Novel-novel yang ada pada tahun 2000-an memiliki tema yang berbeda dari tahun sebelumnya. Seringkali topik pembicaraannya tidak hanya tentang romansa, tetapi juga dapat mengangkat keadaan psikologis seseorang serta realitas sosial dan masyarakat. Selain itu, karakter tokoh dalam novel tahun ini juga lebih beragam, seperti ada yang orang dewasa (menikah), dan permasalahan yang dibahas bisa masalah keluarga atau rumah tangga.
Pintu Terlarang karya Sekar Ayu Asmara diterbitkan pertama kali pada tahun 2004 dan telah dicetak beberapa kali serta memiliki 232 halaman. Novel tersebut juga pernah diangkat menjadi film oleh Joko Anwar pada tahun 2009. Dalam novel ini, konflik batinlah yang menonjol, sehingga ada beberapa misteri yang harus diungkap. Cerita ini dibuka dengan cerita yang tragis. Dimana seorang anak kecil sedang mengalami penyiksaan dari orangtuanya sendiri. Cerita ini dibagi menjadi beberapa bagian, tetapi semuanya saling terkait.
Novel ini menceritakan tentang seorang anak kecil (gambir) yang mengalami penyiksaan dan penganiayaan yang dilakukan oleh orangtuanya (Melati dan dr. Koentoro). Ia pernah ditendang, ditenggelamkan, di paksa makan kecoa, dan penganiayaan lainnya. Hal ini membuat sang anak menjadi menyendiri dan lama kelamaan membuat ia berimajinasi bahwa ia bukanlah dirinya untuk menghilangkan penderitaannya.
Akhirnya ia membunuh orangtuanya dan memotong tangan kirinya. Ketika hendak menggorok lehernya sendiri tetangganya melihat hal tersebut dan membawa gambir ke rumah sakit jiwa.
Ketika di rumah sakit jiwa gambir berimajinasi menjadi seorang pematung yang sukses. Gambir juga berkhayal memiliki ibu, saudara, dan teman yang baik. Ia juga berimajinasi sudah menikah dan memiliki istri yang cantik bernama talyda.
Dalam pernikahannya ini banyak rahasia yang disembunyikan talyda seperti talyda membuat perjanjian dengan sebuah klinik, hubungan talyda dengan pria lain,dan gambir dilarang membuka sebuah pintu yang ada di studio karena jika gambir membukanya maka ia akan kembali pada kenyataan yang menyedihkan. Hingga akhirnya gambir mengetahui rahasia yang disembunyikan talyda. Ia membunuh talyda dan mengambil kunci tersebut serta membuka pintu terlarang itu.
Kisah gambir yang dianiaya oleh kedua orangtuanya itu membuat ranti tertarik untuk membuat sebuah artikel. Ranti adalah seorang wartawati dari majalah metropolitan. Saat itu ranti berkencan dengan seorang pria bernama dino, ia adalah duda yang memiliki anak bernama edo.
Ranti semakin terobsesi membuat artikel mengenai seorang pria yang sakit jiwa karena dianiaya orangtuanya dan diisolasi selama 18 tahun. Ternyata ranti menemukan dion yang ternyata adalah seorang ayah yang menganiaya ankanya sendiri. Akhirnya dion ditangkap oleh polisi dan edo meninggal. Ranti akhirnya mengungkapkan bahwa pria tersebut adalah gambir.
Terdapat beberapa tokoh yang mencolok di dalam novel ini. Tokoh utama dalam novel ini yaitu gambir. Gambir adalah seorang anak yang ketika masih kecil mengalami kekerasan dan penganiayaan dari ayah dan ibunya. Hal ini menyebabkan dia mengalami gangguan psikologis dan kejiwaan sehingga sering berkhayal atau berimajinasi. Melati dan Koentoro adalah orangtua gambir, ia memiliki watak yang temperamental terhadap anaknya. Talyda adalah wanita cantik, seksi, sempurna, dan galak.
Menik adalah ibu khayalan gambir yang lemah lembut. Damar dan Menur adalah adik khalayan gambir. Dion adalah seorang photographer. Edo adalah anak kecil yang merasa sedih ditinggal ibunya. Dan ranti adalah seorang jurnalis yang mengangkat kehidupan lelaki di rumah sakit jiwa dalam majalah metropolitan.
Alur dalam novel ini adalah alur inkonvesional, hal ini menyababkan novel ini menjadi sulit dipahami. Mungkin jika dibaca dengan tidak serius akan membuat bingung. Dalam alur ini awalnya menceritakan kehidupan gambir saat kecil, lalu kehidupan gambir dalam khayalan, hingga akhirnya menceritakan kehidupan gambir dalam dunia nyata. Dimana dalam dunia nyata gambir adalah seorang pasien rumah sakit jiwa yang telah diisolasi selama 18 tahun.
Gaya bahasa dalam novel ini adalah menggunakan bahasa sehari-hari sehingga mudah dipahami. Sudut pandang yang digunakan adalah orang ketiga diluar cerita, karena pengarang hanya menceritakan kisah tokoh tanpa terlibat dan tidak ada hubungannya degan cerita yang ditulis.
Menurut saya amanat dari novel ini adalah untuk tidak mendoktrin bahwa kekerasan yang dilakukan oleh orangtua adalah sebuah bentuk kasih sayang. Banyak cara yang bisa dilakukan sebagai bentuk ungkapan kasih sayang. Dan juga stop kekerasan pada anak, karena tanpa disadari kekerasan kepada anak dapat mengganggu kesehatan jiwa seseorang dan memberikan dampak buruk bagi pelaku dan juga korban kekerasan atau penganiayaan.
Jadi sebenarnya cerita mengenai pematung sukses bersama istrinya itu hanyalah imajinasi yang dibuat oleh gambir. Gambir berimajinasi bahwa ia adalah bukan dirinya melainkan menjadi orang lain dan seakan-akan hidup bahagia hanya untuk menghilangkan penderitaannya. Menurut saya pribadi novel ini sangat bagus dan memberikan pelajaran yang sangat penting. Cerita ini sangat menarik untuk kehidupan saat ini. Dimana pada saat ini banyak sekali terjadi kekerasan yang dialami oleh banyak orang. Dari novel ini kita tahu bahwa kekerasan atau penganiayaan sangat memberikan dampak buruk bagi psikologis dan kejiwaan seseorang.
Ketika melakukan apresiasi sastra suatu karya, mungkin setiap orang memiliki pemahaman dan pandangan yang berbeda-beda mengenai kelebihan dan kekurangan suatu karya. Pendapat saya, mengenai kelebihan novel Pintu Terlarang ini adalah novel ini menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami. Latar yang diberikan juga sangat cocok dengan ceritanya. Ceritanya sangat bagus dan tidak mudah ditebak sehingga membuat penasaran bagi pembaca. Namun menurut saya ada kekurang dari novel ini yaitu 3 narasi yang diberikan secara berurutan oleh penulis membuat ceritanya menjadi agak sulit dipahami. Susunan cerita ini membuat pembaca kesulitan dalam memahami isi cerita.