Jumat, Desember 6, 2024

Ancaman Pangan Jelang Idul Fitri

- Advertisement -
Ilustrasi. Petani melintasi sawah yang mengering akibat musim kemarau di Kecamatan Cijeungjing, Ciamis, Jawa Barat, Senin (6/7). Saat ini sekiratar 3.500 hektare persawahan di Ciamis terancam kekeringan/ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Ilustrasi. Petani melintasi sawah yang mengering akibat musim kemarau di Kecamatan Cijeungjing, Ciamis, Jawa Barat, Senin (6/7). Saat ini sekiratar 3.500 hektare persawahan di Ciamis terancam kekeringan/ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Kemarau yang terjadi hampir di seluruh Indonesia berakibat banyak lahan pertanian di daerah mengalami kekeringan dan gagal panen. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat kemarau panjang di Indonesia terjadi dari awal Mei hingga Oktober 2015. Kekeringan ini akan mengancam ketersediaan pangan terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri 1436 H.

Seperti yang terjadi di Lebak–Banten dan Subang–Jawa Barat, kekeringan melanda ribuan hektare sawah dan ladang sehingga petani merugi dan mengalami gagal panen. Dinas Pertanian setempat menjelaskan ini akan berdampak menurunnya produksi pangan, apalagi kekeringan terjadi menjelang Idul Fitri.

“Kami yakin cuaca kemarau seperti ini bisa menimbulkan tanaman padi mati dan tidak tumbuh yang mengakibatkan gagal panen,” ungkap Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Wismaryoto.

Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Subang mencatat 11.000 hektare persawahan yang tersebar di Subang, hanya 4.000 hektare atau kurang dari 30 persen yang dapat ditanami. 7000 hektare lahan pertanian kering karena tidak adanya sumber air untuk melakukan pengolahan lahan.

“Air di saluran irigasi seringkali tidak sampai mengalir ke sawah setiap musim kemarau. Jadi areal sawah itu terancam kekeringan,” ungkap Kepala Bidang Sumber Daya Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Subang, Hendrawan.

Sementara Dinas Pertanian Kabupaten Lebak mencatat 2.045 hektare yang tersebar di 28 kecamatan mengalami kekeringan dan menggangu proses produksi bahan pangan. Selain itu, pihak Dinas Pertanian Lebak juga pesimis akan menyediakan target produksi pangan sebanyak 575.000 ton pada tahun ini karena musim kemarau.

Selain mengancam stok pagan untuk Idul Fitri, Kekeringan yang terjadi membuat ribuan petani mengalami kerugian hingga milyaran rupiah. Rata-rata kerugian yang dialami petani mencapai 5 juta rupiah per hektare. “Kami mengalami kerugian akibat kekeringan ini sebesar 5 juta rupiah untuk tanam padi seluas satu hektare,” kata Samian, seorang petani di Lebak.

Saat ini, para petani setempat hanya mengandalkan pompa yang digunakan untuk mengalirkan air dari sungai ke lahan pertanian mereka. Jika mereka tidak megandalkan pompa maka air tidak akan mengalir ke lahan akibat hujan yang tidak turun selama sebulan lebih.

BMKG mencatat Indonesia memasuki musim kemarau pada bulan April sebanyak 102 wilayah zona musim (ZOM) atau 29,8 persen dari wilayah ZOM, pada bulan Mei sebanyak 99 wilayah ZOM (28,9 persen), dan pada bulan Juni sebanyak 84 wilayah ZOM (24,6 persen). [*]

Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.