Amerika Serikat dan Kuba telah mencapai perjanjian untuk membuka kembali kedutaan-kedutaan besar di Washington dan Havana, dalam suatu langkah besar menuju diakhirnya permusuhan Perang Dingin selama bertahun-tahun.
Presiden Barack Obama dijadwalkan mengeluarkan pernyataan pada pukul 11.00 pagi waktu setempat pada Rabu ini di Rose Garden Gedung Putih tentang persetujuan itu. Ini merupakan merupakan satu di antara prestasi kebijakan luar negeri besar dalam masa kepresidenannya.
“Kami secara resmi mengumumkan besok bahwa Amerika Serikat dan Kuba telah mencapai suatu perjanjian untuk membuka kembali hubungan diplomatik resmi dan kedutaan-kedutaan di masing-masing ibu kota,” kata seorang pejabat Amerika Serikat.
Hubungan diplomatik telah membeku selama lima dekade.
Sejak invasi Teluk Babi hingga Krisis Peluru Kendali, antagonisme di seputar Selat Florida yang sempit sering terancam berubah Perang Dingin menjadi panas.
Kedua negara saat ini diwakili secara resmi oleh “seksi kepentingan” di Kedutaan Besar Swiss. Kepala seksi kepentingan Amerika Serikat di Havana, Jeffrey DeLaurentis, dijadwalkan akan menyampaikan pesan mengenai pembukaan kembali kedutaan besar dari Obama kepada Presiden Kuba Raul Castro pada Rabu.
Setelah 18 bulan perundingan rahasia oleh kedua pihak, Obama dan Castro sepakat pada Desember untuk memulihkan kembali hubungan. Kedua pemimpin itu mengadakan pertemuan bersejarah di Panama pada April lalu, pertemuan pertama antara pemimpin Amerika Serikat dan Kuba sejak 1956. (Antara/AFP)