Minggu, Desember 8, 2024

Egil’s Saga: Petarung dan Penyair

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
- Advertisement -

Egil’s Saga (Kisah Egil) boleh jadi satu-satunya saga lama yang kemungkinan besar penulisnya bisa dilacak, yaitu Snorri Sturluson. Ia ditulis sebagai biografi seorang pria yang luar biasa, seperti The Tale of Genji. Kisah Egil ini dimulai dengan kisah tentang nenek moyangnya dan berakhir dengan keturunannya. Kisah ini berfokus pada perkembangan karakter serta posisi Egil dalam kaitannya dengan dunia sosialnya.

Dunia Egil sedikit lebih dahulu daripada dunia Gudrun—yakni masyarakat Viking semasa pemerintahan Harold the Fairheared yang pernah menyatukan Norwegia pada abad ke-9, sekitar tahun 880 hingga 900. Kakek Egil, Kveldulf (“Nightwolf”) sezaman dengan Harold, sementara Egil sezaman dengan putra Harold, yakni Erik Blood-Axe.

Bila berbagai aksi dunia Gudrun berpusat atau terbatas di Islandia, berbagai aksi dan peristiwa di Egil’s Saga terjadi di seluruh dunia Viking, meliputi Norwegia bagian utara (Finnamark), Denmark, Skotlandia, Inggris, Irlandia, dan Islandia. Kisah ini penuh dengan serangan Viking (yang kemudian berkembang menjadi ekspedisi dagang atau upaya eksplorasi tanah baru seperti Greenland dan Vinland).

Egil adalah seorang pejuang unggul dan penyair hebat. Gambaran tentang dirinya berkembang bukan melalui analisis oleh narator, tetapi melalui pengamatan yang cermat terhadap semua tindakannya dari usia tiga tahun hingga kematiannya pada umur delapan puluh tahun. Egil’s Saga adalah contoh penggunaan bahan dan teknik penulisan yang masih tersisa dari zaman epik. Boleh jadi gaya penulisan ini tampak kurang megah dan heroik saat memasuki zaman sejarah dan memori.

Kveldulf, putranya Skallagrim (“Bald Grim”), dan keluarganya memiliki masalah praktis yang sama, bahwa Raja Harald telah bersumpah untuk menjadikan semua raja dan kepala suku di distrik Norwegia tunduk di bawah kekuasaannya. Ia bakal menggunakan kuasa politik untuk mencapai tujuannya.

Para kepala suku yang tidak dapat dia beli akan dilawan lewat aliansi. Bila gagal menakut-nakuti mereka, Raja Harald akan memerangi mereka, menyerang mereka, dan menghabisi mereka satu per satu. Kveldulf berlayar ke Islandia. Tidak ada perasaan bahwa ia melakukannya lantaran pengecut. Yang tersisa adalah kebencian dan permusuhan.

Raja Harald memperoleh dan mempertahankan statusnya dengan bertarung. Tidak ada unsur suci atau sesuatu yang diurapi demi menghormati sang raja dari pihak-pihak yang ditaklukkan. Raja Harald hanyalah the biggest dog on the block alias orang yang paling berkuasa yang memanfaatkan kekuasaannya.

Sebagai anak laki-laki, Egil melakukan aksi pembunuhan pertama kali dalam suatu pertandingan. Korbannya adalah teman bermainnya yang lebih senior karena menjatuhkannya dengan hina. Egil mendaratkan kapak di kepalanya.

Egil kecil digambarkan sebagai orang yang sulit diatur. Ia bahkan mengancam akan membunuh ayahnya, Skallagrim. Ia tumbuh dengan perawakan yang lebih tinggi dari kebanyakan pria, botak, dan jelek. Ia terkenal karena kemampuannya menulis puisi dan juga karena kehebatannya dalam bertarung.

