Gagasan tentang ”ruang batin Indonesia” dalam buku Suaka-Suaka Kearifan karya Riki Dhamparan Putra, bakal dibahas oleh sejumlah cendekiawan pada acara peluncuran dan diskusi buku, Minggu 14 Juli 2019, pukul 10.00-13.00 WIB di Auditorium Perpustakaan Nasional RI, Jakarta Pusat.
Pembicara yang akan hadir dalam bedah buku ini adalah Andrinof A Chaniago (Dosen FISIP Universitas Indonesia), Titi Anggraini (Direktur Perludem) dan Desvian Bandarsyah (Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Hamka, Jakarta).
Menurut ketua panitia, Abdullah Sumrahadi diskusi buku ini diselenggarakan atas kerjasama Jaringan Intelektual Berkemajuan dengan Direktorat Kesenian Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional RI, yang bertujuan untuk meningkatkan gairah berkebudayaan masyarakat melalui produktifas dunia kepenulisan dan pemikiran.
Menurut Abi, dalam konteks kebudayaan yang sedang mengalami masa inkubasi seperti sekarang, gerak kebudayaan mesti diperkaya dengan dialog yang kontemplatif, agar dinamika tidak berjalan seperti sebuah pentas monolog.
Untuk itu, pemikiran-pemikiran dan kesaksian-kesaksian dari para pegiat seni budaya dan para penekun sastra yang telah mereka sampaikan melalui buku-buku yang mereka terbitkan, merupakan bahan utama bagi kita untuk berkontemplasi dan berdialog.
Daya orisinil dalam buku Suaka-Suaka Kearifan karya Riki Dhamparan, merupakan bahan kontemplasi dan dialog yang baik dan perlu diapresiasi oleh masyarakat luas. Untuk itu, ia mengajak masyarakat menghadiri acara tersebut sembari bertamasya ke Perpustakaan Nasional di hari libur.
Lebih jauh, Deklarator JIB dan Peneliti Senior MAARIF Institute, David Krisna Alka ketika dimintai tanggapannya mengatakan, keistimewaan buku Suaka-Suaka Kearifan yang akan dibahas nanti ada pada sudut pandang penulisnya yang berbeda dari kebanyakan penulis.
Menurut David Krisna Alka, esai-esai dalam buku Riki ini sangat menarik karena melihat kebudayaan dari sisi batin. Itu pekerjaan yang sulit, tetapi Riki Dhamparan Putra mampu melakukannya.