Palang Merah Indonesia (PMI) mengakui adanya penurunan pendonor darah selama Ramadan. Tak ayal jika pada hari biasa terdapat 14 hingga 16 unit mobil yang keluar untuk donor darah tetapi selama puasa hanya 6 mobil yang keluar, kata Salimar Salim, Kepala Unit Donor Darah PMI DKI Jakarta.
Hal ini berakibat stok darah di bulan Ramadhan mulai menipis dan berpengaruh terhadap pelayanan rumah sakit di beberapa daerah. PMI Kabupaten Lebak dan Rangkasbitung mengakui bahwa kekurangan stok darah mengurangi kualitas pengobatan pasien di RSUD Adjidarmo – Rangkasbitung.
“Saat ini persediaan darah hanya mencukupi untuk kebutuhan selama sepekan ke depan,” ungkap Ade, Pelaksana Harian Unit Transfusi Darah PMI Kabupaten Lebak.
Ia juga mengungkapkan hanya tersedia 350 kantong darah selama bulan puasa, sementara permintaan kantung darah di Kabupaten Lebak justru meningkat sebanyak 40 hingga 50 kantung dengan isi 250 CC. Jumlah itu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan darah selama bulan Ramadan dan dinilai akan berbahaya bagi pengobatan dan kebutuhan pasien akan darah.
Kekurangan stok darah di PMI daerah membuat mereka harus mencari darah ke PMI Pusat atau PMI DKI Jakarta. Namun, PMI DKI Jakarta mencatat kebutuhan darah di DKI mencapai 1000 hingga 1100 kantung per hari, tetapi selama bulan puasa hanya terkumpul sebanyak 300 hingga 400 kantung per hari. Hal ini juga disebabkan menurunnya pendonor darah sebanyak 70%selama bulan puasa.
Pihak PMI DKI Jakarta memiliki stok kantung darah sebanyak 7000 kantung yang disediakan sebelum bulan puasa. Namun hal ini tidak akan cukup mengingat kebutuhan darah yang besar sedangkan pendonor darah menurun drastis. Permintaan daerah akan kantung darah juga dikhawatirkan tidak akan tercukupi mengingat persediaan kantung darah di pusat yang masih kurang.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, stok darah yang harus disediakan oleh PMI yaitu minimal 2 hingga 2,5% dari jumlah penduduk. Jika penduduk DKI Jakarta berjumlah hampir 10 juta jiwa, maka darah yang harus tersedia kurang lebih 200 ribu kantung darah.
Kantung darah yang dibutuhkan oleh PMI DKI Jakarta sekitar 30.000 kantung setiap bulan atau 1.000 kantung darah per hari. Jumlah ini masih sangat jauh jika PMI hanya menyedikan sekitar 7.000 kantung darah selama Ramadan.
PMI harus lebih memanfaatkan masyarakat yang tidak melakukan ibadah puasa untuk melakukan donor darah. Seperti kegiatan yang dilakukan PMI Yogyakarta yang banyak melakukan donor darah di gereja dan vihara. Selain itu, donor darah juga banyak dilakukan pada malam hari setelah waktu berbuka puasa.
“Untuk kegiatan donor darah di malam hari kami bekerja sama dengan komunitas muslim untuk membuka gerai donor darah di sejumlah masjid,” ungkap Warjiyani, Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Palang Merah Indonesia (PMI) Daerah Istimewa Yogyakarta. Solusi ini dinilai cocok untung menunjang kebutuhan darah di pusat maupun di daerah.[*]