Senin, November 18, 2024

Mati Muda

Hasanudin Abdurakhman
Hasanudin Abdurakhman
Penulis dan pekerja profesional.
- Advertisement -

Mati itu pasti. Setiap orang pasti mati. Tapi kapan kita mati, kita berkontribusi menentukan. Ini sifat dasar alam semesta. Ada begitu banyak hal yang tidak bisa kita kendalikan. Tapi ada banyak hal yang juga bisa kita kendalikan. Tugas kita adalah berbuat maksimal pada hal-hal yang bisa kita kendalikan.

Mati itu ada sebabnya. Berbasis pada sains kita tahu cara tubuh bekerja. Kita juga tahu hal-hal yang menyebabkan tubuh berhenti bekerja, alias mati. Kita tahu sebab-sebab kematian, meski kita tidak tahu 100%. Dengan mengetahui sebab-sebab itu, kita bisa menghindarinya.

Ada orang yang berpikir fatalis, bahwa kalau saat kematian tiba, ya kita mati saja. Orang bisa mati dalam keadaan apa saja. Mati mendadak. Mereka memandang kematian itu sebagai sesuatu yang misterius. Padahal tidak. Pada prinsipnya tidak ada orang yang mati tiba-tiba. Yang mati tiba-tiba itu biasanya orang-orang yang tidak sadar bahwa dia punya penyakit. Salah satu penyebab kematian tiba-tiba adalah sakit jantung. Banyak orang sakit jantung tanpa menyadarinya, atau mengabaikan gejala-gejalanya.

Secara statistik kematian di usia muda itu kemungkinanya rendah. Kenapa? Pada usia muda seluruh organ tubuh masih berfungsi baik, kecuali yang punya kelainan bawaan. Orang baru mati karena menua, ketika fungsi organ-organnya sudah menurun.

Kuncinya adalah menjaga kesehatan. Hidup dengan cara sehat. Makan, minum, istirahat, bergerak, bekerja, semua harus dilakukan sesuai porsi yang wajar untuk tubuh. Bila kekurangan atau berlebihan, akan merusak tubuh. Perhatikan, makan saja pun bisa membunuh Anda bila berlebihan. Demikian pula, kekurangan makan juga bisa menyebabkan kematian.

Bagi saya kematian bukanlah misteri. Artinya, sebagian besar penyebab kematian bisa kita ketahui. Sebagian penyebab kematian sudah bisa kita kontrol. Orang yang gagal ginjal sekali pun masih bisa bertahan hidup puluhan tahun kalau rajin merawat diri. Apalagi yang masih muda dan segar bugar.

Jadi, kalau seseorang mati muda, besar kemungkinan ada hal yang dia abaikan terkait soal kesehatannya. Jangan abaikan. Jangan biarkan diri Anda mati muda. Mati itu pasti. Tapi matilah saat organ-organ Anda sudah berhenti berfungsi, karena sudah tua, dan tak ada lagi yang bisa membuatnya bekerja baik. Jangan sampai Anda mati karena fungsi organ Anda rusak karena Anda sia-siakan, Anda abaikan. Juga jangan sampai Anda mati karena kecelakaan.

Beberapa tahun yang lalu saya ketemu teman lama. Ngobrol-ngobrol, lalu teringat teman yang lain.

“Eh, si A sekarang di mana?”

“Dia sudah meninggal, 2 tahun yang lalu.”

- Advertisement -

“Sakit apa?”

“Sakit gemuk.”

Si A ini sejak kuliah memang sudah gemuk. Kemudian selama 25 tahun lebih dia hidup dengan terus bertambah gemuk, sampai sulit bergerak dari tempat tidur. Lalu mati di situ.

Beberapa teman saya yang lain mirip-mirip. Ada yang gemuk sejak kuliah, kena stroke, lalu mati di usia sebelum 50, atau 50 lebih sedikit. Ini salah satu pola penyakit. Pola itu terbentuk dari pola hidup. Dengan cara hidup Anda, Anda menentukan cara Anda mati. Sadarilah itu.

Hasanudin Abdurakhman
Hasanudin Abdurakhman
Penulis dan pekerja profesional.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.