Sebanyak 1.022 orang warga menderita penyakit akibat polusi asap kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau.
“Itu jumlah dari awal bulan Juli ini dimana kabut asap makin pekat,” kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Andra, di Pekanbaru, Senin.
Mereka menderita Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) sebanyak 757 orang. Banyak juga warga terkena iritasi kulit yakni sebanyak 160 orang, iritasi mata 50 orang, pneumonia 26 orang dan asma 29 orang. Jumlah penderita meningkat karena dalam beberapa hari terakhir kualitas udara terus memburuk hingga ke level “Tidak Sehat” di Kota Pekanbaru.
“Dari laporan yang masuk, banyak warga yang sakit di daerah yang terdapat banyak titik api seperti Kabupaten Rokan Hilir, Bengkalis, Kota Dumai, dan Pekanbaru,” katanya.
Asap dari kebakaran lahan dan hutan sangat berbahaya bagi makhluk hidup, terutama manusia karena mengandung partikel debu yang kecil yang bisa mengakibatkan gangguan pada saluran pernafasan serta iritasi mata dan kulit.
Karena itu, pemerintah menghimbau agar warga mengurangi aktivitas di luar ruangan terutama pada balita, ibu hamil, ibu menyusui, lansia dan warga berpenyakit khusus.
“Marilah kita berperilaku hidup sehat, jangan bakar lahan dan jangan ke luar rumah kalau memang tidak perlu. Masyarakan diharapkan banyak minum, dan gunakan masker kalau terpaksa keluar rumah,” katanya.
Dinas Kesehatan Pemprov Riau telah menyiapkan stok 50 ribu masker untuk disalurkan ke seluruh kabupaten/kota.
“Namun, sejauh ini belum ada permintaan dari kebupaten/kota mungkin karena kabut asap sudah jadi langganan tiap tahun sehingga masing-masing pemerintah mengalokasikan di APBD untuk pengadaan masker,” katanya.
Warga yang sakit bisa berobat di Puskesmas dengan menggunakan layanan BPJS.
“Dinas kesehatan juga membuka posko kesehatan di jalur mudik, maupun posko bencana asap,” kata Andra. (Antara)