Puncak peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) ke-53 dan Festival Literasi Indonesia 2018 berlangsung di Deli Serdang, Sumatera Utara, 6-9 September 2018. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam acara ini memberikan penghargaan kepada 4 kabupaten/kota yang telah berhasil dalam penuntasan buta huruf: Kabupaten Deli Serdang (Sumatera Utara), Kabupaten Pasuruan (Jawa Timur), Kabupaten Bogor (Jawa Barat) dan Kota Tegal (Jawa Tengah).
Dalam sambutannya Mendikbud menjelaskan, tema peringatan HAI tahun 2018 ”Mengembangkan Keterampilan Literasi yang Berbudaya” merupakan inspirasi tentang kesungguhan dan komitmen untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan layanan pendidikan keaksaraan sebagai fondasi gerakan pemberdayaan masyarakat, bukan sekedar penuntasan buta aksara semata tetapi juga untuk menumbuhkembangkan keaksaraan dalam arti yang lebih luas.
Keberaksaraan atau literasi yang dirumuskan oleh World Economic Forum (2016), merupakan kecakapan orang dewasa abad 21. Terdapat enam literasi dasar yang harus dikuasai oleh setiap orang dewasa, yakni: baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, serta budaya dan kewargaan.
Sehari sebelumnya, dalam acara malam sekapur sirih kegiatan ini, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Dirjen PAUD dan Dikmas) Harris Iskandar, menjelaskan bahwa Indonesia telah membuktikan keberhasilan dengan mencapai prestasi melebihi target Pendidikan untuk Semua (PUS), dan 23 provinsi sudah berada di bawah angka nasional masyarakat buta aksaranya.
Kini, masih terdapat 11 provinsi memiliki angka buta huruf di atas angka nasional yaitu Papua (28,75 persen), NTB (7,91 persen), NTT (5,15 persen), Sulawesi Barat (4,58 persen), Kalimantan Barat (4,50 peren), Sulawesi Selatan (4,49 persen), Bali (3,57 persen), Jawa Timur (3,47 persen), Kalimantan Utara (2,90 persen), Sulawesi Tenggara (2,74 persen), dan Jawa Tengah (2,20 persen).
Jika dilihat dari perbedaan gender, tampak bahwa perempuan memiliki angka buta aksara lebih besar jika dibandingkan dengan laki-laki dengan jumlah, yakni 1.157.703 orang laki-laki, dan perempuan 2.258.990 orang.
Firman Hardiansah, Ketua Umum Forum TBM membacakan rekomendasi pada puncak peringatan Hari Aksara Internasional ini. Delapan rekomendasi literasi untuk Mendikbud dari Forum Taman Bacaan Masyarakat (Forum TBM) dan penggiat literasi itu sebagai berikut:
1. Menyesuaikan istilah “International Literacy Day” yang digagas UNESCO diperingati setiap tanggal 8 September dari “Hari Aksara Internasional” menjadi “Hari Literasi Internasional”.
2. Mempertahankan dan terus meningkatkan program-program literasi yang sudah dilakukan oleh Direktorat Jenderal PAUD dan Dikmas bersama Forum TBM: Gerakan Indonesia Membaca, Kampung Literasi, Residensi Bagi Pengelola TBM dan penggiat literasi.
3. Memperbanyak lokasi dan jumlah peserta residensi bagi pengelola TBM dan penggiat literasi sebagai upaya peningkatan kapasitas dan saling berbagi inspirasi di antara sesama pengelola TBM dan penggiat literasi.
4. Menerbitkan regulasi terkait TBM sebagai payung hukum untuk meningkatkan perkembangan gerakan literasi di tanah air.
5. Mewajibkan Unit PelaksanaTeknis (UPT) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di setiap provinsi untuk menyelenggarakan kegiatan Festival Literasi di daerah bersama Forum TBM dan penggiat literasi, minimal satu tahun satu kegiatan.
6. Memberikan penghargaan untuk kepala desa/kabupaten yang memiliki keberpihakan pada perkembangan gerakan literasi di daerahnya masing-masing.
7. Mendorong lahirnya inovasi dan kreativitas pengembangan gerakan literasi di setiap daerah melalui program kompetisi inovasi dan kreasi literasi.
8. Mendorong terjadinya sinergi dan kolaborasi antara Gerakan Literasi Sekolah, Gerakan Literasi Keluarga dan Gerakan Literasi Masyarakat.
