Pemerintah terus berupaya mempercepat pembangunan berbagai infrastruktur dengan memaksimalkan penggunaan anggaran dari berbagai sumber pembiayaan. Tak terkecuali pinjaman utang dari lembaga pembiayaan internasional. Salah satunya Bank Dunia. Namun begitu, pinjaman tersebut hingga kini belum juga dimanfaatkan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, mengatakan sebagian besar pinjaman utang dari bank dunia belum bisa dimanfaatkan pemerintah. Pasalnya, pemerintah masih menunggu sampai pembangunan proyek-proyek yang direncakan sudah siap, sehingga pinjaman tersebut dapat digunakan.
“Apa yang terjadi sekarang ini, proyek kita itu baru sebatas rencana begitu proyek ditentukan, sehingga pinjaman bank dunia itu sebagian besar tidak bisa dimanfaatkan karena ketidaksiapan proyek. Atau kalau tidak, proyeknya baru direncanakan, sehingga tendernya terlambat,” kata Sofyan di Jakarta.
Dia mencontohkan, saat ini dalam proyek pembangunan infrastruktur, pemerintah merencanakan membuat waduk. Namun, hingga kini kesiapannya masih minim. Itu terlihat dari belum adanya bentuk disain waduk yang akan dibangun. Padahal, anggarannya sudah siap melalui pinjaman itu.
“Misalnya pemerintah saat ini mau bikin waduk, sudah ada alokasinya sehingga kita tender langsung. Dengan catatan, saat mau dikerjakan sudah ada disainnya. Dengan begitu saja lebih cepat proyek ini berjalan. Kalau tidak, seperti sekarang ini mau berjalan gimana, apa yang mau dibantu, desainnya juga bagaimana, belum ada,” ujar Sofyan.
Sementara Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Andrinof Chaniago, mengakui memang saat ini lebih dari 50 persen proyek pemerintah dalam pembangunan infrastruktur, yang seharusnya sudah mulai dikerjakan pada 2016, belum siap dalam hal perencanaan teknisnya.
Dia beralasan, kesiapan proyek-proyek pembangunan infarstruktur ini sering kali belum memadai, sehingga anggarannya tidak bisa dikeluarkan. Para calon investor pun juga belum bisa memutuskan untuk menggelontorkan dananya jika perencanaan teknis belum siap.
“Ketika apa yang ingin dibuat sudah ditentukan, dan dukungan dana tambahan juga kita sudah temukan sumbernya dari negara mitra, masalahnya adalah kesiapan, ada sejumlah proyek yang studi kelayakannya belum ada,” kata Andrinof. [*]