Kamis, April 25, 2024

Perlindungan Beruang Kutub oleh AS Diragukan

Beruang Kutub/WORLDWILDLIFE
Beruang Kutub/WORLDWILDLIFE

Para pengelola suaka margasatwa Amerika Serikat pada Kamis mengeluarkan rancangan rencana untuk menghentikan menurunnya populasi beruang kutub namun proposal itu tergantung pada penurunan buangan gas rumah kaca, yang belum terjamin.

Populasi beruang kutub itu menghadapi ancaman karena melelehnya es di lautan kutub utara sebagai akibat pemanasan global.

Sebelum rencana dipaparkan secara resmi kepada publik pada Senin mendatang, US Fish and Worldlife Service mendesak dilakukannya pengurangan karbon dioksida dan polutan-polutan atmosfer lainnya yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil.

Namun, rancangan tersebut menyatakan bahwa pengurangan emisi karbon merupakan tindakan paling penting untuk menyelamatkan beruang kutub.

Diperkirakan 20 sampai 25 ribu beruang kutub masih berada di Kutub Utara, termasuk di beberapa bagian Alaska, Kanada, Rusia, Norwegia, dan Greenland.

Beruang kutub terdaftar sebagai hewan yang terancam punah berdasarkan Undang-Undang Hewan Langka Amerika Serikat pada 2008 akibat menghilangnya es laut sehingga beruang menjadi jenis hewan pertama yang diberikan perlindungan tersebut karena kondisi perubahan iklim global.

Beruang kutub dapat berdiri setinggi 11 kaki (3,3 meter) dan mempunyai berat badan sebesar 1.400 pound (635 kilogram). Mereka menggunakan es yang mengambang untuk berburu, kawin, dan melakukan perjalanan jauh.

Menurut US Fish and Wildlife Service, mencairnya es di kutub juga menyebabkan penurunan populasi anjing laut yang merupakan mangsa kesukaan beruang. Akibat menurunnya populasi anjing laut, beruang-beruang harus berenang lebih jauh dan akan lebih cepat kehilangan persediaan lemak musim dingin yang begitu penting di tubuh mereka.

Rancangan rencana pemulihan beruang kutub bertujuan untuk membatasi polusi udara oleh manusia, mengurangi konflik dengan manusia, yang telah semakin sering terjadi karena beruang-beruang menghabiskan waktu di darat untuk mencari makan serta menghindarkan beruang terpapar pencemaran akibat tumpahan minyak.

Sebuah penelitian dari US Geological Survey yang dirilis pada Rabu (1/7) menyimpulkan bahwa beruang kutub menghadapi ancaman penurunan populasi yang tajam dalam beberapa dekade mendatang bahkan jika pengurangan buangan gas rumah kaca bisa diwujudkan dan pemanasan global bisa distabilkan.

Para peneliti menyimpulkan bahwa faktor-faktor lain, seperti eksplorasi minyak dan gas, serta perburuan oleh masyarakat lokal hanya berdampak sedikit terhadap beruang kutub dibandingkan dengan hilangnya es di lautan. (Antara/ Reuters)

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.