Jumat, Oktober 4, 2024

Pemerintah Perlu Waspadai Serbuan Barang Impor China

Aktivitas bongkar muat barang ekspor-impor di Tanjung Priok/ANTARA
Aktivitas bongkar muat barang ekspor-impor di Tanjung Priok/ANTARA

Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, mengatakan Pemerintah perlu mewaspadai serbuan barang-barang impor yang bisa masuk ke Indonesia menyusul dampak perlambatan perekonomian China.

“Pelemahan ekonomi China akan berdampak terhadap kinerja ekspor Indonesia. Mengingat China merupakan salah satu negara tujuan utama ekspor Indonesia selama ini,” kata Rahmat dalam konferensi pers mengenai kinerja ekspor-impor Juni 2015 di, Jakarta, Rabu (15/7).

Menurut dia, untuk mendorong perlambatan ekonomi negaranya, pemerintah China akan melakukan berbagai cara termasuk tindakan dumping. Itu dilakukan agar produk-produk mereka bisa kompetitif di pasar dunia. Dan bukan tidak mungkin Indonesia dijadikan sasaran utama dalam pemasaran produk-produk tersebut. Karenanya, perlu diwaspadai adanya potensi terjadinya banjir produk-produk impor dari negara tersebut.

“Ya memang pelemahan ekonomi China akan memberikan dampak kepada ekspor Indonesia. Tapi yang kita khawatirkan, ketika di sana terjadi penurunan ekonomi, barang impor kita akan meningkat,” kata Rahmat. “Jadi kita harus mengelola impor dari China itu. Ya karena pasti dia akan buang barang-barangnya dengan dumping atau apapun caranya.”

Dia mengungkapkan, pemerintah akan berupaya untuk mengantisipasinya. Salah satu caranya dengan pola pengelolaan impor yang sudah dilakukan pemerintah. Seperti saat ini pemerintah melarang impor pakaian bekas ilegal. Semua upaya dilakukan semata untuk melindungi industri dalam negeri.

“Oleh karena itu, kita harus mengelolanya, kita yang kendalikan. Jadi kita akan melakukan pengelolaan yang ketat terhadap produk-produk impor dari luar negeri,” ujarnya.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor pada Juni 2015 sebesar US$12,96 miliar atau naik 11,63% dibanding bulan sebelumnya. Sementara itu, impor secara kumulatif (Januari-Juni) 2015 sebesar US$73,94 miliar atau turun 17,81% dibanding periode yang sama tahun lalu. [*]

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.