“Reformasi atau mati!” Seruan tegas Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, kepada Layanan Kesehatan Nasional (NHS) menggema di seluruh negeri. NHS, pilar kesehatan masyarakat Inggris, tengah berada di ujung tanduk. Bertahun-tahun menghadapi berbagai masalah, kini kondisinya semakin kritis.
Laporan yang baru saja dirilis minggu ini mengungkap fakta yang sangat mengkhawatirkan. Mulai dari infrastruktur yang nyaris runtuh hingga daftar tunggu pasien yang membengkak hingga mencapai 7,6 juta orang, menunjukkan betapa parahnya krisis yang dihadapi NHS. Jutaan warga Inggris terpaksa menunggu dalam ketidakpastian, berharap mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan.
Starmer, dengan ambisi yang membara, telah mengumumkan rencana reformasi 10 tahun yang kontroversial. Ia berpendapat bahwa masalah NHS bukan hanya soal kekurangan dana, melainkan membutuhkan perombakan total. Namun, pertanyaan besarnya adalah: apakah rencana jangka panjang ini cukup untuk menyelamatkan NHS dari jurang kehancuran?
Laporan independen yang dipimpin oleh ahli bedah NHS, Ara Darzi, semakin memperjelas betapa gentingnya situasi ini. Darzi dengan gamblang menyatakan bahwa NHS berada dalam “masalah serius”. Temuan laporan ini telah mengejutkan seluruh bangsa, menyadarkan mereka akan kenyataan pahit yang selama ini mungkin berusaha mereka abaikan.
Krisis NHS semakin mencekam. Produktivitas merosot tajam, pembatalan perawatan rumah sakit merajalela, dan daftar tunggu pasien membengkak hingga angka yang mencengangkan, mencapai 7,6 juta orang. Bayangkan, lebih dari 100.000 bayi tak berdaya harus menunggu lebih dari 6 jam sebelum mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan tahun lalu. Tahun ini, hampir sepersepuluh dari seluruh pasien terpaksa menunggu 12 jam atau lebih, terjebak dalam ketidakpastian dan penderitaan.
Laporan Darzi melukiskan gambaran suram layanan darurat NHS yang berada dalam kondisi mengerikan. Infrastruktur yang rapuh, pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes dan masalah pernapasan terabaikan, dan pasien dengan masalah kesehatan mental dibiarkan merana dalam “sel-sel era Victoria yang penuh dengan hama.” Ironisnya, NHS yang seharusnya menjadi penyelamat justru berkontribusi pada kematian lebih dari 14.000 orang setiap tahunnya.
Laporan ini bagaikan tamparan keras bagi masyarakat Inggris, termasuk Perdana Menteri Starmer. Ia mengakui keterkejutannya atas skala kerusakan yang terungkap, bahkan Lord Darzi sendiri, dengan pengalamannya yang luas, merasa tercengang dengan temuannya. Kemarahan publik pun tak terbendung.
Namun, di tengah keputusasaan ini, Starmer menawarkan solusi yang berani namun kontroversial. Ia menegaskan bahwa masalah NHS bukan sekadar kekurangan dana. Reformasi total adalah satu-satunya jalan keluar. NHS harus berubah atau mati.
Rencana reformasi 10 tahun yang diusung Starmer tentu saja menuai pro dan kontra. Apakah ini langkah tepat untuk menyelamatkan NHS dari keterpurukan? Akankah reformasi ini membawa perubahan nyata atau hanya menjadi janji kosong belaka? Masa depan NHS kini berada di ujung tanduk, dan seluruh mata tertuju pada Starmer dan timnya.
Keir Starmer tidak main-main. Ia telah berjanji untuk merancang sebuah rencana 10 tahun yang ambisius, yang ia sebut sebagai “pencitraan ulang NHS terbesar”. Detailnya masih samar, namun akan difokuskan pada tiga pilar utama: transformasi digital NHS, pengalihan perawatan dari rumah sakit ke komunitas, dan penekanan pada pencegahan penyakit.
Rencana ini memicu kontroversi yang sengit. Memang, NHS membutuhkan perubahan radikal. Namun, di tengah krisis yang membara, banyak yang meragukan apakah rencana jangka panjang ini tepat. Kritikus khawatir bahwa perubahan kecil selama satu dekade justru akan mempercepat kematian NHS secara perlahan.
Starmer tetap optimis. Ia percaya bahwa meskipun NHS sedang terluka parah, semangatnya masih menyala. Seperti yang disebutkan dalam laporan, NHS mungkin berada dalam kondisi kritis, tetapi tanda-tanda vitalnya masih kuat. Dibutuhkan keberanian untuk melakukan reformasi jangka panjang, layaknya operasi besar yang berisiko tinggi.
Namun, apakah operasi ini akan lebih banyak mendatangkan bahaya daripada manfaat? Apakah NHS akan mampu bertahan selama proses transformasi yang panjang dan penuh tantangan? Hanya waktu yang akan menjawabnya. Satu hal yang pasti, NHS tidak punya pilihan lain selain berubah atau mati.
Rencana Starmer adalah pertaruhan besar. Jika berhasil, ia akan dikenang sebagai penyelamat NHS. Namun, jika gagal, ia akan menanggung beban atas kehancuran salah satu institusi paling berharga di Inggris. Masa depan NHS kini berada di tangan Starmer, dan seluruh dunia menyaksikan dengan penuh harap dan cemas.