Kamis, April 25, 2024

Disiplin, Senjata Ampuh Melawan Corona

Endang Tirtana
Endang Tirtana
Peneliti Senior MAARIF Institute dan Komisaris Independen PT. Kereta Api Indonesia

Sejak ditemukan penyakit Covid-19 yang diakibatkan oleh virus corona pada akhir tahun 2019, pandemi ini telah menembus angka 30 juta korban kasus positif di seluruh dunia. Angka kematian secara global hampir mencapai 1 juta jiwa, atau berada di kisaran 3% dari total kasus.

Untuk Indonesia, data per tanggal 21 September 2020, menunjukkan total kasus positif sebanyak 248.852, di antaranya 9.677 orang meninggal dunia. Dari keseluruhan kasus tersebut, sebagian besar telah dinyatakan sembuh hingga menyisakan 58.378 kasus yang masih aktif dan butuh penanganan.

Grafik dari inisiatif publik melalui Kawal Covid-19 memperlihatkan kasus aktif telah melandai sejak pertengahan Juli 2020, bahkan sempat menurun pada akhir Agustus 2020. Tetapi kemudian kembali naik seiring lonjakan kasus harian di atas 3.000, hingga mencapai 4.176 kasus dalam sehari.

Kenaikan jumlah kasus positif tidak serta-merta berarti meluasnya penyebaran virus. Di banyak negara, meningkatnya jumlah testing menyebabkan makin banyak kasus positif yang ditemukan di tengah transmisi lokal atau penyebaran virus yang sebelumnya tak terlacak di antara masyarakat.

Jika dilihat dari kapasitas testing yang dilakukan, rekor tertinggi tercapai pada 16 September 2020 di mana sebanyak 30.713 orang telah diperiksa. Angka tersebut masih berada di bawah standar WHO yang mensyaratkan 1 orang per 1000 penduduk diperiksa tiap pekan, atau 267.700 untuk Indonesia.

Dibandingkan dengan awal pandemi, kemampuan testing telah jauh meningkat seiring makin banyaknya jejaring laboratorium di seluruh daerah. Persoalannya, seperti investigasi Ombudsman, jumlah mesin PCR masih terbatas, belum merata hingga ke tingkat kabupaten/kota.

Selain itu kapasitas contact tracing masih sangat rendah, bahkan di ibukota Jakarta pun baru bisa dilakukan terhadap 6 orang per kasus. Padahal menurut standar WHO, setidaknya penelusuran dilakukan terhadap 30 orang yang melakukan kontak erat dengan pasien positif Covid-19.

Perkembangan positifnya, Indonesia telah berhasil mengamankan persediaan vaksin hingga 300-an juta dosis pada 2021. Selain menggandeng produsen vaksin dunia seperti China, Uni Emirat Arab, dan Korea Selatan, BUMN dalam negeri Bio Farma tengah mengembangkan vaksin lokal.

Hingga ditemukannya vaksin yang telah teruji, pandemi Covid-19 akan terus menghantui dunia. Sejumlah negara telah mengalami gelombang kedua setelah sebelumnya berhasil mengendalikan penyebaran virus melalui berbagai cara, termasuk lockdown yang sangat ketat.

Seperti diketahui, merosotnya aktivitas perekonomian akibat pembatasan mobilitas manusia telah menghempaskan banyak negara ke jurang resesi. Indonesia hingga kuartal kedua tahun 2020 masih selamat dari resesi, tetapi ancaman itu masih akan terus ada selama pandemi belum selesai.

Pemerintah sendiri telah membuka kegiatan ekonomi dan mendorong instansi di pusat dan daerah untuk mempercepat penyerapan anggaran. Di tengah kelesuan ekonomi yang dialami sektor swasta dan UMKM, insentif dan stimulus dari pemerintah sangat diharapkan untuk menggerakkan ekonomi.

Upaya untuk mengendalikan penyebaran virus corona tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Sebagai warga negara, kita harus berperan aktif, sejalan pula dengan falsafah gotong-royong. Kunci keberhasilan melawan corona terletak pada kedisiplinan masyarakat dan semua pihak.

Disiplin berarti kepatuhan kita menerapkan protokol kesehatan, dengan melakukan 3M yaitu disiplin memakai masker, disiplin menjaga jarak, dan disiplin mencuci tangan. Termasuk kedisiplinan adalah mengikuti semua aturan pemerintah yang telah ditetapkan dalam pencegahan Covid-19.

Disiplin lain yang perlu dilakukan adalah disiplin menggunakan media sosial, sehingga masyarakat tidak memposting kabar-kabar hoax dan konspiratif terkait wabah corona. Tokoh-tokoh masyarakat, ulama, dan akademisi harus disiplin secara terus-menerus memberikan pemahaman kepada publik.

Dalam upaya menegakkan protokol kesehatan, Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir telah mencanangkan operasi yustisi, dengan menggandeng TNI/Polri, pemerintah daerah, dan didukung tokoh-tokoh agama dan masyarakat.

Harapannya kedisiplinan itu bukan lantaran takut kena razia atau didenda, tetapi betul-betul berangkat dari kesadaran masyarakat. Erick melibatkan unsur militer yang memiliki rantai komando hingga ke pelosok untuk membantu aparat sipil, di mana KSAD Andika Perkasa menjadi wakil komite.

Peran ulama juga menjadi strategis dalam menyerukan kepada umat untuk berdisiplin. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirodj mengapresiasi langkah Erick menggandeng Nahdlatul Ulama dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi.

Kedispilinan juga bukan hanya tanggung jawab orang per orang. Erick mengancam akan menutup pabrik-pabrik yang tidak disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam operasionalnya. Selama ini memang sejumlah pabrik telah berkembang menjadi klaster penyebaran virus corona.

Tanpa kedisiplinan, Erick mengkhawatirkan jumlah kasus positif bisa mencapai 500 ribu pada akhir tahun. Kedisiplinan juga diperlukan untuk menekan tingkat kematian, di mana angkanya masih cukup tinggi, meskipun sudah jauh menurun dari semula mencapai 8% kini sudah di bawah 4%.

Kedisiplinan juga dapat mencegah resesi, yang dampaknya makin banyak perusahaan tidak mampu bertahan dan terpaksa melakukan PHK massal, sektor UMKM gulung tikar, dan daya beli makin melemah. Semakin kita tidak disiplin, ketidakpastian ekonomi akan terus berlangsung dan panjang.

Dengan kita berdisiplin, artinya kita juga membantu tenaga kesehatan yang sudah kewalahan dan turut menjadi korban. Langkah tersebut seiring dengan upaya pemerintah meningkatkan fasilitas kesehatan dan upaya penanganan seperti testing dan tracing untuk mendeteksi penyebaran virus.

Dan jika nanti vaksin sudah tersedia, kita berharap bisa diakses dengan mudah oleh rakyat. Jika keuangan negara belum memungkinkan, subsidi silang bisa dilakukan di mana warga yang mampu bisa membayar. Di situlah sikap solidaritas dan kecintaan kepada bangsa dan negara kita tunjukkan

Endang Tirtana
Endang Tirtana
Peneliti Senior MAARIF Institute dan Komisaris Independen PT. Kereta Api Indonesia
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.