Kamis, Maret 28, 2024

Ekonomi Melambat Bukan Karena Minim Penyerapan Anggaran

Ilustrasi suasana proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (6/5). Bank Indonesia memprediksikan pada kuartal II pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin prospektif dan lebih baik dibandingkan kuartal I 2015 sebesar 4,7 persen atau yang paling rendah sejak tahun 2009. ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A/ss/nz/15
Ilustrasi suasana proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta, Rabu (6/5). Bank Indonesia memprediksikan pada kuartal II pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin prospektif dan lebih baik dibandingkan kuartal I 2015 sebesar 4,7 persen atau yang paling rendah sejak tahun 2009. ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A/ss/nz/15

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara, mengatakan melambatnya pertumbuhan ekonomi bukan disebabkan karena minimnya penyerapan anggaran. Melainkan karena kondisi perekonomian yang terjadi saat ini baik di tingkat global maupun lokal sendiri.

“Yang ditudingkan Bank Dunia menanggapi perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena pemerintah tidak mampu memaksimalkan penyerapan anggaran itu tidak berdasar.  Memang kita harus realistis pertumbuhan ekonomi melambat karena ada faktornya, tapi bukan karena itu,” kata Suahasil di Jakarta, Rabu [8/7].

Menurut dia, melihat kondisi saat ini, terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi itu wajar. Usia pemerintah juga masih terbilang baru. Jadi, belum dapat dilihat keuntungannya dalam waktu yang singkat ini. Terlebih  Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015 baru disahkan pada pertengahan Februari lalu.

“Pemerintah ini masih baru. Ini belum terlihat pertumbuhannya karena efektif anggaran baru dilakukan pertengahan Februari.  Jadi, Pemerintah hanya mengerjakan bulan Maret atau April. Dan saya rasa tidak adil menuding penyebab penyerapan anggaran dikaitkan dengan pertumbuhan ekonomi yang mengalami perlambatan,” kata Suahasil.

Suahasil mengungkapkan, belanja pemerintah efektif dilakukan mulai Maret 2015. Namun demikian, realisasi penyerapan anggaran hingga 30 Juni tahun ini sudah mencapai 39% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sementara itu, realisasi pendapan negara juga sudah mencapai 39,6% dari target yang sudah ditetapkan tahun ini.

“Jadi pemerintah atau birokrasi itu mulai kerja bulan Maret, bukan Januari. Dan kita lihat dalam empat bulan saja penyerapan kita tumbuh sebesar itu. Ingat, APBN-P itu baru disahkan pertengahan Februari, dan pemerintah mulai kerja April, tapi belanjanya sudah mencapai 39,0 persen,” ujarnya.

Menurutnya, meski pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini hanya 4,7%, namun begitu Indonesia masih memiliki peluang untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun nanti. Terlebih anggaran subsidi telah direalokasikan untuk pembangunan infrastruktur.

“Tentunya ini akan ada hasilnya, hanya saja saat ini kita belum merasakan manfaatnya,” kata Suahasil.

Sebelumnya diberitakan, Bank Dunia menyebutkan ketidakmampuan pemerintah Indonesia dalam menyerap anggaran, khususnya belanja modal menjadi salah satu penyebab utama melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Padahal, dana yang sudah dianggarkan jumlahnya lebih besar dari tahun sebelumnya. Karena itulah sehingga Bank Dunia menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 hanya di kisaran 4,7%. [*]

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.