Sabtu, Mei 4, 2024

Polri Meneliti Penyebab Kecelakaan di Tol Cipali

Sejumlah kendaraan melintasi Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) di Subang, Jawa Barat, Selasa (16/6). Jalan tol terpanjang se-Indonesia dengan jarak 116, 75 kilometer tersebut telah dibuka untuk umum dan diharapkan mampu mengurangi kemacetan di jalur pantura pada saat mudik lebaran / ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo
Sejumlah kendaraan melintasi Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) di Subang, Jawa Barat, Selasa (16/6). Jalan tol terpanjang se-Indonesia dengan jarak 116, 75 kilometer tersebut telah dibuka untuk umum dan diharapkan mampu mengurangi kemacetan di jalur pantura pada saat mudik lebaran / ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo

Kepolisian Republik Indonesia sedang melakukan penelitian sejumlah kecelakaan di Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) Jawa Barat termasuk kecelakaan yang merenggut korban tewas hingga tujuh orang pada Senin, kemarin.

“Masih dilakukan penelitian, sekarang diproses, didalami apa sebenarnya penyebab kecelakaan yang paling utama,” kata Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.

Kapolri menyebutkan penyebab kecelakaan di ruas tol yang diresmikan pengoperasiannya oleh Presiden Jokowi pada 13 Juni lalu itu bisa karena faktor struktur jalan, faktor rambu-rambu atau mungkin juga faktor manusianya.

Sejak diresmikan polisi mencatat sudah lebih dari 30 kecelakaan terjadi di ruas tol itu. Padahal Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono bahwa ruas tol itu sudah layak operasi.

“Memang bisa saja sebagian karena human error tapi kan tidak bisa kita sama-ratakan semua dari ujung ke ujung itu karena human error. Mungkin ada tempat-tempat tertentu yang memang perlu penelitian lebih lanjut,” katanya.

Kapolri berharap penelitian terhadap berbagai kecelakaan termasuk pada Senin kemarin dapat diselesaikan dalam tiga hari sehingga dapat diketahui penyebabnya.

“Banyak hal yang ingin diketahui dari penelitian itu, penyebab kecelakaan itu sebenarnya apa. Mungkin dari struktur jalan tidak ada masalah tetapi dari jarak pandang, lokasi sekitarnya, itu semua juga mempengaruhi,” katanya.

Ia mengaku di sejumlah lokasi masih perlu penambahan rambu lalu lintas seperti di jalan yang menikung.

“Harus ada rambu-rambu, paling tidak ‘spotlight’ yang memberikan arah jalan ini menikung. Menikung itu kadang tidak terasa, tetapi dalam kondisi kecepatan tinggi, bisa terbawa badan kendaraan keluar dari jalan,” katanya.

“Juga jangan memaksakan ingin cepat sampai di tujuan karena bagaimana pun kondisi ketahanan tubuh dalam mengendarai kendaraan itu pasti ada batasnya. Tidak mungkin terus-terusan tanpa istirahat,” katanya.

Kapolri juga meminta pengemudi menaati peraturan lalu lintas dan aturan kecepatan. “Aturan kecepatan juga kadang dilanggar karena mungkin lenggang dan lalu lintas tidak padat sehingga kecepatan bisa melebihi yang ditentukan,” kata Kapolri Badrodin Haiti. (Antara)

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.