
Kekuatan-kekuatan global yang berkutat untuk mencapai sebuah perjanjian nuklir dengan Iran Selasa kemarin meminta waktu lagi setelah para menteri luar negeri gagal menjembatani isi-isu yang masih ada.
Iran dan kelompok P5+1 yang terdiri atas Amerika Serikat, Rusia, Tiongkok, Prancis, Inggris dan Jerman, secara efektif memberi mereka waktu hingga Jumat menyepakati sebuah perjanjian dengan menambah istilah-istilah dari sebuah persetujuan nuklir 2013. Berdasarkan pernjanjian itu Iran mengurangi program nuklirnya sebagai ganti atas pengurangan sanksi-sanksi.
“Mencabut tanda-tanda dalam kurung yang masih ada (dalam naskah perjanjian), ini tampak sangat, sangat, sangat alot,” kata diplomat senior itu sementara pembicaraan hari ke-11 berlangsung hingga malam di Wina.
Tetapi diplomat itu menyatakan negosiasi “bukan proses buka-tutup. Kami telah memperpanjang waktu beberapa hari lagi karena kami pikir hal itu diperlukan.” Seorang diplomat kedua mengatakan tanggal target baru paling akhir dalam serangkaian penundaan dalam hampir dua tahun pembicaraan yang berusaha mengakhiri kebuntuan 13 tahun merupakan waktu “final”.
“Sulit untuk menilai mengapa dan bagaimana kami dapat perpanjang. Apakah ini berjalan dalam 48 jam ke depan atau tidak,” katra diplomat kedua yang meminta jatidirinya tidak disebutkan.
“Kami tidak pernah lebih erat daripada yang kami pernah lakukan atas perjanjian ini, dan kami masih tidak kemana kami perlu pergi untuk merampungkan sebuah perjanjian,” ujar seorang diplomat senior Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry masih berada di Wina bersama dengan rekan sejawatnya dari Iran Mohammad Javad Zarif.
Rekan-rekan sejawat mereka dari Rusia, Tiongkok, Prancis dan Inggris sudah kembali ke negaranya masing-masing. Menteri Luar Negeri Inggris dan Prancis akan kembali ke ibu kota Austria itu pada Rabu malam. (Antara/AFP)