Jumat, November 8, 2024

Asupan Jiwa lewat Catatan Perjalanan

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
- Advertisement -

Catatan perjalanan (travel story) merupakan salah satu genre penulisan yang penting dan kuat untuk menembus batas-batas budaya dan membantu terciptanya dunia yang lebih toleran, terhubung dan penuh kasih.

Kisah perjalanan bukanlah ragam feature majalah tentang sebuah hotel mewah di Dubai dan bukan pula jurnalisme investigatif yang bersandar pada ‘hard fact‘ menyangkut ketidakadilan sosial, korupsi dan kemiskinan di negara-negara Dunia Ketiga. Ia merupakan bagian dari travel literature (“sastra perjalanan”) dengan sejumlah sub-genre semisal outdoor literature, exploration literature, adventure literature, nature writing, the guide book, dan juga cacatan kunjungan ke luar negeri.

Tulisan-tulisan yang masuk dalam genre kisah perjalanan sesungguhnya memberikan sumbangan yang besar bagi pemecahan isu-isu global. Cerita dapat menghubungkan, mempengaruhi, dan mengajak manusia, yang bermula dari pembaca, untuk berbuat sesuatu.

Cerita diberkahi dengan kekuatan untuk merangsang dan menegakkan kepedulian. Membuat orang peduli adalah benih-benih perubahan dan dorongan untuk bertindak. Ketika kita meminta seseorang untuk memberikan milik mereka—waktu, uang, keterampilan dan pikiran—untuk negara-negara miskin atau yang membutuhkan, yang kita lakukan biasanya adalah membuka hati mereka untuk peduli kepada orang-orang tidak pernah mereka temui.

Besar dugaan bahwa banyak orang dengan sepenuh hati melakukannya karena mereka menyadari bahwa kita adalah spesies yang sama. Kita adalah manusia. Namun demikian, boleh jadi adalah sejumlah pihak yang membutuhkan sesuatu yang berbeda, melebihi sekadar panggilan nurani.

Mungkin itu adalah cerita. Mereka akan menyumbang tatkala memiliki hubungan jiwa atau kontak batin dengan masyarakat tertentu hanya  setelah membaca kisah anak-anak di India yang memutuskan untuk menerima vaksinasi polio, kisah cinta kasih para keluarga di daerah konflik semisal Afghanistan dan Irak, atau cerita seorang anak sekolah berbakat di Nigeria. Mereka akhirnya peduli.

Seorang petualang sejati, turis humanis, backpacker global adalah orang-orang yang suka untuk memberikan sesuatu atau berkontribusi kepada masyarakat yang dikunjunginya. Ada begitu banyak cara untuk melakukan itu semua tatkala bepergian, seperti mendonorkan darah, mengunjungi rumah sakit atau sekolah, memberikan program pendidikan atau menjadi relawan.

Sebelum menjatuhkan pilihan sebagai penulis kisah perjalanan, Anda mungkin berpikir bahwa ‘tulisan saya jelek’. Lavinia Spalding, penulis Writing Away: A Creative Guide to Awakening the Journal-Writing Traveler (2009), mengatakan bahwa ia telah membaca lebih dari 600 esai perjalanan selama dua tahun dan menemukan 65 yang layak publikasi. Sebagian besar tulisan yang akhirnya layak terbit ditulis oleh wanita yang belum pernah menerbitkan tulisan sebelumnya.

Lebih lanjut ia menegaskan bahwa sebagai redaktur tentu ia mencari tulisan yang hebat, cerita yang hebat atau tokoh yang juga hebat. Namun pada saat yang sama, ia mengakui, bahwa ia pula memburu tulisan dengan ‘hati yang besar’—tulisan yang menyentuh jiwa, tulisan yang dikerjakan dengan hati.

Setiap orang dapat menulis cerita untuk mengundang kepedulian orang lain. Anda dapat memulai dari yang kecil. Caranya? Setiap kali Anda bepergian ke suatu tempat, bawalah buku catatan. Carilah seseorang yang kelihatan biasa saja, lalu tulislah kisahnya sepanjang empat paragraf. Bagikan cerita Anda ini ke 10 teman-teman terdekat via email, kirimkan ke berbagai kontes penulisan atau koran, atau sebarkan kisah ini lewat akun Facebook Anda. Facebook sekarang memiliki pengguna (user) melebihi jumlah penduduk Amerika Serikat.

- Advertisement -

Tidak mudah untuk menulis cerita dan menemukan orang-orang untuk membacanya. Apa yang kini menjadi langka adalah dorongan untuk membuat orang lain mau membaca cerita, membuat mereka terhubung dengan kisah-kisah perjalanan yang benar-benar mencerminkan makna serta berbagi dengan orang lain.

Terus terang, secara perlahan kita bertransformasi masyarakat yang dalam banyak hal menjadi tak lagi terhubung (disconnected society) secara fisiologis. Apa yang kita inginkan dapat ditemukan secara on-line, semua pertanyaan yang mendesak bisa didapati jawabannya dengan membuka smartphone atau tablet. Jika kita ingin membuat perubahan yang lebih nyata di dunia ini, kita harus menjadi warga yang saling terhubung (connected society).

Ada sebuah kisah menarik tentang pentingnya keterbuhulan jiwa dan raga. Seorang biksu Tibet terkenal kerap mengadakan perjalanan di kota-kota Amerika Serikat untuk mengajarkan meditasi. Sebelum meninggal, ia tak pernah mengizinkan sopirnya untuk membayar uang bensin di SPBU. Ia bersikeras bahwa mereka harus pergi bersama ke stasiun pengisian bahan bakar bersama-sama hanya untuk menciptakan kemungkinan momen hubungan manusia—mengobrol dengan kasir.

Sebagai seorang penulis kisah perjalanan, Anda harus menemui orang, mengajukan pertanyaan, dan berlaku peduli. Inilah yang akan melahirkan kesadaran dengan bela rasa yang tinggi. Anda akan mendapatkan pengalaman yang lebih kaya. Anda bukan saja menjadi duta negara Anda tapi orang-orang akan melihat Anda bukan hanya sebagai turis kebanyakan tapi sebagai seorang manusia yang penuh rasa ingin tahu, punya ketertarikan yang serius, atau bahkan bagian dari keluarga mereka.

Catatan perjalanan dapat mengajarkan kita bahwa seluruh dunia adalah satu keluarga besar. Kita merupakan kerabat. Anda dapat mengambil pelajaran itu dan mengajari orang lain. Anda dapat berbagi cerita sehingga orang-orang yang membacanya mulai memahami titik temu segenap warga dunia ini sehingga sisa-sisa peradaban yang sekarat seperti prasangka dan sikap apatis dengan mudah ditolak.

Ada 7 miliar penduduk dunia sekarang. Masing-masing memiliki sebuah cerita. Ketika Anda bepergian, dengarkan satu di antara mereka lalu ceritakanlah kepada teman, orang tua, keluarga atau pembaca. Semakin panjang Anda berjalan, semakin banyak asupan jiwa Anda.

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.