Komite Pengurangan Bensin Bertimbal (KPBB) menyatakan, premium dan solar yang dijual di SPBU tidak memenuhi syarat untuk kendaraan standar Euro 2 sejak 2007. Akibatnya,
risiko kerusakan kendaraan bermotor di Indonesia lebih besar.
“Kualitas BBM kita itu tidak memenuhi engine requirement. Buktinya, kendaraan yang menggunakan dua jenis BBM tersebut mengalami masalah pada mesin dan busi. Karenanya harus diganti dalam rentan waktu tiga bulan. Hal ini yang menyebabkan kerugian ekonomi terhadap masyarakat,” kata Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Syafrudin di Jakarta, Jumat (26/2).
Karenanya, menurut Safrudin, masyarakat harus kritis dalam menggunakan BBM. Pasalnya, apabila tetap menggunakan premium dan solar dengan kualitas rendah, itu akan berdampak pada kerugian materil dan kerusakan kendaraan bermotor.
Dalam agenda penerapan standar emisi di negara-negara ASEAN, Indonesia akan menerapkan Euro 4 pada 2018. Sedangkan Malaysia sudah menerapkan standar Euro 4 pada 2016 dan Vietnam pada 2017. “Penerapan kualitas BBM terlambat, kualitas kendaraan juga terlambat. Kita selalu terlambat dari negara tetangga.”
Selain itu, pihaknya sudah memberitahukan kepada Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) soal kualitas BBM di Indonesia. Namun, mereka tidak mempermasalahkannya. Menurut Safrudin, industri otomotif terlalu pragmatis karena hanya berpikir keuntungan saja.
“Cara pikir mereka itu kan untung. Untuk apa susah-susah produksi kendaraan dengan kualitas bagus, jika produk lama aja masih laku di Indonesia,” kata Safrudin. Bahkan, anggota Gaikindo meminta pemerintah menurunkan biaya masuk spare part impor mobil untuk memuluskan rencana mereka dalam produksi kendaraan di Indonesia.
Safrudin mengingatkan Gaikindo berhati-hati, karena industri otomotif Thailand akan terus menguasai pasar di Asia Tenggra bahkan menjual produknya lebih besar lagi ke pasar Indonesia. Sebaliknya, Gaikindo tidak bisa menjual ke pasar Asia Tenggara karena kualitasnya di bawah standar mereka. “Industri otomotif kita terpuruk di Asia Tenggara. Bahkan anggota Gaikindo bisa gulung tikar,” kata Safrudin.