Mengapa penting untuk melindungi harimau? “Tiger Tiger Burning Bright, In the forests of the night,” adalah bagaimana William Blake memulai puisinya yang terkenal “The Tiger”. Blake mempertanyakan bagaimana Tuhan bisa menciptakan sesuatu yang ganas seperti harimau bersama makhluk rentan seperti domba. Puisi ini pada dasarnya mengeksplorasi paradigma agama, tetapi fokusnya adalah pada harimau, terutama bagaimana itu adalah keajaiban alam.
Harimau, dengan “simetri menakutkan” yang dikagumi Blake, telah lama menjadi sumber inspirasi bagi umat manusia, melampaui batas waktu dan budaya. Mereka menjelma menjadi sosok paradoks yang memikat: makhluk buas yang mulia, agung dalam kekuatannya, liar dalam kebebasannya, namun seringkali disalahpahami oleh manusia.
Sejak zaman kuno, harimau telah menancapkan cakarnya dalam mitos, legenda, tradisi, dan cerita rakyat, dipuja sebagai simbol kekuasaan yang tak tertandingi, perlindungan yang kokoh, dan keberanian yang tak tergoyahkan. Dalam mitologi Hindu, dewa-dewa perkasa menunggangi harimau sebagai kendaraan mereka, melambangkan kekuatan ilahi yang mereka miliki. Suku-suku di India menjalin hubungan spiritual yang mendalam dengan harimau, bahkan menganggap mereka sebagai dewa pelindung yang menjaga mereka dari bahaya.
Keyakinan dan penghormatan terhadap harimau ini tidak hanya terbatas di India, tetapi juga menyebar ke seluruh penjuru Asia. Di Tiongkok, cerita rakyat dipenuhi dengan kisah-kisah tentang harimau sebagai penjaga yang gagah berani, melindungi manusia dari roh-roh jahat yang bergentayangan.
Kuil-kuil harimau berdiri megah di Vietnam, menjadi tempat suci bagi mereka yang mencari perlindungan dan keberkahan. Di Nepal, festival harimau dirayakan dengan penuh semangat, di mana para penyembah mengenakan kostum harimau yang indah, menghormati dan merayakan kekuatan hewan yang mereka kagumi.
Di Taiwan, dewa harimau menempati posisi penting dalam jajaran dewa-dewa yang dipuja, sementara di Jepang, harimau dianggap sebagai makhluk suci yang dihormati. Bahkan di Thailand, budaya menyembah harimau telah mengakar kuat dalam tradisi masyarakatnya. Harimau, dengan segala keagungan dan misterinya, telah mencuri hati dan imajinasi manusia selama berabad-abad, menjadi simbol yang abadi dalam berbagai budaya di seluruh Asia.
Jadi, harimau dipuja di seluruh Asia, tetapi Barat memiliki hubungan yang berbeda dengan binatang itu. Mereka adalah sumber daya tarik di seluruh budaya pop. Ambil film, misalnya. Di dunia animasi, harimau adalah pahlawan dan penjahat — ada Kung Fu Panda Tigress yang terhormat atau penjahat klasik Shere Khan, dan kemudian ada harimau favorit semua orang dari Winnie the Pooh.
Sinema dan sastra modern telah mengambil rute yang sedikit berbeda, mengeksplorasi hubungan kompleks antara manusia dan harimau, seperti dalam “Life of Pi” — ada harimau Bengal yang terdampar di perahu bersama protagonis. Dan ketika hewan-hewan ini tidak digambarkan sebagai menakutkan, harimau juga menjadi maskot yang bagus! Ada Tony the Tiger, yang tampil di jutaan kotak Kellogg’s Frosted Flakes, atau bahkan Shera — itu adalah maskot Commonwealth Games 2010 di India.
Harimau, dengan perpaduan keindahan liar dan kekuatan mentahnya, telah mencuri hati dan imajinasi manusia sejak dahulu kala. Namun, ironisnya, pesona inilah yang justru mendorong kita ke ambang kepunahan mereka. Dalam kurun waktu seabad terakhir, kita telah menyaksikan penurunan populasi harimau yang drastis, sebuah kenyataan yang memilukan hati.
Bayangkan, seratus tahun yang lalu, hutan-hutan Asia dipenuhi dengan sekitar 100.000 harimau liar yang berkeliaran bebas, mengaum dengan gagah berani. Namun kini, jumlah mereka menyusut hingga hanya tersisa 4% dari populasi aslinya. Hari ini, hanya sekitar 5.574 harimau yang masih bertahan di alam liar, berjuang untuk bertahan hidup di tengah ancaman perburuan, hilangnya habitat, dan konflik dengan manusia.
Kepunahan harimau bukanlah sekadar hilangnya satu spesies, tetapi juga hilangnya bagian penting dari ekosistem dan warisan alam kita. Oleh karena itu, berbagai negara di seluruh dunia kini berlomba-lomba untuk menyelamatkan makhluk megah ini dari jurang kepunahan. Upaya konservasi, perlindungan habitat, dan penegakan hukum yang ketat menjadi kunci untuk memastikan bahwa generasi mendatang masih dapat menyaksikan keajaiban harimau di alam liar.
Pertanyaannya adalah, apakah kita akan berhasil? Akankah kita mampu mengubah arah dan memastikan bahwa harimau tetap menjadi bagian dari planet kita? Atau akankah kita membiarkan makhluk luar biasa ini menghilang selamanya, hanya meninggalkan jejak dalam cerita dan legenda? Masa depan harimau ada di tangan kita, dan kita harus bertindak sekarang sebelum terlambat.
Pertama adalah India. Ini adalah rumah bagi 80% populasi harimau dunia. Harimau adalah hewan nasional negara itu, jadi memimpin dengan Proyek Harimau, dan jumlahnya hanya meningkat dalam dekade terakhir. China dan Thailand juga berkontribusi pada upaya konservasi, dengan jumlahnya meningkat di kedua negara juga.
Namun terlepas dari upaya baru-baru ini, pertempuran untuk menyelamatkan harimau masih jauh dari selesai. Hilangnya habitat, perburuan liar, dan perambahan manusia terus menjadi tantangan besar. Kucing yang berkeliaran ini mungkin telah mencakar jalan ke dalam hati, buku, dan layar kita, tetapi penting untuk memastikan bahwa belangnya tidak pernah pudar dari alam liar.