Jakarta, 22/8 – Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menilai pembelian 11 pesawat tempur Sukhoi Su-35 Flanker E dari Rusia, tidak akan mempengaruhi hubungan militer Indonesia dengan Amerika Serikat (AS).
“Tidak ada (pengaruh),” ujar Ryamizard di Kantor Kemenhan, Jakarta, Selasa.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu juga menampik bahwa akan ada potensi embargo militer yang dilakukan AS terhadap Indonesia, karena memilih alat peralatan pertahanan keamanan (Alpalhankam) dari Rusia.
“Tenang, gak akan ada apa-apa,” tutur dia pula.
Menhan kemudian menjelaskan hubungan militer Indonesia dengan AS saat ini berlangsung baik. “Kita dengan AS baik-baik,” tegasnya.
Hal itu dibuktikan dengan adanya tawaran penjualan pesawat dari AS kepada Indonesia, ketika Presiden RI Joko Widodo bersama rombongan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Hamburg, Jerman, pada 7-8 Juli 2017.
Padahal, saat itu Indonesia diketahui sudah “melirik” Sukhoi Su-35 Flanker E sejak 2015, terang Ryamizard lagi.
Bahkan, menurut Menhan, tawaran kerja sama jual-beli pesawat kepada Indonesia tidak hanya datang dari AS, tapi juga pernah diajukan oleh China.
“Negara lain semua nawarkan, tidak ada masalah. Makanya kita dengan semua orang baik-baik. Jangan cari-cari musuh, tidak ada untungnya mencari musuh. Satu musuh terlalu banyak, seribu kawan masih terlalu sedikit,” tuturnya.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia telah sepakat membeli 11 pesawat tempur Sukhoi Su-35 Flanker E dari Rusia dengan nilai mencapai 1,14 miliar dolar Amerika Serikat. Pembelian pesawat ini untuk menggantikan pesawat F-5E/F Tiger II guna meningkatkan pertahanan dan keamanan di dalam negeri.
(Sumber: Antara)