Kamis, Maret 28, 2024

Bisakah Kita Memberi Maaf Pada Kezaliman?

Muhsin Labib
Muhsin Labib
Pengajar filsafat Islam dan pemerhati isu-isu toleransi dan kemanusiaan.

Salah satu tradisi mulia umat Islam Indonesia dalam lebaran adalah memohon maaf. Memohon maaf adalah simbol rekonsiliasi sosial sekaligus ungkapan kerendahan hati.

Karena tak memahami epistemologi maaf dan epistemologi keadilan, banyak orang a) menetapkan pemaafan sebagai ganti keadilan, b) menganggap semua kezaliman sebagai dosa sosial semata, c) menganggap kezaliman sebagai dosa partikular semata, d) menganggap korbannya hanya yang terlihat saja, e)menganggap pelakunya hanya berurusan dengan korban, f) menganggap pelaku yang dimaafkan bebas dari tanggungjawab hukum.

Kezaliman adalah sesuatu yang universal meski tindakannya merupakan sesuatu yang partikular dan personal, begitu pula pelaku dan korbannya,

Pemberian maaf kepada pelaku kezaliman tak niscaya membebaskannya dari beban hukum positif dan hukum agama dan tak berarti hukum dan nilai menjadi hak eksklusif pihak yang terzalimi.

Sebuah tindakan zalim (yang mungkin terlihat partikular, karena pelakunya dan korbannya satu orang), sangat mungkin menimbulkan efek universal dan sosial.

Korban yang sekilas terlihat personal atau terbatas bisa sangat banyak bila kezalimannya mengena banyak orang atau sekelompok orang dengan identitas etnis atau keyakinan khas yang berbeda dengan kebanyak.

Memaafkan penzalim tak niscaya menghapus kezaliman dan mengaburkan posisi bersalah. Tindakan kezaliman yang telah dikakukan takkan bisa dianggap tak terjadi betapapun pelakunya telah meminta maaf dan dimaafkan oleh yang terzalimi.

Bila orang yang terzalimi secara hukum, politik, sosial, dan lainnya memaafkan (apalagi meminta maaf kepada) pelaku kezalman , maka itu dapat ditafsirkan sebagai bagian dari “voor”.

Selain merupakan dosa horisontal, kezaliman terhadap sesama manusia, apapun keyakinan dan etnisnya, merupakan kezaliman vertikal. Penzalim berurusan dengan Tuhan yang mewanti-wanti manusia tidak mengganggu sesamanya.

Yang paling mungkin dilakukan oleh orang yang dilemahkan “secara nasional’ adalah menyempurnakan pengorbanan dan legowo dalam level tertinggi agar suara-suara kebenaran dan keadilan tetap mengiang dalam relung jiwa manusia-manusia yang mengutamakan nilai keadilan atas apapun dan siapapun termasuk individu yang terzalimi.

Sikap legawa orang yang dizalimi dan diabaikan kadang merupakam pukulan psikologis, ajakan penyadaran dan isyarat perlawanan.

Kita sangat rajin memproduksi kesalahan, adalah manusia biasa. Kesalahan adalah kemestian. Justru aneh bila tak melakukan kesalahan. Agama dihadirkan sebagai tutorial untuk memperbaiki kesalahan.

Di antara orang-orang yang hemat kebaikan dan boros keburukan ada orang-orang yang mau memaafkan kesalahan orang lain karena sadar bahwa mereka bisa melakukan kesalahan yang sama atau seperti itu atau bahkan lebih berat dari itu, meski tak dipersoalkan.

Kita dianjurkan meminta maaf atas perbuatan yang mungkin melukai hati orang lain, meski mungkin kita tidak merasa bersalah karena meminta maaf selalu lebih mulia dari memaafkan. Permohonan maaf dari seseorang yang dianggap menempati posisi lebih tinggi secara sosial adalah perbuatan yang sangat mulia.

Kita dianjurkan meminta maaf, bukan mendapatkan maaf. Kita juga dianjurkan memberikan maaf, bukan menanti orang meminta maaf.

Meminta maaf kepada orang-orang terdekat yang sangat mungkin dizalimi, terutama istri, suami, anak, orangtua, dan pembantu adalah adalah objek prioritas.

Sayangnya, sekarang pengucapan permohonan maaf saat lebaran mulai kehilangan esensinya yang serius dan sakral sehingga terkesan klise atau basa basi apalagi pengucapannjya customized “mohon maaf lahir dan batin.” Mestinya bentuk kata dan diksi yang diucapkan merupakan pilihan sendiri sebagai ekspresi cetusan hati.

Mohon maaf atas semua kesalahan terutama bila tak berkenan atas tulisan sederhana ini.

Muhsin Labib
Muhsin Labib
Pengajar filsafat Islam dan pemerhati isu-isu toleransi dan kemanusiaan.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.