Diduga menyebarkan Wahabisme dan menjatuhkan Suriah.
Wikileaks kembali membuat heboh publik di internet setelah merilis kawat diplomasi yang berkaitan dengan isu-isu sektarian. Indonesia dan Suriah masuk dalam bagian dari 600 ribu dokumen diplomatik yang dirilis Wikileaks.
Nama-nama besar politisi Timur Tengah juga masuk dalam jajaran pemberitaan New York Times. Seperti permohonan bantuan Mohammed Mursi sebelum menjadi presiden Mesir. Mursi meminta dipermudah pengurusan visa agar keluarganya bisa umrah.
CNN merilis berita tentang ini. Menurut Abdulkhaleq Abdullah, profesor ilmu politik di Uni Emirat Arab, praktik diplomasi uang ala Arab Saudi sebenarnya sudah biasa. Tak ada yang mengejutkan dari tindakan Arab Saudi ini. Hal serupa juga dilakukan banyak negara, termasuk Amerika Serikat dan Tiongkok.
Beberapa dokumen juga menunjukkan upaya Arab Saudi membentuk pemberitaan media di dalam dan luar negeri. Salah satunya adalah desakan pemerintah terhadap penyedia layanan televisi satelit untuk memblokir tayangan dari Iran.
WikiLeaks membocorkan lebih dari 600 ribu dokumen diplomatik Arab Saudi dan membeberkan 500 ribu dokumen lain. Nama Indonesia menjadi perhatian karena terdapat surat tertanggal 14 Maret 2012 dan ditulis Pangeran Mahkota Arab Saudi (almarhum) Naif bin Abdil Aziz.
Pangeran tersebut meminta ada tindakan langsung terkait kegiatan Ahmadiyah di Indonesia. Intinya ia meminta Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia menghentikan penyebaran Ahmadiyah di Indonesia.
Nama Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj juga terbawa dalam penyebaran kawat diplomasi Arab Saudi. Dalam surat bertanggal 27 September 2007 terungkap Kerajaan Arab Saudi menyebut Said Aqil sebagai salah seorang intelektual NU yang toleran terhadap Syiah.
Kiai Said Aqil membantah membantu mengembangkan Syiah di Indonesia. Seperti tertulis dalam salinan kawat Saudi itu, ia menegaskan bukan Syiah.
Selama ini Kiai Said Aqil yang menyerukan persatuan Sunni – Syiah dianggap ancaman oleh pemerintah Arab Saudi. Dalam rilis tersebut Arab Saudi bahkan memata-matai seluruh aktivitas Kiai Said. Kerajaan Arab Saudi merasa selama ini Said menyerang kerajaan. Karena itu, perlu didapatkan informasi tambahan tentang kegiatannya dalam keagamaan.
Dalam rilisan lain, diketahui Arab Saudi melakukan lobi pada Vatikan. Arab Saudi meminta Vatikan mendukung mereka menjatuhkan rezim Assad di Suria. Sebagai kompensasi, umat Kristen di Suriah akan diampuni dan diselamatkan. Kantor berita Vatikan Agenzia Fides pada akhir Maret 2012 memberitakan terjadi pembantaian umat Kristen di Suriah oleh pemberontak anti Assad.
Rilis yang dikeluarkan Wikileaks itu menyebutkan pemerintah Arab Saudi menginginkan rezim di Suriah harus dijatuhkan dengan segala cara. Pemerintah Arab Saudi khawatir jika pemberontakan ini gagal dilakukan, Suriah akan balas menyerang mereka.
Pendiri WikiLeaks Julian Assange mengomentari bocoran dokumen rahasia itu. ”Dokumen ini telah mengangkat tutup kediktatoran yang semakin tidak menentu dan rahasia yang tidak hanya ‘merayakan’ pemancungan 100 orang pada tahun ini, tetapi (Saudi) juga menjadi ancaman bagi tetangga dan dirinya sendiri,” kata Assange hingga kini bersembunyi di Kedutaan Besar Ekuador di Inggris.[*]