Jumat, April 26, 2024

Kenapa Orang Minang Benci Jokowi?

Ade Armando
Ade Armando
Ketua Pergerakan Indonesia Untuk Semua, Pendiri Civil Society Watch (CSW), Pegiat Media Sosial, Politisi dari Partai Solidaritas Indonesia. Ia pernah mengajar sebagai dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia

Apa sih yang membuat orang Minang begitu tidak sukanya dengan Presiden Jokowi?

Pertanyaan itu muncul ketika saya membaca hasil survei nasional SMRC yang diselenggarakan awal Desember. Survei ini menunjukkan bahwa hanya 19% warga Minang menyatakan puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Ini berbeda sekali dengan suku-suku lainnya.

Ada 78% warga Jawa menyatakan puas dengan kinerja Jokowi. 84% warga Batak puas dengan kinerja Jokowi. 65% warga Sunda puas dengan kinerja Jokowi. 63% warga Betawi puas dengan kinerja Jokowi. Dan 58% warga Madura puas dengan kinerja Jokowi.

Jadi kalau di suku-suku lain sih, mayoritas warganya menyatakan puas dengan kinerja Jokowi. Lalu kenapa di kalangan warga Minang, angkanya bisa serendah itu?

Hanya 19%, alias seperlima, yang menyatakan puas dengan kinerja Jokowi. Dan ini artinya sikap mayoritas warga Minang ini berbeda tajam dengan mayoritas warga Indonesia.

Dalam survei Desember tersebut, warga Indonesia yang merasa sangat/cukup puas dengan kerja Presiden Jokowi adalah 71,7%. Ini adalah angka yang sangat impresif, dan stabil dalam 2 tahun terakhir.

Saya sendiri adalah seorang keturunan Minang. Namun terus terang saya sama sekali tidak paham dengan perilaku orang-orang Minang ini.

Apa sih yang dilakukan Jokowi terhadap orang-orang Minang, sehingga mereka sedemikian membenci sang Presiden?

Data Pemilihan Presiden 2014 dan 2019 sebenarnya sudah memberi indikasi bahwa orang Minang tidak suka Jokowi.

Pada 2014, hanya 23% warga Sumatra Barat yang memilih pasangan Jokowi – Jusuf Kalla. Lima tahun kemudian, angka itu bahkan merosot drastis.

Pada tahun 2019, hanya 14% warga yang memilih pasangan Jokowi–Ma’ruf Amin. Tapi itu kan seharusnya cuma hasil Pilpres.

Mayoritas warga Sumatra Barat lebih suka dengan Prabowo karena adanya kedekatan dengan sejarah daerah itu. Tapi setelah Pilpres selesai, tidakkah seharusnya masyarakat menilai secara objektif.

Karena itu, saya bertanya, apa sih salah Jokowi pada orang Minang?

Jokowi justru sangat peduli pada Sumatra Barat. Kabarnya, Sumatra Barat adalah daerah yang paling banyak dikunjungi Jokowi selama masa kepresidenan 2014-2019

Jokowi juga mewujudkan berbagai pembangunan infrastruktur di daerah itu. Dengan kata lain, Jokowi tidak pernah menganaktirikan Sumatra Barat. Lantas kenapa orang Minang begitu membenci Jokowi?

Banyak pihak berusaha memberikan penjelasan. Salah satu penjelasannya adalah soal sejarah. Jokowi didukung PDIP yang adalah penjelmaan baru dari PNI di bawah Soekarno.

Masalahnya warga Sumatra Barat masih memiliki dendam atas apa yang dilakukan Presiden Soekarno di era Demokrasi Terpimpin. Soekarno dianggap sebagai pemimpin Jawa yang menindas Sumatra Barat. Penindasan inilah yang kemudian melahirkan pemberontakan PRRI di Sumatra Barat yang kemudian dihabisi secara brutal oleh pasukan militer dari Jawa.

Jadi orang Minang membenci Jokowi bukan karena Jokowi jahat dan buruk, tapi karena dia dianggap sebagai suruhan Megawati yang adalah anak Soekarno yang dianggap sebagai musuh bebuyutan Sumatra Barat.

Tentu saja kita bisa menganggap pandangan itu lebay karena apa hubungannya Jokowi dengan apa yang dianggap sebagai kejahatan Soekarno terhadap Sumatra Barat? Tapi ya kata siapa manusia selalu berakal sehat?

Penjelasan kedua adalah adanya anggapan bahwa Jokowi berasal dari PDIP yang adalah bentukan partai Kristen dan Komunis.

Soal Komunis jelas mengada-ada. Tapi soal Kristen, tentu saja itu tidak sepenuhnya salah. PDIP adalah partai yang terbentuk pada 1973 dan merupakan penggabungan PNI, Partai Murba, IPKI dan juga Partai Kristen Indonesia dan Partai Katolik.

Masalahnya, kalaulah iya ada elemen Kristen-Katolik dalam PDIP, lantas kenapa. Apakah orang Minang sedemikian terbelakang, sehingga membenci umat Kristen dan Katolik? Apakah orang Minang memang rasis dan rasisme inilah yang menyebabkan mereka menjadi anti-Jokowi?

Penjelasan ketiga, yang terkait dengan penjelasan kedua, adalah soal menguatnya kaum islamis radikal di Sumatra Barat. Saat ini Sumatra Barat adalah salah satu basis suara Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Sudah dua periode Gubernur Sumatra Barat dipegang PKS. Dengan demikian, kebencian terhadap Jokowi ini terjadi bisa jadi karena kader-kader PKS berhasil memanas-manasi orang Minang untuk membenci Jokowi.

Jokowi digambarkan sebagai anti-syariah, sementara Sumatra Barat sebenarnya sedang berusaha meniru jejak Aceh untuk menjadi provinsi yang menegakkan syariah.

Jokowi digambarkan sebagai orang Islam abangan, yang sebenarnya tidak peduli pada agama Islam, dan dikelilingi oleh orang-orang liberal anti-Islam. Manakah penjelasan yang paling benar?

Mungkin tidak ketiga-tiganya, tapi juga mungkin ketiganya sekaligus. Saya sendiri tidak tahu persis mana yang paling logis.

Yang jelas, walau saya orang Minang, saya tidak pernah paham mengapa orang Minang sedemikian membenci Jokowi. Dan apapun penjelasannya, hampir pasti itu adalah alasan yang tidak melandaskan diri pada akal sehat.

Karena itu, mari terus gunakan akal sehat. Tanpa akal sehat, bangsa ini tidak akan selamat.

Ade Armando
Ade Armando
Ketua Pergerakan Indonesia Untuk Semua, Pendiri Civil Society Watch (CSW), Pegiat Media Sosial, Politisi dari Partai Solidaritas Indonesia. Ia pernah mengajar sebagai dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.