Egil kerap mengganggu putra-putra Harald. Ia jarang menimbulkan keributan di Islandia, tetapi ia tak lelah mengejar legitimasi dan kehormatan yang ia anggap penting meskipun mendatangkan banyak penentangan (delapan lawan satu, sebelas lawan satu). Dari waktu ke waktu, teman-temannya berusaha mendamaikan Egil dengan anak-anak Harald. Namun pada akhirnya, kebanggaan Egil akan diri sendiri mencegahnya melakukan apa pun kecuali akomodasi yang dianggap paling berani.

- Advertisement -

Puisi-puisi Egil, yang dikutip panjang lebar di sepanjang kisah, memberikan kesadaran diri. Pembaca modern mungkin menilai puisi-puisi tersebut kurang terbuka karena terdiri dari kiasan-kiasan yang sangat ritual. Beberapa insiden di akhir hidupnya—kematian putra kesayangannya dan insiden dengan putrinya—telah menjadikannya menjadi salah satu tokoh saga yang paling kompleks secara psikologis.

Egil bukan mesin perang ala Terminator, meskipun ia disebut-sebut memiliki kekuatan semacam itu. Ia juga tidak bodoh dan juga tidak cukup jeli, sesuatu yang kontras dengan tokoh-tokoh lain yang kasar dalam saga. Ia juga bukan figur tanpa perasaan yang lebih lembut. Ia mencintai istri dan keluarganya serta beberapa temannya.

Pengarang saga ini agaknya menyusun potret kompleks dari seorang tokoh sejarah yang sangat jantan dalam arti paling dasar—ia tidak dapat dimanfaatkan bahkan oleh raja sekali pun. Harga dirinya bukanlah cacat yang tragis (tragic flaw) sebab ia tidak menjalani akhir hidup yang tragis, tetapi meninggal di tempat tidurnya sebagai seorang lelaki tua. Ia harus menjalani hari-hari tuanya dengan penghinaan seperti yang juga dialami banyak orang-orang sepuh di akhir usia mereka. Suatu ketika ia bahkan pernah mendorong dirinya ke api sehingga kena tegur oleh salah seorang pelayan wanitanya yang menyuruhnya kembali ke tempat tidur dan tidak mengganggu.

Egil Skallagrimsson adalah tokoh sejarah dan nenek moyang Snorri Sturluson. Tidak ada cara untuk mengetahui seberapa akurat Snorri menggambarkan petualangan Egil. Namun dengan berfokus padanya dan membuat setiap kejadian dalam hidupnya logis, Snorri berhasil menghindari beberapa masalah yang dihadapi oleh penulis saga lain, khususnya dorongan perasaan bahwa tindakan tokoh bertentangan dengan kepentingannya sendiri, bahwa akal sehat dikorbankan untuk alur, dan bahwa apa yang terjadi benar-benar tidak dapat dimengerti. Pembaca mungkin tidak setuju dengan setiap tindakan dan pendapat Egil, tetapi Egil sendiri figur yang nyata, jelas dan dapat dipercaya.

Egil’s Saga menunjukkan salah satu teknik penulisan novel paling efektif yang hanya menceritakan aksi dan dialog secara rinci tanpa banyak berkomentar. Ketika cerita mengumpulkan detail yang menarik (dan memang harus menarik), keengganan pembaca untuk menunda ketidakpercayaan diatasi dengan efek sederhana dengan membayangkan apa yang sedang terjadi.

Kemudian, pembaca mulai memahami sebab dan akibat dan makna sebagai cara merajut tindakan yang pada awalnya mungkin tampak acak atau tidak dapat dipercaya. Anomali mengambil bentuk dan menjadi tidak biasa dan karena itu patut dicatat.

Snorri tidak pernah mengganggu, namun pengetahuan dan kepercayaan dirinya dalam mengutarakan kisah itu menunjukkan ia seorang penulis berpengalaman. Snorri adalah juga tokoh Islandia penting pada pertengahan abad ketiga belas yang juga mengompilasi dan mengedit koleksi mitos dan legenda yang dikenal sebagai ‘Snorri’s Edda.’

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.