Sabtu, April 27, 2024

Tercorengnya Semangat Kerukunan dan Toleransi

Ilustrasi pengendara sepeda motor melintas di depan bangunan masjid An Namira yang letaknya berdampingan dengan Gereja Protestan di perkampungan nelayan pantai Lakban, Desa Ratatotok, Kecamatan Ratatotok, Ratahan, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Minggu (24/5). Tempat beribadah yang letaknya berdampingan merupakan bentuk kerukunan umat beragama di daerah Minahasa Tenggara yang penduduknya mayoritas beragama Kristen Protestan/ ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Ilustrasi pengendara sepeda motor melintas di depan bangunan masjid An Namira yang letaknya berdampingan dengan Gereja Protestan di perkampungan nelayan pantai Lakban, Desa Ratatotok, Kecamatan Ratatotok, Ratahan, Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara, Minggu (24/5). Tempat beribadah yang letaknya berdampingan merupakan bentuk kerukunan umat beragama di daerah Minahasa Tenggara yang penduduknya mayoritas beragama Kristen Protestan/ ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Semangat kerukunan antar umat beragama di Indonesia kembali tercoreng akibat insiden yang terjadi di Karubaga – Tolikara, Provinsi Papua. Insiden kekerasan ini terjadi ketika umat Muslim sedang melakukan Shalat Ied pada Hari Raya Idul Fitri, Jumat (17/7).

Dalam hal ini, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Henriette Hutabarat menyampaikan penyesalannya atas kejadian yang menimpa umat Muslim di Tolikara. PGI menyampaikan hal ini dalam kapasitasnya sebagai lembaga yang menaungi Gereja Injil di Indonesia (GIDI). Anggota lembaga gereja ini diduga melakukan penyerangan terhadap umat Muslim yang sedang melakukan Sholat Ied di halaman Komando Rayon Militer (Koramil) 1702/JWY

“Peristiwa ini amat memprihatinkan karena tidak mencerminkan semangat kerukunan yang terus ditumbuhkan bersama di Tanah Air,” ungkap Henriette.

Banyak pihak yang menilai kejadian ini mencerminkan semangat toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Indonesia belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Masih banyak masyarakat yang belum memiliki pola pikir sehat sehingga belum bisa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

PGI juga menjelaskan  tindak kekerasan dalam bentuk dan alasan apa pun tidak dibenarkan perbuatannya karena melukai citra bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi persatuan dalam keberagaman.

“Indonesia adalah negara kesatuan, sehingga untuk memelihara keutuhan itu tidak boleh ada satu kelompok pun yang mengkapling satu daerah tertentu sebagai daerahnya,” kata Henriette.

PGI bersama Dirjen Bimbingan Masyarakat Kristen Kementerian Agama dan Persekutuan Gereja-gereja Lembaga Injil Indonesia (PGLII) meminta agar penyelesaian peristiwa kekerasan ini dengan menegakkan hukum yang adil.

Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo menghimbau agar seluruh masyarakat, khususnya di Kabupaten Tolikara dan sekitarnya, untuk tidak terpancing emosi setelah kerusuhan yang terjadi. Ia juga menghimbau untuk waspada terhadap provokator yang mencoba menambah panjang masalah antar agama ini.

“Masyarakat tidak perlu emosi dan terpancing situasi. Kemendagri yakin aparat keamanan mampu mengatasi masalah tersebut dengan cepat dan baik,” kata Tjahjo.

Masyarakat Indonesia diharapkan untuk memandang peristiwa ini sebagai sebuah pelajaran akan perlunya semangat toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri dari berbagai suku dan agama. Oleh karena itu, diperlukan semangat kerukunan dan toleransi demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. [*]

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.