Sabtu, Juli 27, 2024

700 Pemudik dari Pelabuhan Sampit Berangkat ke Surabaya Usai Shalat Ied

Sejumlah penumpang turun dari kapal Gunung Dempo dari Makassar di Gapura Surya Nusantara Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (15/7) malam. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III memperkirakan jumlah pemudik Lebaran akan mengalami puncaknya pada H-1 Lebaran atau Kamis (16/7)/ANTARA FOTO/Irfan Anshori
Sejumlah penumpang turun dari kapal Gunung Dempo dari Makassar di Gapura Surya Nusantara Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (15/7) malam. PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III memperkirakan jumlah pemudik Lebaran akan mengalami puncaknya pada H-1 Lebaran atau Kamis (16/7)/ANTARA FOTO/Irfan Anshori

 

Setelah ditunda karena cuaca buruk, KM Kirana I pada Jumat bertolak dari Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mengangkut sebanyak 700 penumpang menuju Surabaya usai shalat Idul Fitri.

“Kapal mengangkut sekitar 700 penumpang. Itu termasuk tambahan penumpang yang tidak terangkut pada kapal perang malam sebelumnya,” kata Manajer PT Dharma Lautan Utama Cabang Sampit, Hendroyono di Sampit, Jumat.

KM Kirana I awalnya dijadwalkan berangkat pada Kamis siang, namun terkendala surutnya Sungai Mentaya serta gelombang tinggi di laut. Demi keamanan, keberangkatan kapal tujuan Surabaya itu akhirnya ditunda dan baru diberangkatkan Jumat pagi sekitar pukul 08:00 WIB atau setelah pelaksanaan shalat Idul Fitri.

KM Kirana I merupakan kapal terakhir yang mengangkut pemudik dari Pelabuhan Sampit pada musim mudik lebaran Idul Fitri 2015. Sebagian penumpang merupakan perempuan dan anak-anak yang tidak diizinkan ikut kapal perang KRI Teluk Cendrawasih yang bertolak menuju Semarang pada Rabu (15/7) tengah malam. Mereka pun akhirnya rela ikut kapal ini meski perjalanan mudik menjadi lebih lama karena harus menempuh perjalanan darat lagi menuju Semarang.

Penumpang tampak gembira akhirnya bisa mudik karena sebagian dari mereka ada yang sudah menunggu lebih dari empat hari. Selama itu pula, calon penumpang yang didominasi karyawan perkebunan kelapa sawit ini bertahan di pelabuhan dengan kondisi seadanya. Mereka diperkirakan tiba di Surabaya pada Sabtu sore.

Kebijakan Kementerian Perhubungan yang membatasi jumlah penumpang, membuat ribuan calon penumpang yang terlanjur datang ke Pelabuhan Sampit sempat kebingungan. Tidak hanya dari kecamatan-kecamatan jauh di Kotim, sebagian calon penumpang berasal dari daerah lain seperti Kabupaten Seruyan, Katingan, Kota Palangka Raya dan Gunung mas yang membutuhkan waktu tempuh hingga delapan jam dari Sampit.

Harapan muncul setelah usulan pemerintah daerah agar PT Pelni memberlakukan toleransi jumlah muatan penumpang, disetujui. Selain itu pemerintah juga mengirim kapal perang KRI Teluk Cendrawasih untuk mengangkut penumpang sehingga akhirnya semua calon penumpang bisa terangkut.

“Kami sudah menghitungnya. Asalkan tidak ada lagi penumpang yang berdatangan ke pelabuhan, kami yakin semua penumpang bisa terangkut. Kita semua berusaha maksimal mencarikan solusinya,” kata Sekretaris Daerah Kotim, Putu Sudarsana.

Sementara itu, setelah keberangkatan KM Kirana I, suasana kawasan Pelabuhan Sampit yang dua pekan terakhir disesaki ribuan calon penumpang, terlihat lengang. Tenda-tenda yang sebelumnya dipenuhi calon penumpang sudah kosong melompong. [ANTARA]

Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.