Jumat, April 26, 2024

Jenderal Sisi Minus Oposisi atau Revolusi?

Moddie Wicaksono
Moddie Wicaksono
Pegiat GASPOLIAN (Gerakan Sadar Politik Internasional) Yogyakarta.

“Waspadalah. Peristiwa berdarah di tahun 2011 tak akan terulang lagi. Aku bukanlah politik yang sekadar berkata-kata.”

Kalimat di atas merupakan pidato politik yang diucapkan oleh Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi untuk menanggapi isu bahwa tragedi Tahrir Square tahun 2011 akan terulang lagi. Sisi menganggap isu tersebut sengaja diembuskan demi mematikan peluang dan langkahnya untuk maju kedua kalinya dalam pemilu Mesir pada Maret 2018.

Sisi pun mengingatkan akan memberantas dan membasmi seluruh lawan politiknya jika dianggap mengacaukan dan meneror keamanan Mesir. Berkaca dari kalimat tersebut, sudah empat orang yang “dinyatakan” mundur dalam pencalonan presiden Mesir.

Pertama, Sami Anan. Ia mantan Kepala Angkatan Bersenjata Mesir. Ia mengkritik habis-habisan tentang seluruh kebijakan Sisi. Banyak kebijakan yang tidak rasional. Ia menganggap pula popularitas Sisi sudah menurun. Seharusnya Sisi mundur dari pencalonan untuk kedua kalinya.

Namun, apa yang terjadi? Ia justru ditangkap kemudian ditahan. Sisi menganggap bahwa Anan berusaha mengacaukan keamanan sekaligus mengoyak jalannya demokrasi Mesir.

Kedua, Ahmed Shafiq. Ia mantan menteri. Sempat mengumumkan pencalonan diri sebagai penantang kuat Sisi. Namun, sejak kejadian dirinya dideportasi dari UEA dan tersandung kasus korupsi yang menimpanya bersama anak perempuannya, ia mengundurkan diri.

Ketiga, Mohamed Anwar El-Sadat. Ia keponakan mantan Presiden Mesir, Anwar El-Sadat. Pada mula pencalonan, ia menganggap dirinya adalah titisan dari pamannya. Ia akan mencoba membawa perekonomian Mesir jauh lebih baik. Namun, mendadak tanpa alasan yang jelas, ia mengundurkan diri pula.

Terakhir, Khaled Ali. Dikenal sebagai pengacara ternama khusus bidang HAM. Ia mengkritik kebijakan Sisi secara menyeluruh. Selain itu, ia menganggap perekonomian Mesir ambruk akibat kesewenang-wenangan Sisi dalam mengelola keuangan. Ia menilai kesejahteraan hanya berpihak kepada keluarga Sisi, bukan kepada rakyat.

Melihat kondisi perekonomian ambruk, jika ia mencalonkan diri sebagai penantang Sisi sesungguhnya, ia akan menerapkan upah minimum rakyat yang standar dan memberlakukan asuransi kesehatan. Namun, hingga saat ini, ia belum cukup serius untuk menantang Sisi.

Jadi, apakah Sisi akan melaju tanpa oposisi? Bisa jadi.

Tekanan pada El-Sisi

Max Rodenbeck (1998) dalam bukunya, Cairo, The City Victorious, pernah mengungkapkan bahwa kapankah warga Kairo pernah memiliki alasan untuk mempercayai penguasanya? Perlu dilakukan tindakan nyata.

Sepertinya ungkapan Max dalam rentang waktu dua puluh tahun lalu masih relevan untuk melihat situasi politik Mesir terkini. Boleh dikatakan bahwa kemenangan Sisi yang merupakan hasil kudeta, kemudian menjadi pemilu, tak akan terulang lagi pada tahun 2018.

Saat itu, di tahun 2011, Sisi meraih kemenangan hingga 90%. Tapi, konon, kasus korupsi yang merangsek ke keluarga Sisi menyebabkan popularitas Sisi menurun. Tak heran, muncul semacam nota ketidakpercayaan terhadap Sisi dari kalangan oposisi. Bahkan, mereka berupaya akan memboikot pemilu bulan Maret 2018 jika jadi diselenggarakan.

Sayangnya, sebelum nota ketidakpercayaan dirilis, salah satu dari lima tokoh publik yang akan menandatangani itu terkena percobaan pembunuhan. Peristiwa itu terjadi sehari sebelum dokumen dirilis. Yang menjadi korbannya adalah Hisham Genena.

Genena dianggap sebagai pendukung salah satu oposisi, yaitu Sami Anan. Namanya mencuat karena dianggap berhasil mengungkapkan korupsi di pemerintahan Sisi senilai US$76 miliar. Naas bagi dirinya. Sayangnya perkataanya berbuah nasib buruk. Pada tahun 2016, ia dipecat oleh Sisi karena dinilai sebagai kutu dalam pemerintahannya.

Mesir di Ambang Krisis

Lalu, apakah pernyataan Genena di tahun 2016 benar adanya? Jika mengacu pada laporan The Global Competitiveness Index 2017-2018, pernyataan tersebut benar adanya.

Dalam laporan tersebut dinyatakan bahwa ada tiga pokok permasalahan yang terjadi pada pemerintahan Mesir. Pertama, instabilitas kebijakan. Kedua, inflasi. Ketiga, korupsi.

Instabilitas kebijakan terlihat dari kurang adanya transparansi pemerintah dalam pembuatan kebijakan. Ini yang membuat oposisi menilai bahwa kebijakan Mesir tak jelas. Tak ada visi, apalagi misi, untuk membawa Mesir yang lebih baik.

Lingkungan makro ekonomi juga terlihat tak membuahkan hasil yang baik. Mulai dari government budget balance hingga government debt. Tak heran jika dalam laporan mengenai lingkungan makro ekonomi, Mesir berada di peringkat 128 dari 137 negara.

Polemik korupsi memang masih simpang siur. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Sisi sampai harus memberhentikan Genena? Apakah pernyataan Genena benar? Ataukah Sisi tidak ingin terlihat ada oposisi? Yang jelas, perlahan Sisi menjadi diktaktor bagi rakyat Mesir.

Bayang-bayang revolusi secara tidak langsung sedang menghantui Sisi. Tentu ia akan mengamankan segala cara agar ia tak dikudeta seperti Hosni Mubarak. Salah satunya meminta dukungan dari Hussein Tantawi yang saat ini menjabat sebagai Kepala Angkatan Bersenjata.

Mungkin Sisi sedang lupa. Ada adagium jikalau pandai berkata bohong, jadilah politisi. Tampaknya ia lupa bahwa dirinya adalah seorang politisi. Semua presiden pasti menjadi politisi, namun belum tentu politisi akan menjadi presiden.

Dan bisa jadi pernyataan yang diungkapkan pada Rabu 1 Februari 2018 akan menjadi seperti senjata makan tuan. Lalu, sekali lagi, apakah Sisi melaju tanpa oposisi? Jika jawabannya ya, pemilu akan berlangsung damai. Namun, jika jawabannya tidak, bisa jadi yang terjadi adalah revolusi.

Kolom terkait:

Teror Mesir, ISIS, dan Mengapa Tarekat Sufi Jadi Target

Tujuh Tahun Turbulensi Demokratisasi di Timur Tengah

Ekspansi ISIS di Mesir

Kaleidoskop 2017: Bara Timur Tengah yang Tetap Menyala

Moddie Wicaksono
Moddie Wicaksono
Pegiat GASPOLIAN (Gerakan Sadar Politik Internasional) Yogyakarta.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.