Suasana di sebuah sudut rumah di Desa Tegalsari, Kecamatan Tegalsari, Banyuwangi, tampak berbeda dari biasanya. Sejak pagi hingga sore, derai tawa anak-anak menggema, tumpukan buku tersusun rapi di rak, dan karpet warna-warni membentang luas sebagai tempat mereka berkumpul. Ruang itu kini dikenal sebagai LESTARI (Literasi Edukatif Santai dan Asik untuk Anak Negeri), hasil karya mahasiswa Universitas Airlangga yang tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Komunitas (KKN BBK) 6.
Bekerjasama dengan program KKN Tematik Literasi yang dinaungi oleh Perpustakaan Nasional, mahasiswa UNAIR menghadirkan inisiatif literasi yang segar dan ramah anak di Desa Tegalsari. Program ini dirancang sebagai bentuk revitalisasi ruang baca di desa, yang selama ini kurang dimanfaatkan karena keterbatasan bahan bacaan dan suasana yang kurang mendukung.
“Konsep kami adalah membuat ruang baca yang tidak hanya menyediakan buku, tapi juga membangkitkan rasa ingin tahu, semangat belajar, dan kegembiraan membaca. Karena kami percaya, literasi yang hidup lahir dari ruang yang hidup pula,” ungkap Sabillah Alif Ramadhan Rewah, penanggung jawab kegiatan.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa melakukan penataan ulang ruang baca, menambahkan koleksi buku cerita, menghias ruangan dengan ornamen edukatif, serta mengadakan sesi interaktif seperti dongeng bersama, baca bareng, hingga diskusi santai seputar buku favorit. Anak-anak yang sebelumnya jarang bersentuhan dengan buku, kini rutin datang dan bahkan mulai berani bercerita di depan teman-temannya.
Program ini juga sejalan dengan target SDG’s 4 (Quality Education), yaitu meningkatkan akses terhadap pendidikan yang inklusif dan berkualitas. Lebih dari sekadar kegiatan satu kali, LESTARI dirancang agar dapat terus dimanfaatkan oleh warga desa, bahkan setelah masa KKN berakhir. Mahasiswa juga menggandeng perangkat desa untuk melanjutkan pengelolaan ruang baca secara berkelanjutan. Pemberian seribu buku yang disertai dengan kelengkapan rak oleh Perpustakaan Nasional telah memudahkan mahasiswa untuk menjamin keberlangsungan peningkatan literasi dan pendidikan di Desa Tegalsari.
“LESTARI tidak hanya menghidupkan ruang, tapi juga harapan. Kami ingin anak-anak di Tegalsari tahu bahwa dunia bisa mereka jelajahi, melalui buku, lewat imajinasi, dan lewat keberanian untuk bermimpi,” tambah Afner Renaldi, salah satu anggota tim.
Warga setempat pun menyambut baik inisiatif ini. Beberapa orang tua bahkan menyumbangkan buku tambahan dan mengajak anak-anak mereka datang ke pojok baca setiap sore. Perlahan tapi pasti, kebiasaan membaca mulai tumbuh di tengah masyarakat.
Siapa sangka, dari pojok kecil yang dulu sepi dan tak terpakai, kini lahir ruang baru yang penuh kehidupan. Bukan sekadar rak dan buku, LESTARI telah menjadi tempat pertama bagi banyak anak untuk mengenal dunia di luar desa mereka, melalui halaman demi halaman, dan cerita demi cerita.