Kamis, Mei 16, 2024

Pentas Jazz di Pelataran Masjid

Abdul and The Coffe Theory di Ramadan Jazz Festival 2015/GEOTIMES/ANDREY GROMICO
Abdul and The Coffe Theory di Ramadan Jazz Festival 2015/GEOTIMES/ANDREY GROMICO

Beribadah sembari beramal dan menikmati musik.

Pekan lalu ada pemandangan berbeda di pelataran Masjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta Pusat. Selama dua hari (26-27 Juni) Ramadhan Jazz Festival digelar di tempat itu seusai salat tarawih. Ini merupakan gagasan WartaJazz, eco-system jazz Indonesia yang kerap menyelenggarakan festival jazz seperti Mahakam Jazz Fiesta, Balikpapan Jazz Fiesta, Bali Jazz Festival, dan berbagai kegiatan serupa.

Awalnya Remaja Islam Masjid Cut Meutia (RICMA) merespons tawaran WartaJazz itu dari celotehan di Twitter pada akhir 2010. Mereka lalu bekerja sama dan menggarap kegiatan yang kemudian menyedot perhatian banyak anak muda. Selain berdakwah lewat musik, Ramadhan Jazz Festival memilih mitra untuk diajak bekerja sama dalam misi sosialnya.

Pada 2012, misalnya, Ramadhan Jazz Festival bekerja sama dengan Sabantara, komunitas non-profit yang menggalang donasi dalam bentuk buku dan tahun ini akan disumbangkan ke Nusa Tenggara Timur. Jadi, yang tertarik menonton, diminta menyumbangkan buku sebagai bukti partisipasi. Kegiatan positif ini dilanjutkan di tahun berikutnya. Ketika itu bekerja sama dengan Sahabat Pulau membuka perpustakaan di Wakatobi.

Pada 2014 Ramadhan Jazz Festival melakukan terobosan dengan menggandeng Yayasan Saba dan Palang Merah Indonesia dengan donor darah sebagai pengganti tiket masuk. Kegiatan ini untuk membantu stok darah di PMI yang pada setiap Ramadan kosong. Di tahun yang sama mereka mengajak Dompet Dhuafa untuk program Donasi #FoodforGAZA.

Tahun ini Ramadhan Jazz Festival kembali menggandeng Yayasan Saba dan PMI untuk program donor darah. Juga dengan Dompet Dhuafa untuk program khusus #AirUntukKehidupan. Acara ini tentu tak sekadar acara amal, tapi juga konser musik yang menghadirkan para musisi jazz terbaik Indonesia.

Kegiatan diawali dengan berbuka puasa bersama, dilanjutkan salat magrib berjamaah. Hidangan makan malam disediakan bagi seluruh jamaah sebelum salat isya, tarawih, dan witir.

Meski mengusung tajuk jazz, kenyataannya musisi independen dari berbagai latar belakang musik juga tampil dalam acara ini. Ada Sore, White Shoes and The Couples Company, Abdul and The Coffee Theory, Emerald, Kunto Aji, hingga Raisa.

Panggung yang disiapkan memang jauh dari kesan megah. Bahkan lokasi konser dijejali hamparan sajadah dan anak-anak muda yang 15 menit sebelumnya salat tarawih. Yang juga menarik, acara ini tak melulu tentang musik. Di sela-sela penampilan berbagai band dan musisi,  ada pula pemutaran video tentang opini anak muda mengenai Islam yang damai.

Abdul and The Coffee Theory, misalnya, malam itu membawakan lagu bertema religi untuk digubah dalam langgam jazz. Salah satu band yang ditunggu-tunggu adalah Sore, salah satu band jazz independen terbaik Indonesia saat ini. Tak ketinggalan penyanyi cantik Raisa yang melantunkan lagu religi “Dengan Menyebut Nama Allah” dalam nuansa jazz yang kental.

Dan, malam itu ibadah berjamaah di bulan suci ini menuju sempurna. [*]

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.