Jumat, Oktober 4, 2024

Ancaman Mega Gempa di Jepang

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Selama ini, memprediksi gempa bumi secara akurat adalah sebuah tantangan besar yang belum terpecahkan. Meskipun beberapa tanda-tanda awal dapat terdeteksi, belum ada metode yang dapat memberikan kepastian mengenai kapan dan di mana gempa bumi akan terjadi. Namun, Jepang, negara yang kerap dilanda gempa, tidak menyerah pada kenyataan ini. Mereka telah mengembangkan sebuah sistem baru yang bertujuan untuk memberikan peringatan dini sebelum gempa bumi melanda.

Seberapa efektifkah sistem baru ini? Masih terlalu dini untuk menyimpulkan, namun Jepang telah mengambil langkah berani dengan mengeluarkan peringatan pertama terkait potensi gempa bumi besar dengan magnitudo 8 hingga 9 pada skala Richter. Peringatan ini disertai dengan perkiraan probabilitas terjadinya gempa sebesar 70%, sebuah angka yang cukup mengkhawatirkan.

Pertanyaan besar yang kemudian muncul adalah: kapan tepatnya gempa ini akan terjadi? Dan apakah dunia perlu merasa cemas akan potensi bencana ini? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini masih belum pasti, namun langkah Jepang untuk mengembangkan sistem peringatan dini merupakan sebuah terobosan penting dalam upaya mitigasi risiko gempa bumi.

Laporan kami selanjutnya akan menyoroti fakta yang memilukan: antara tahun 1998 hingga 2017, gempa bumi telah merenggut lebih dari 750.000 nyawa di seluruh dunia, angka yang mewakili setengah dari total kematian akibat bencana alam. Gempa bumi, dengan sifatnya yang datang tiba-tiba dan seringkali tanpa peringatan, telah menjadi momok menakutkan bagi umat manusia.

Namun, Jepang, negara yang memiliki sejarah panjang dalam menghadapi gempa bumi, kini telah mengambil langkah berani dalam upaya mengurangi dampak bencana ini. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Jepang mengeluarkan peringatan resmi akan potensi terjadinya gempa bumi besar. Peringatan ini secara khusus menyoroti risiko gempa bumi dahsyat di sepanjang pantai Pasifik, sebuah ancaman yang begitu serius sehingga Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, bahkan membatalkan kunjungan kenegaraannya ke Asia Tengah.

Apa arti dari peringatan ini? Selama bertahun-tahun, memprediksi gempa bumi dengan akurat tetap menjadi tantangan yang belum terpecahkan oleh sains. Meskipun beberapa tanda-tanda, seperti perilaku hewan yang tidak biasa atau pola perubahan pada bebatuan, dapat memberikan petunjuk, namun belum ada metode yang dapat memberikan kepastian. Tragedi gempa bumi dan tsunami Tohoku pada tahun 2011, yang menewaskan hampir 20.000 orang, menjadi pengingat akan kekuatan destruktif gempa bumi dan mendorong Jepang untuk mengembangkan sistem baru dalam upaya memprediksi datangnya gempa.

Peringatan yang baru saja dikeluarkan ini merupakan hasil dari sistem baru tersebut, sebuah langkah bersejarah dalam upaya manusia untuk mengantisipasi bencana alam yang tak terduga ini. Lantas, apa isi dari peringatan tersebut dan bagaimana kita harus menyikapinya? Mari kita simak laporan selanjutnya.

Peringatan yang dikeluarkan Jepang berpusat pada zona subduksi Palung Nankai, sebuah wilayah rawan gempa yang terbentuk akibat pertemuan dua lempeng tektonik di Samudra Pasifik. Palung bawah laut yang membentang sepanjang 800 kilometer dari Shizuoka hingga ujung selatan Kyushu ini memiliki sejarah panjang sebagai sumber gempa bumi dahsyat. Pada tahun 1707, seluruh segmen Palung Nankai pecah secara bersamaan, menghasilkan gempa bumi terkuat kedua yang pernah tercatat.

Peringatan tersebut dengan gamblang menyatakan bahwa Jepang harus bersiap menghadapi kemungkinan gempa bumi dahsyat di masa depan yang berpotensi merenggut ratusan ribu nyawa. Pemerintah Jepang memperkirakan bahwa gempa bumi yang terjadi di sepanjang Palung Nankai ini bisa mencapai magnitudo antara 8 dan 9, dengan probabilitas terjadinya sekitar 70% dalam 30 tahun mendatang.

Potensi dampak dari gempa bumi semacam itu sangat mengerikan. Dalam skenario terburuk, diperkirakan 300.000 orang bisa kehilangan nyawa, sementara kerugian ekonomi bisa mencapai angka fantastis sebesar 13 triliun dolar AS. Infrastruktur vital juga berpotensi mengalami kerusakan parah.

Menghadapi ancaman yang begitu besar, apakah Jepang harus segera bersiap? Meskipun peringatan ini terdengar sangat mengkhawatirkan, perlu dicatat bahwa peringatan tersebut tidak mengindikasikan bahwa gempa bumi akan terjadi dalam waktu dekat. Meskipun kemungkinan terjadinya gempa lebih tinggi dari biasanya, tidak ada kepastian kapan tepatnya gempa besar akan melanda.

Namun demikian, peringatan ini menjadi pengingat penting bagi Jepang untuk tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana.

Meskipun peringatan mengenai potensi gempa besar telah dikeluarkan, pemerintah Jepang mengimbau masyarakat, terutama mereka yang tinggal di zona rawan gempa, untuk tetap tenang namun waspada. Tindakan pencegahan seperti mengamankan perabotan dan mengetahui lokasi tempat evakuasi terdekat sangat dianjurkan. Selain itu, setiap rumah tangga diharapkan memiliki perlengkapan darurat untuk menghadapi situasi bencana.

Jepang, yang sering menyebut gempa besar sebagai “yang besar”, telah lama menyadari potensi ancaman ini. Namun, peringatan terbaru ini bukanlah tanda bahwa bencana akan segera terjadi. Meskipun kewaspadaan tetap diperlukan, kepanikan tidak akan membantu. Pemerintah Jepang berkomitmen untuk terus memantau situasi dan memberikan informasi terbaru kepada masyarakat, sehingga mereka dapat menghadapi potensi gempa bumi dengan persiapan yang matang dan tenang.

Donny Syofyan
Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.