Bank Indonesia mewaspadai dampak dari penurunan harga saham di bursa Tiongkok terhadap Indonesia. Ini dilakukan karena negara tersebut merupakan negara pendorong pertumbuhan ekonomi dunia dan merupakan salah satu mitra utama perdagangan Indonesia.
“Kalau koreksinya tajam itu bisa ada dampak dan harus diantisipasi karena ada risiko interconnected antara negara,” kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta.
Ia mengatakan, pertumbuhan pasar modal di Tiongkok sangat mengagumkan. Sehingga meskipun tergerus sampai 30 persen sejak 12 Juni silam, jumlahnya masih relatif tinggi jika dibandingkan pertumbuhan selama setahun terakhir.
Namun, penurunan pertumbuhan tersebut tidak hanya berdampak ke Tiongkok sendiri, tetapi juga berpengaruh besar terhadap Indonesia dan dunia seperti yang ditunjukkan dengan melemahnya harga komoditas dunia karena menurunnya permintaan dari Tiongkok. “Studi kita kalau pertumbuhan ekonomi Tiongkok sampai tergerus 1 persen, dampak ke pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa 0,4-0,6 persen,” katanya. (ANTARA)
