Setelah satu dekade memimpin Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam sejarah politik dan pembangunan bangsa. Masa kepemimpinannya, yang dimulai pada tahun 2014 dan berlanjut hingga 2024, telah diwarnai dengan berbagai prestasi, tantangan, dan kritik yang beragam. Secara umum, kepemimpinan Jokowi bisa dilihat sebagai perpaduan antara upaya transformasi besar-besaran di bidang infrastruktur, peningkatan kesejahteraan sosial, dan respons terhadap krisis nasional maupun global.
1. Kemajuan Infrastruktur yang Signifikan: Salah satu prestasi yang paling menonjol dari masa kepemimpinan Jokowi adalah fokusnya pada pembangunan infrastruktur. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mengalami lonjakan pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan, dan infrastruktur transportasi lainnya yang tersebar di berbagai daerah. Proyek-proyek seperti Tol Trans-Jawa, Tol Sumatera, dan pembangunan MRT di Jakarta menunjukkan komitmennya untuk membangun konektivitas antarwilayah. Dengan memperbaiki jaringan transportasi, Jokowi berusaha mengurangi biaya logistik, mempercepat distribusi barang, dan merangsang pertumbuhan ekonomi, terutama di luar Pulau Jawa.
Namun, ambisi infrastruktur ini juga memunculkan beberapa kritik. Proyek-proyek besar ini membutuhkan pendanaan yang sangat besar, yang sebagian diperoleh melalui utang luar negeri. Meski utang digunakan untuk membiayai proyek produktif, beberapa pihak mengkhawatirkan risiko keberlanjutan utang tersebut dalam jangka panjang.
2. Penguatan Kesejahteraan Sosial: Di bidang kesejahteraan sosial, Jokowi meluncurkan sejumlah program yang bertujuan untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat, terutama kelompok ekonomi menengah ke bawah. Program Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP), serta Bantuan Sosial (Bansos) seperti Program Keluarga Harapan (PKH) adalah bukti komitmen pemerintah dalam mengurangi kesenjangan sosial. Pemberian bantuan ini bertujuan untuk memastikan akses kesehatan, pendidikan, dan jaring pengaman sosial bagi masyarakat yang kurang mampu.
Meskipun program sosial tersebut diapresiasi banyak pihak, pelaksanaannya sering kali dihadapkan pada masalah efisiensi dan transparansi. Beberapa kasus penyelewengan dana bantuan sosial menjadi sorotan publik dan memunculkan pertanyaan tentang efektivitas pengawasan terhadap program-program ini.
3. Tantangan Ekonomi dan Ketahanan Nasional: Di tengah berbagai inisiatif pembangunan, pemerintahan Jokowi juga menghadapi tantangan besar, terutama dalam sektor ekonomi. Krisis ekonomi global, fluktuasi harga komoditas, serta perang dagang internasional memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pandemi COVID-19 yang melanda pada tahun 2020 juga memberikan pukulan berat bagi perekonomian nasional. Jokowi dan timnya merespons dengan kebijakan-kebijakan ekonomi yang bertujuan untuk menjaga stabilitas, seperti insentif fiskal dan moneter, serta program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Di sisi lain, Jokowi juga berupaya meningkatkan kemandirian ekonomi melalui program hilirisasi sumber daya alam, seperti memperkuat sektor industri domestik dan membatasi ekspor bahan mentah. Kebijakan ini bertujuan untuk menambah nilai produk ekspor dan menciptakan lapangan kerja di dalam negeri. Meski langkah ini mendapat dukungan luas, implementasinya masih membutuhkan waktu dan konsistensi untuk mencapai hasil yang diharapkan.
4. Demokrasi dan Isu Kebebasan Sipil: Jokowi dikenal sebagai pemimpin yang bersahaja, dekat dengan rakyat, dan memiliki gaya kepemimpinan yang “merakyat.” Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul kekhawatiran terhadap kebebasan sipil dan hak asasi manusia di Indonesia. Beberapa peristiwa seperti pembahasan revisi Undang-Undang KPK yang kontroversial, kasus penangkapan aktivis, serta ketegangan antara pemerintah dengan elemen-elemen masyarakat sipil menunjukkan adanya gesekan antara upaya pemerintah untuk menjaga stabilitas dan tuntutan rakyat akan ruang kebebasan yang lebih besar.
Meski begitu, Jokowi juga telah mengambil beberapa langkah penting dalam mendukung demokrasi dan desentralisasi, salah satunya adalah pembangunan di Papua. Pemerintah terus menggenjot pembangunan infrastruktur dan pendidikan di wilayah ini, meskipun masih ada ketegangan politik dan sosial yang belum sepenuhnya terselesaikan.
5. Transformasi Digital dan Teknologi: Dalam era digital, Jokowi telah mendorong transformasi digital di berbagai sektor, mulai dari layanan pemerintahan berbasis teknologi hingga mendukung perkembangan industri teknologi di Indonesia. Percepatan adopsi teknologi ini terlihat dari program percepatan digitalisasi UMKM, pengembangan startup, serta penyediaan layanan internet ke pelosok-pelosok Indonesia. Langkah ini memperlihatkan visi Jokowi untuk membawa Indonesia lebih siap menghadapi tantangan ekonomi berbasis teknologi.
Namun, tantangan masih tetap ada, terutama dalam hal kesenjangan digital antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Akses internet yang tidak merata masih menjadi masalah besar yang perlu diatasi untuk memastikan seluruh masyarakat Indonesia dapat mengambil manfaat dari perkembangan teknologi ini.
Kesimpulan
Selama 10 tahun kepemimpinan Jokowi, Indonesia telah mengalami banyak kemajuan, terutama dalam bidang infrastruktur dan kesejahteraan sosial. Di tengah banyaknya tantangan global dan domestik, Jokowi telah menunjukkan kepemimpinan yang tegas dalam membangun fondasi ekonomi yang lebih kuat dan mendorong integrasi nasional. Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, seperti memperbaiki transparansi pemerintahan, melindungi kebebasan sipil, dan mengatasi kesenjangan ekonomi serta digital di Indonesia.
Secara keseluruhan, masa kepemimpinan Jokowi layak diapresiasi sebagai periode transformasi dan pembangunan yang signifikan, meskipun tetap menghadapi kritik dan tantangan yang harus dijawab di masa depan.
