![Pedagang membawa spanduk bertuliskan "Save Rupiah" di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/3). Dalam aksi itu pedagang berharap pemerintah segera mengambil kebijakan yang tepat untuk menyelamatkan perekonomian rakyat kecill karna sejak satu minggu rupaih terus melemah dan berkisar pada 13.000 per satu dollar AS. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho](https://geotimes.co.id/wp-content/uploads/2015/03/kampanye-rupiah-e1426148185771.jpg)
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, pada Kamis pagi belum bergerak nilainya atau stagnan pada posisi Rp 13.370 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini masih dalam tekanan, meski isu utang Yunani sudah mereda. “Rupiah diperkirakan hari ini masih dalam tekanan pelemahan,” katanya.
Indikator pertumbuhan domestik yang masih belum membaik menjadi dominan mendorong sentimen negatif yang masih menguasai pasar. Ia mengatakan inflasi yang relatif rendah di sepanjang bulan Ramadan justru tidak dibaca sebagai pencapaian, melainkan indikator tambahan jika saat ini daya beli tertekan.
Sementara itu, euforia tercapainya kesepakatan antara Yunani dan Uni Eropa serta dilunasinya utang kepada IMF, mulai ditekan oleh penolakan parlemen Yunani terhadap agenda reformasi yang disyaratkan oleh Troika.(ANTARA)