Minggu, Oktober 6, 2024

Ini Komitmen Pertamina Dengan Geothermal

manfaat panas bumi, pertamina, geothermal
Petugas berjaga di sekitar Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang Unit 5 yang berkapasitas 1 x 35 MW di Garut, Jawa Barat, Minggu (5/7). Proyek PLTP Kamojang unit 5 ini menjadi salah satu targert perantara (milestone) penting Pertamina untuk masuk ke era bisnis panas bumi dengan menggenjot pertumbuhan kapasitas pembangkit litrik panas bumi menjadi 1.026 MW hingga 2019. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/asf/aww/15.

PT Pertamina menyiapkan pendanaan sebesar Rp 33 triliun untuk investasi pembangkit listrik tenaga panas bumi hingga 2019. Hal ini mendorong pemanfaatan panas bumi nasional yang masih 5% dari total sumber daya yang dimiliki.

Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina mengatakan Pertamina akan terus meningkatkan pertumbuhan kapasitas pembangkit listrik panas bumi menjadi 1.026 MW. Salah satu PLTP yang sudah diresmikan PLTP Kamojang Unit 5 telah beroperasi dengan mengaliskan listrik kepada PT Perusahaan Listrik Negara pada 29 Juni lalu.

“Pengembangan panas bumi memang tidak mudah, namun Indonesia memiliki potensi terbesar di dunia,” katanya melalui keterangan resminya di Jakarta, Selasa.

Dwi menjelaskan, Pertamina telah menempatkan pengembangan panas bumi dalam salah satu prioritas strategis, dan perusahaan telah memiliki cetak biru pengembangan panas bumi hingga 2019. Pertamina mempercepat pemanfaatan panas bumi dan konsisten menjadi yang terdepan dalam melaksanakan pengembangan panas bumi di Indonesia.

Saat ini Pertamina sedang melaksanakan proyek pengembangan pansa bumi, meliputi PLTP Kamojang 5 (1×35 MW) dan Karaha (1×30 MW) di Jawa Barat, Ulubelu 3 dan 4 (2×55 MW) di Lampung, Lumut Balai 1 dan 2 (2x 55 MW) di Sumatera Selatan, Lahendong 5 dan 6 (2×55 MW).

Untuk pembangkit skala kecil, Lahendong (2×5 MW) di Sulawesi Utara, Sibayak (1×5 MW) di Sumatera Utara, Hululais 1 dan 2 (1x 55 MW) di Bengkulu, Sungai Penuh 1 (1×55 MW) di Jambi. Keseluruhan proyek tersebut dengan total kapasitas pembangkit 505 MW dan investasi sekitar Rp 33 triliun.

Proyek tersebut akan beroperasi komersial secara bertahap mulai 2015 hingga 2019. Dengan tuntasnya proyek tersebut, Pertamina akan memiliki kapasitas sebesar 907 MW pada tahun 2019 yang dapat menghemat penggunaan Bahan Bakar Minyak sekitar 43 ribu barel minyak per hari.

Dwi menegaskan, sebagai wujud komitmen Pertamina terhadap optimalisasi energi panas bumi, dan memperkuat sinergi di antara perusahaan milik negara, hampir seluruh proyek panas bumi yang dikelola Pertamina Geothermal Energy (PGE) dilaksanakan oleh PT Rekayasa Industri. Proyek-proyek tersebut diharapkan dapat menyerap tenaga kerja sekitar 7 ribu orang selama proyek berlangsung.

Menurut laporan Greenpeace, Pembangkit listrik tenaga Panas Bumi  hampir tidak menimbulkan polusi atau emisi gas rumah kaca. Tenaga ini juga tidak berisik dan dapat diandalkan. Pembangkit listik tenaga geothermal menghasilkan listrik sekitar 90%, dibandingkan 75% pembangkit listrik berbahan bakar fosil.[*]

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.