Minggu, Maret 16, 2025

Bayang-Bayang Naga: Menakar Ancaman Militer Tiongkok

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
- Advertisement -

Bayangkan sebuah kota yang dibangun khusus untuk perang, sebuah “benteng” modern yang dirancang untuk menghadapi konflik global. Itulah yang sedang dibangun oleh Tiongkok saat ini. Berlokasi sekitar 30 kilometer di barat daya Beijing, kompleks militer raksasa ini diberi nama “Kota Militer Beijing”.

Seperti halnya proyek-proyek ambisius Tiongkok lainnya, skala pembangunan kota militer ini sangat mencengangkan. Luasnya mencapai 1.500 hektar, atau 10 kali lebih besar dari Pentagon, markas Departemen Pertahanan Amerika Serikat! Sebagai gambaran, Pentagon sendiri dikatakan lebih luas dari 100 lapangan sepak bola Amerika. Bayangkan betapa kolosalnya Kota Militer Beijing ini!

Bukan hanya ukurannya yang luar biasa, fasilitas di dalamnya pun dirancang dengan teknologi mutakhir. Dibangun di bawah tanah, kompleks ini dilengkapi dengan bunker-bunker pertahanan yang kuat dan jaringan terowongan yang rumit. Konstruksinya menggunakan beton bertulang yang sangat kokoh, dirancang untuk bertahan dari serangan apapun, termasuk serangan nuklir.

Tiongkok tampaknya tidak main-main dalam mempersiapkan diri menghadapi potensi konflik di masa depan. Mereka ingin memastikan bahwa pemimpin dan infrastruktur militer mereka aman dari ancaman senjata musuh, termasuk senjata penghancur bunker canggih milik Amerika Serikat.

Dengan fasilitas yang lengkap dan canggih, Kota Militer Beijing diperkirakan akan menjadi pusat komando dan kendali bagi seluruh operasi militer Tiongkok. Xi Jinping, sang panglima tertinggi, bahkan bisa mengendalikan jalannya perang langsung dari “benteng” bawah tanah ini.

Para pengamat militer sepakat bahwa Kota Militer Beijing dibangun dengan satu tujuan utama: menjadi pusat komando dan kendali Tiongkok di masa perang. Kompleks megaproyek ini diproyeksikan untuk menggantikan kompleks Western Hills, sebuah fasilitas peninggalan era Perang Dingin yang selama ini berfungsi sebagai markas besar masa perang Tiongkok.

Lalu, mengapa Tiongkok repot-repot membangun kompleks baru yang jauh lebih besar dan canggih? Jawabannya sederhana: Tiongkok ingin menegaskan posisinya sebagai kekuatan militer dunia. Mereka ingin memiliki pusat komando yang sesuai dengan ambisi dan kekuatan militernya yang terus berkembang.

Tak heran jika proyek ini dimulai sejak tahun lalu dengan skala yang masif. Laporan menyebutkan ada 100 crane yang bekerja tanpa henti di lokasi konstruksi. Keamanan di sekitar lokasi juga diperketat. Berbagai tanda peringatan dipasang, larangan mengambil foto dan menerbangkan drone ditegakkan, akses masuk diblokir, dan pos pemeriksaan didirikan untuk membatasi pergerakan orang.

Bahkan, area di sekitar kompleks yang sebelumnya terbuka untuk umum dan sering digunakan untuk hiking, kini ditutup total. Tiongkok jelas berusaha keras untuk menjaga kerahasiaan proyek ini. Namun, skala proyek yang begitu besar dan ambisius ini sulit untuk disembunyikan. Berita tentang Kota Militer Beijing pun akhirnya tersebar luas, menimbulkan berbagai spekulasi dan keprihatinan dari berbagai negara.

Meskipun Tiongkok berusaha keras untuk merahasiakan proyek ambisius ini, skala dan dampaknya yang begitu besar sulit untuk ditutupi. Seperti kata pepatah, “sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga.” Kota Militer Beijing, dengan segala kemegahan dan kecanggihannya, akhirnya terungkap ke publik dan menjadi berita utama di berbagai media internasional.

- Advertisement -

Proyek megaproyek ini, dengan ukuran, skala, dan cakupan yang luar biasa, dengan jelas mencerminkan ambisi militer Tiongkok. Beijing tidak lagi menyembunyikan niatnya untuk menantang kekuatan militer Amerika Serikat. Mereka ingin menjadi yang terdepan, memiliki militer terkuat di dunia.

Dan Tiongkok memang sedang berada di jalur yang tepat. Mereka telah memiliki militer terbesar di dunia dengan jumlah personel aktif terbanyak, mencapai 2 juta tentara. Armada angkatan laut mereka juga yang terbesar di dunia.

Tidak hanya itu, Tiongkok terus mengembangkan kekuatan udaranya dengan jet tempur generasi keenam yang canggih. Mereka juga gencar memperluas persenjataan nuklirnya. Amerika Serikat memperkirakan bahwa Tiongkok akan memiliki 1.500 hulu ledak nuklir pada tahun 2035, menyamai jumlah hulu ledak yang dimiliki Amerika Serikat.

Kota Militer Beijing adalah bagian integral dari modernisasi militer Tiongkok. Fasilitas ini akan menjadi pusat saraf bagi Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), dilengkapi dengan sistem komando dan kontrol terbaru yang memungkinkan koordinasi operasi militer yang lebih efisien dan terintegrasi.

Lebih dari itu, kompleks bawah tanah ini dirancang untuk melindungi para pimpinan Tiongkok dari ancaman serangan nuklir. Meskipun kita tidak tahu pasti detail sistem pertahanan yang dibangun di sana, namun skala dan kecanggihan Kota Militer Beijing menunjukkan keseriusan Tiongkok dalam mempersiapkan diri menghadapi segala kemungkinan, termasuk perang nuklir.

Persaingan geopolitik antara Tiongkok dan Amerika Serikat menjadi pendorong utama di balik proyek ini. Namun, negara lain seperti India juga merasa tidak bisa hanya berpangku tangan dan mengabaikan dinamika yang berkembang. Negara ini harus menyadari bahwa kemajuan militer Tiongkok berlangsung dengan sangat cepat dan tidak menunjukkan tanda-tanda melambat. Berbeda dengan Amerika Serikat, yang menghadapi tantangan militer dari Tiongkok dalam konteks global, ancaman yang dihadapi India jauh lebih langsung dan mendesak.

Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa India berbagi perbatasan darat yang panjang dengan Tiongkok—perbatasan yang masih disengketakan dan bahkan sempat menjadi medan bentrokan militer hampir lima tahun lalu. Situasi ini mengharuskan India untuk tetap waspada terhadap pembangunan militer Tiongkok dan meresponsnya dengan strategi pertahanan yang matang serta peningkatan kapabilitas militer yang lebih agresif. Oleh karena itu, sangat mungkin bahwa anggaran yang akan diumumkan besok akan mencakup alokasi khusus untuk memperkuat sektor pertahanan guna mengantisipasi ancaman yang semakin nyata ini.

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.