Pintas atau Bencana?

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
- Advertisement -

Manusia memang makhluk yang unik. Kita seringkali terjebak dalam kebiasaan menunda-nunda, menanti hingga detik-detik terakhir sebelum akhirnya terburu-buru mencari jalan pintas. Sikap ini tampak dalam banyak aspek kehidupan, mulai dari tugas sekolah yang menumpuk, pekerjaan rumah tangga yang terbengkalai, hingga permasalahan global seperti perubahan iklim.

Ironisnya, meskipun dampak pemanasan global semakin nyata setiap tahunnya, langkah konkret untuk mengatasi krisis iklim ini berjalan sangat lamban.  Di tengah situasi yang kian mendesak ini, muncullah sebuah ide kontroversial yang diajukan oleh beberapa ilmuwan: rekayasa geo surya.

Rekayasa geo surya, atau dengan kata lain upaya untuk menghalangi sinar matahari, terdengar seperti ide yang diambil langsung dari film fiksi ilmiah. Bayangkan saja, ada yang mengusulkan untuk menyuntikkan awan dengan partikel garam, bahkan membangun perisai raksasa di luar angkasa! Meskipun terdengar mustahil, para pendukung gagasan ini berpendapat bahwa rekayasa geo surya bisa menjadi solusi pamungkas untuk menyelamatkan bumi dari ancaman pemanasan global.

Namun, di sisi lain, banyak kritikus yang menyuarakan kekhawatiran mereka.  Mereka menganggap  rekayasa geo surya sebagai sebuah pertaruhan besar yang penuh risiko dan  dapat berujung pada bencana.  Lantas, siapakah yang benar?

Konsep di balik rekayasa geo surya ini, pada dasarnya, cukup mudah dipahami.  Bayangkan saja kita memiliki kemampuan untuk  menciptakan “cermin” raksasa di atmosfer bumi. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah dengan menyemprotkan aerosol ke lapisan stratosfer. Partikel-partikel kecil ini akan berfungsi layaknya cermin,  memantulkan sebagian sinar matahari kembali ke luar angkasa dan mencegahnya mencapai permukaan bumi. Semakin lama proses penyemprotan ini dilakukan, semakin banyak sinar matahari yang terpantul, dan diharapkan suhu bumi pun akan menurun.

Namun, para ilmuwan tidak berhenti di situ. Mereka juga  mengusulkan metode lain yang lebih “alami”, yaitu dengan menyuntikkan partikel garam ke dalam awan-awan rendah. Garam-garam ini akan meningkatkan kemampuan awan dalam memantulkan sinar matahari, sehingga efek pendinginan yang dihasilkan akan lebih besar.

Tidak cukup sampai di situ, ada lagi gagasan yang lebih ambisius, yang mungkin akan membuat Anda tercengang. Bagaimana jika kita membangun sebuah “payung” raksasa di luar angkasa untuk menghalangi sinar matahari? Ya, para ilmuwan telah memikirkan  konsep  menciptakan  sebuah  perisai  luar  angkasa  yang  akan  ditempatkan di antara  bumi  dan  matahari. Perisai raksasa  ini  akan  berfungsi  seperti  kacamata  hitam  bagi  planet kita, mengurangi jumlah radiasi matahari  yang  mencapai bumi.

Tentu saja, ide-ide “liar” ini terdengar seperti  sesuatu  yang  keluar  dari  novel  fiksi  ilmiah. Selama bertahun-tahun, rekayasa geo surya dipandang sebagai konsep yang  aneh dan tidak realistis, bahkan oleh  kalangan  ilmuwan  sendiri. Namun, seiring dengan semakin parahnya dampak perubahan  iklim,  rekayasa  geo  surya  mulai  mendapatkan perhatian yang serius. Kini, gagasan ini tidak lagi dianggap sepele dan telah menjadi topik  diskusi  yang  hangat,  tidak  hanya  di  kalangan  akademisi, tetapi  juga di antara para pembuat kebijakan dan bahkan Perserikatan  Bangsa-Bangsa.

Pada intinya, rekayasa geo surya adalah sebuah pendekatan yang bertujuan untuk mendinginkan bumi dengan cara mengurangi jumlah radiasi matahari yang mencapai permukaan planet.  Ini bisa dicapai melalui berbagai metode, seperti  menyemprotkan aerosol ke atmosfer untuk memantulkan sinar matahari,  mencerahkan awan,  atau bahkan membangun struktur raksasa di luar angkasa untuk menghalangi sebagian cahaya matahari.  Tujuan utamanya adalah  mengurangi dampak pemanasan global dan memberikan  kesempatan bagi  bumi  untuk  pulih.

