Sabtu, April 27, 2024

Iran Ambil Langkah Besar dalam Perundingan Nuklir

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif (tengah) duduk di sebelah Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Federica Mogherini saat bertemu dengan menter luar negeri dari AS, Perancis, Rusia, Jerman, Tiongkok dan Inggris di sebuah hotel tempat pertemuan pembahasan nuklir Iran di WIna, Austria, Senin (6/7). Zarif mengatakan beberapa perbedaan masih ada antara Iran dan keenam kekuatan dunia mengenai program nuklir Iran menjelang tenggat waktu hari ini untuk mencapai kesepakatan mengakhiri sengketa selama 12 tahun. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif (tengah) duduk di sebelah Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Federica Mogherini saat bertemu dengan menter luar negeri dari AS, Perancis, Rusia, Jerman, Tiongkok dan Inggris di sebuah hotel tempat pertemuan pembahasan nuklir Iran di WIna, Austria, Senin (6/7). Zarif mengatakan beberapa perbedaan masih ada antara Iran dan keenam kekuatan dunia mengenai program nuklir Iran menjelang tenggat waktu hari ini untuk mencapai kesepakatan mengakhiri sengketa selama 12 tahun. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria

Iran dan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa mengambil langkah besar terhadap penyelesaian masalah yang tersisa tentang sengketa program nuklir Republik Islam itu, kata juru bicara Iran pada Selasa.

Tidak ada hasil dalam 24 jam kunjungan ahli dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) ke Iran itu pada Senin, kemarin. Sama seperti yang terjadi pada pekan lalu saat Kepala Eksekutif IAEA Yukiya Amano mengunjungi Iran.

Kantor berita resmi IRNA mengabarkan, juru bicara Badan tenaga Atom Iran Behrouz Kamalvandi mengatakan kemajuan dibuat, tetapi ia tidak merinci kesepakatan terkini.

“Iran dan IAEA mengambil langkah besar dalam menyelesaikan masalah untuk mencapai pemahaman mendasar tentang topik dan waktu kerja sama,” katanya.

Kamalvandi menjelaskan dalam pertemuan pada Senin, kemarin sebagai langkah konstruktif ke depan dan ia juga mengatakan kunjungan IAEA kedua kalinya itu menunjukkan tekad serius dari kedua belah pihak untuk meningkatkan kerja sama.

Namun, pernyataan Iran itu datang sebagai batas waktu terakhir untuk perundingan nuklir dengan P5+1 (Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Tiongkok, Rusia ditambah Jerman) yang tampaknya akan dilewatkan dalam pembicaraan di Wina, Austria.

IAEA mencurigai Iran melakukan penelitian setidaknya sampai tahun 2003 dalam pengembangan senjata nuklir.

Pertemuan tersebut diharapkan dapat memberikan akses kepada IAEA untuk mencari para ilmuwan yang mungkin terlibat serta mencari dokumen-dokumen dan tempat di mana kegiatan tersebut berlangsung.

Iran membantah tuduhan lewat pemimpin tertingginya Ayatollah Ali Khamenei dalam pidatonya pada 23 Juni lalu bahwa pihaknya tidak memberikan akses ke tempat militer atau ke para ilmuwan nuklir. (Antara/AFP)

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.