Sepadan dengan namanya, Mr Kasman Singodimedjo dikenal sebagai ‘Singa Pelobi’ ulung, “penyelamat” Republik ini yang nyaris tidak jadi lahir karena perpecahan di BPUPKI terhadap isi Piagam Jakarta. Kasman berhasil melobi dan menengahi tarik-menarik simbolik dalam Undang-undang 1945 yang sesungguhnya tidak meniadakan substansi yang dikandungnya.
Penggantian tujuh kata “dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluknya” dengan Ketuhanan yang Maha Esa merupakan langkah cerdas. Kasman yang dikemudian hari terbukti mampu menghindarkan Islam dari kepentingan-kepentingan politik partisan.
Hal tersebut juga menguatkan kematangan umat Islam untuk memiliki self control dalam mekaksanakan Syariat secara mandiri tanpa perlu kontrol negara. Kematangan inilah yang mampu mewujudkan negosiasi harmonis Islam dan demokrasi pada masyarakat Muslim terbesar di dunia tanpa terjebak dengan politik identitas keagamaan.
Penundaan gelar Pahlawan Nasional bagi Mr Kasman Singodimejo selama enam tahun sejak 2012 dipandang tidak pada tempatnya dan mendapat perhatian khusus dari Presiden Joko Widodo mengingat jasa besarnya bagi bangsa dan negara ini.
Oleh sebab itu, pada tanggal 8 November 2018, nama Mr Kasman Singodimedjo dari Kabupaten Purworejo berada dalam deretan Pahlawan Nasional lainnya yang dianugerahkan Presiden Joko Widodo, yaitu: Abdurrahman Baswedan (Yogyakarta), Ir. H. Pangeran Mohammad Noor (Kalimantan Selatan), Agung Hajjah Andi Depu (Sulawesi Barat), Depati Amir (Bangka Belitung), Syam’un (Banten).
Bagi generasi saat ini, Kasman adalah teladan dan panutan karena ia adalah seorang tokoh yang aktif di berbagai organisasi. Ia aktif di Jong Java (Perkumpulan Pemuda Jawa), Jong Islamiten Bond (Organisasi Pemuda Islam), Masyumi dan Muhammadiyah.
Di samping itu, Kasman pernah menjadi Komandan Pembela Tanah Air (PETA). Salah satu peran penting Kasman Singodimedjo dalam kemerdekaan Indonesia, adalah ketika ia bertanggung jawab terhadap pengamanan pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan.
Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada Mr Kasman Singodimedjo oleh Presiden Joko Widodo semakin mengokohkan pengakuan Negara Republik Indonesia terhadap peran dan sumbangsih Muhammadiyah melalui Pahlawan Nasional dari Muhammadiyah seperti Panglima Besar Jenderal Sudirman, KH Ahmad Dahlan. Nyai Walidah Dahlan dan Ki Bagus Hadikusumo dalam memperjuangkan, mempertahankan dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia. Tentu deretan ini akan diperpanjang oleh tokoh kemerdekaan lain seperti KH Abdoel Kahar Moezakir sebagai salah satu panitia sembilan BPUKPI.,
Sumbansih kebangsaan Muhammadiyah bukan saja diwujudkan dalam bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, melainkan juga pada bidang politik kebangsaan.
Tim Staf Khusus Presiden RI Bidang Keagamaan Tingkat Internasional