Kamis, Mei 2, 2024

Israel Dituding Menyeret Timur Tengah ke Perang Agama

Pengunjuk rasa Palestina berlarian menghindari gas airmata yang ditembakkan tentara Israel dalam bentrokan menyusul aksi memperingati Hari Nakba dekat Penjara Ofer Israel, kota Ramallah, Tepi Barat, Jumat (15/5). Warga Palestina memperingati "Nakba" (malapetaka) pada hari Jumat untuk mengingat pengusiran atau mengungsinya 700.000 warga Palestina dari tempat tinggal mereka dalam perang yang menjadi awal berdirinya negara Israel pada 1948. ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamad Torokman
Pengunjuk rasa Palestina berlarian menghindari gas airmata yang ditembakkan tentara Israel dalam bentrokan menyusul aksi memperingati Hari Nakba dekat Penjara Ofer Israel, kota Ramallah, Tepi Barat, Jumat (15/5). Warga Palestina memperingati “Nakba” (malapetaka) pada hari Jumat untuk mengingat pengusiran atau mengungsinya 700.000 warga Palestina dari tempat tinggal mereka dalam perang yang menjadi awal berdirinya negara Israel pada 1948. ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamad Torokman

Seorang pembantu Presiden Palestina Mahmoud Abbas Urusan Agama pada Minggu, kemarin menuduh Israel berusaha menyeret seluruh Wilayah Timur Tengah ke dalam perang agama.

Mahmoud Habash, yang juga adalah Kepala Kehakiman Pemerintah Otonomi Nasional Palestina mengatakan aksi represif tanpa henti oleh Israel dan serangan yang dilakukan terhadap orang Palestina yang sedang beribadah di Jerusalam adalah perbuatan tercela.

“Apa yang terjadi lapangan di Jerusalem membunyi bel bahwa Israel berusaha menyeret seluruh Wilayah Timur Tengah ke dalam perang agama,” kata Habash. Ia merujuk kepada bentrokan yang terjadi di Kota Tua Jerusalem Timur.

Pada Minggu, kemarin bentrokan terjadi antara puluhan orang Palestina yang sedang beribadah dan polisi Israel di kompleks Masjid Al-Aqsha di Kota Jerusalem, setelah pemukim Yahudi berusaha memasuki daerah di sekitar masjid itu, kata beberapa sumber Palestina.

“Menyerang tempat suci kami akan menyulut makin banyak api kebencian dan bentrokan dengan Israel, kata Habash. Ia memperingatkan seluruh wilayah tersebut bergerak ke arah makin banyak radikalisme agama.

Israel mengingini seluruh kota suci itu sebagai “ibu kota abadi” negara Yahudi, sedangkan Palestina ingin bagian timur kota tersebut yang diduduki oleh Israel pada 1967 menjadi ibu kota negara Palestina mereka.

Sejauh ini, masyarakat internasional menolak untuk mengakui Jerusalem sebagai “Ibu Kota Israel”, setelah negara Yahudi itu pada 1950 mengumumkan bagian barat Jerusalem adalah ibu kotanya.

Penolakan meningkat setelah Israel menduduki dan mencaplok bagian timur kota itu pada 1967. (Antara/Xinhua-OANA)

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.