Kamis, Oktober 10, 2024

ICW Telusuri Calon Komisioner KPK Hingga Urusan Pribadi

Ketua Pansel Pimpinan KPK Destry Damayanti (tengah) bersama empat anggota Pansel Natalia Subagyo (kiri), Yenti Garnasih (kedua kiri), Supra Wimbarti (kedua kanan) dan Diani Sadiawati (kanan) memberikan keterangan pers di sela proses seleksi tahap ketiga atau profile assessment calon Pimpinan KPK di Jakarta, Senin (27/7). Sebanyak 48 orang calon pimpinan KPK mengikuti seleksi tahap III yang meliputi uji kecerdasan, potensi kerja, penilaian kepribadian dan integritas para calon pemimpin melalui ujian psikotes, simulasi, diskusi kelompok, wawancara, dan presentasi. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Ketua Pansel Pimpinan KPK Destry Damayanti (tengah) bersama empat anggota Pansel Natalia Subagyo (kiri), Yenti Garnasih (kedua kiri), Supra Wimbarti (kedua kanan) dan Diani Sadiawati (kanan) memberikan keterangan pers di sela proses seleksi tahap ketiga atau profile assessment calon Pimpinan KPK di Jakarta, Senin (27/7). Sebanyak 48 orang calon pimpinan KPK mengikuti seleksi tahap III yang meliputi uji kecerdasan, potensi kerja, penilaian kepribadian dan integritas para calon pemimpin melalui ujian psikotes, simulasi, diskusi kelompok, wawancara, dan presentasi. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Indonesian Corruption Watch atau ICW menyampaikan bahwa penelusuran calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi akan dilakukan hingga aspek privasi.

“Sebagai bentuk pertimbangan, kami juga akan melakukan penelusuran secara mendalam kepada kandidat calon pimpinan KPK. Bahkan, mohon maaf saja, kami juga akan menelusuri hingga soal ranjang,” ujar Koordinator Divisi Investigasi ICW Febri Hendri di Jakarta, Senin.

Dia berpendapat, untuk memunculkan sebuah integritas seseorang tidak bisa hanya dilihat dari soal materi.

“Perkara soal integritas tidak hanya soal uang atau tidak melakukan korupsi, tapi juga bagaimana tindakannya dalam aktivitas sehari-hari. Ini jadi penilaian yang penting,” ujarnya.

Kata dia, apabila seorang kandidat tersebut sudah terbiasa berbohong di kehidupan sehari-hari, justru hal tersebut bisa menjadi dasar untuk meragukan integritas yang selama ini dijunjung.

Masalah seperti itu ditakutkan bisa menjadi “sasaran tembak” dari lawan KPK di masa mendatang, kata dia.

Secara garis besar ICW akan melakukan “tracking” atau penelusuran calon komisoner KPK dengan mempertimbangkan sisi positif dan negatif dari peserta seleksi tersebut.

“Kami dan masyarakat sipil akan menelusuri dari dua sisi. Positifnya misal dari integritas, pengalaman kerja, prestasinya atau terobosan yang pernah dilakukan kandidat,” kata Febri.

Dari sisi negatifnya akan dilihat apakah memiliki masalah seperti teguran atau sanksi, serta mengalami penurunan pangkat atau tidak di tempat kandidat tersebut bekerja, ujarnya.

“Sesama kolega, baik atasan atau bawahan juga dilihat bagaimana ritme dan hubungan kerjanya. Karena membangun integritas tidak hanya soal memberantas korupsi, tapi juga membangun kinerja yang baik dengan semua pihak,” ujarnya menjelaskan. (Antara)

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.