Meskipun  terdengar  menjanjikan,  rekayasa  geo  surya  bukannya  tanpa  kontroversi.  Sebuah laporan terbaru  yang  dirilis  oleh  sekelompok  ilmuwan  menyoroti  berbagai  keprihatinan  serius  terkait  teknologi  ini.  Para  ilmuwan  tersebut  mengingatkan  bahwa  kita  harus  berhati-hati  dalam  “bermain-main”  dengan  sinar  matahari.

- Advertisement -

Salah  satu kekhawatiran  utama  adalah  kurangnya  pemahaman  kita  tentang  dampak  jangka  panjang  dari  rekayasa  geo  surya.  Meskipun  penelitian  telah  dilakukan,  teknologi  ini  masih  relatif  baru  dan  belum  teruji  secara  menyeluruh.  Para  ilmuwan  khawatir  bahwa  intervensi  berskala  besar  pada  sistem  iklim  bumi  dapat  menyebabkan  efek  samping  yang  tidak  terduga  dan  berpotensi  berbahaya.  Efek  ini  bisa  bervariasi  di  berbagai  belahan  dunia  dan  sulit  untuk  diprediksi,  apalagi  dikendalikan.

Selain itu, para  kritikus  juga  menyoroti  bahwa  rekayasa  geo  surya  hanyalah  sebuah  “solusi sementara”.  Meskipun  mungkin  efektif  dalam  menurunkan  suhu  global,  teknologi ini  tidak  mengatasi  akar  permasalahan  perubahan  iklim,  yaitu  emisi  gas  rumah kaca. Jika  rekayasa  geo  surya  diterapkan  tanpa  diiringi  upaya  serius  untuk  mengurangi  emisi,  kita  hanya  akan  menunda  bencana  dan  menciptakan  masalah  yang lebih besar di masa  depan.

Perlu digarisbawahi bahwa rekayasa geo surya bukanlah solusi instan.  Meskipun  menggiurkan,  teknologi  ini  membutuhkan  waktu  yang  tidak  sebentar  untuk  menunjukkan  hasil  yang  nyata.  Bayangkan  saja,  kita  harus  terus-menerus  menyemprotkan  aerosol  ke  atmosfer,  atau  mempertahankan  “payung”  raksasa  di  luar  angkasa  selama  bertahun-tahun,  bahkan  mungkin  berabad-abad,  sebelum  dampaknya  terasa  secara  signifikan  terhadap  suhu  bumi.

Lebih  parah  lagi,  rekayasa  geo  surya  hanya  mampu  mengobati  gejala,  bukan  menyelesaikan  akar  permasalahan  perubahan  iklim.  Meskipun  suhu  bumi  mungkin  akan  turun,  teknologi  ini  tidak  akan  mengurangi  konsentrasi  gas  rumah  kaca  di  atmosfer,  yang  merupakan  penyebab  utama  pemanasan  global.  Ibarat  sakit  kepala,  rekayasa  geo  surya  hanyalah  obat  penghilang  rasa  sakit  yang  sementara,  sementara  penyebab  sebenarnya,  mungkin  karena  kurang  tidur  atau  stres,  tetap  tidak  teratasi.

Oleh  karena  itu,  banyak  ilmuwan  yang  menentang  penerapan  rekayasa  geo  surya.  Mereka  khawatir  jika  teknologi  ini  dijadikan  andalan,  dunia  akan  lengah  dan  melupakan  pentingnya  mengurangi  emisi  gas  rumah  kaca.  Alih-alih  mengembangkan  teknologi  yang  berisiko  dan  belum  teruji,  mereka  mendesak  para  pemimpin  dunia  untuk  fokus  pada  solusi  yang  lebih  berkelanjutan,  seperti  transisi  ke  energi  terbarukan  dan  meningkatkan  efisiensi  energi.

Para  ilmuwan  ini  bahkan  menyerukan  sebuah  perjanjian  internasional  yang  melarang  penggunaan  rekayasa  geo  surya.  Mereka  menganggap  teknologi  ini  sebagai  sebuah  perjudian  yang  berbahaya,  yang  dapat  menimbulkan  konsekuensi  yang  tidak  terduga  bagi  planet  kita.  Pada  akhirnya,  kita  dihadapkan  pada  dua  pilihan  yang  sama-sama  tidak  menguntungkan:  menerima  dampak  perubahan  iklim  yang  semakin  parah,  atau  mengambil  risiko  dengan  teknologi  yang  belum  teruji.

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.