Dalam sebuah kegiatan organisasi diperlukan sebuah antusias untuk menjalankan hal tersebut. Sebagaimana yang sering dibicarakan oleh orang-orang pada umumnya, bahwa dalam menjalankan kegiatan organisasi diperlukannya sebuah effort. Hal tersebut menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam sebuah keberhasilan.
Maka dari itu, penulis akan mencoba untuk merefleksikan berbagai macam hal yang sering disalahpahami dalam organisasi. Hal tersebut harus kita pahami agar mengetahui apa yang harus diutamakan dan harus didahulukan. Baik dari segi kinerja ataupun kebersamaan, mari kita uraikan bersama-sama.
Bahan refleksi
Kita sering melihat berbagai realitas dalam organsisasi. Bagi orang awam ketika masuk kedalam wadah tersebut seringkali bingung dan memiliki pandangan bias terhadap realitas yang terjadi. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan, seiring berjalannya waktu, mereka pasti akan melakukan sesuatu hal di organisasi dengan tepat serta benar.
Menurut Anung Pramudyo, ada beberapa asas yang digunakan untuk meraih tujuan bersama. Selain itu tidak mudah dalam organisasi untuk menyatukan semua pemikiran dari semua keterlibat dalam wadah tersebut. Sangat mustahil bisa menggapai tujuan keberhasilan dengan menyamaratakan semua pemikiran dari latar belakang orang-orang yang terlibat.
Untuk mencapai hal tersebut perlunya sebuah keputusan bersama agar dengan itu, kita bisa menjalankan organisasi dengan baik sesuai tujuan awalnya. Rifa’i pada jurnalnya mengatakan, organisasi tidak bisa terlepas dari sebuah kegiatan musyawarah. Hal yang sangat perlu kita pahami, bahwa sulit untuk menyatukan semua pemikiran dalam organisasi.
Hal ini juga dianjurkan dalam Islam bahwa musyawarah merupakan kegiatan pengambilan keputusan agar bisa mendatangkan keberhasilan untuk sebuah tujuan bersama. Dalam hal ini penulis meyakini bahwa poin terpenting dalam musyawarah adalah belajar untuk menjalankan dan menghargai keputusan orang lain.
Asas kekeluargaan
Kekeluargaan memang sangat diperlukan dalam sebuah kegiatan baik dalam ranah formal ataupun non formal. Tetapi kita satukan terlebih dahulu persepsi kita tentang keluarga, yaitu keluarga yang harmonis dan memiliki rasa kebersamaan. Menurut penulis, kekeluargaan yang ada di organisasi sudah melenceng dari yang seharusnya.
Kekeluargaan hanya dijadikan sebagai tameng jika ada sebuah permasalahan dalam organisasi. Hal ini yang menjadikan banyaknya anggota organisasi sering menganggap remeh sebuah permasalahan yang terjadi dalam organisasi.
Pieter Sahertian menyebutkan bahwa ada 2 jenis berjalannya tujuan yaitu Goal Oriented and People Oriented. Dua hal ini kita sederhanakan maknanya menjadi orientasi tujuan dan orientasi hubungan.
Asas kekeluargaan (people oriented) merupakan sebuah pedoman yang sangat diperlukan untuk menjalankan jalur roda organisasi. Dikarenakan bangkitnya kesadaran dalam organisasi kerap kali muncul karena kekeluargaan.
Hal ini bisa dilihat bagaimana kata-kata mutiara yang sering diucapkan orang tua kita bahwa “kerja itu pakai hati”. Kalimat itu merupakan sebuah hasil dari lingkungan yang menerapkan sebuah kekeluargaan. Ketika kita menjalankan tugas organisasi ada rasa kenyamanan yang tumbuh untuk menjalankannya dengan penuh rasa senang dan keceriaan.
Keberhasilan organisasi perlu adanya rasa kenyamanan yang cukup sehingga kita bisa menjalankan amanat dengan maksimal. Dari People Oriented menjadi Goal Oriented. Sehingga bisa diartikan sebagai, dari asas kekeluargaan menjadi asas profesionalitas.
Asas kekeluargaan merupakan komponen yang penting dalam organisasi, sehingga asas-asas yang akan muncul merupakan refleksi dari asas kekeluargaan itu sendiri. Bayangkan jika kita menerapkan asas kekeluargaan yang benar sedemikian rupa, pasti tidak adanya rasa meremehkan atau menggampangkan sesuatu amanatkan kepada individu tersebut.
Asas
Profesional, Profesionalisme merupakan sebuah cabang kata dari akar yang sama yaitu profesi. Menurut Suwinardi, profesi adalah sebuah pekerjaan yang diserahkan kepada ahlinya untuk kemaslahatan masyarakat. Profesi memiliki cabang kata yaitu Profesionalisme, menurut Paula Hall bahwa profesionalisme berarti kepercayaan.
Analogi nya adalah jika ada seorang pasien yang percaya kepada dokter untuk menyembuhkan dia. Hal ini sangat selaras dengan kepentingan organisasi baik dalam ranah siswa maupun mahasiswa. Bahwa mahasiswa percaya kepada organisasi yang tersedia untuk menjalankan apa kemauan mahasiswa itu sendiri.
Maka dari itu, dipilihlah orang-orang yang ahli untuk menjalankan gerak organisasi, sehingga bisa membuat kegiatan sesuai dengan kemauan target mereka. Profesionalisme sangat berkaitan erat dengan hal-hal pada organisasi, bahwa tujuan organisasi adalah meraih kesuksesan yang disepakati bersama.
Dari definisi tersebut, adanya pemahaman bahwa semua hal yang ada di organisasi merupakan sebuah kesinambungan dari definisi-definisi tersebut. Seperti asas kekeluargaan, rasionalitas, profesionalitas.
Hal-hal tersebut sangat berkaitan dan bisa menjadi komponen-komponen dalam menjalankan organisasi. Pemahaman akan profesionalisme memunculkan sebuah kesadaran. Meskipun kita sudah menjalankan asas kekeluargaan, kita perlu mengerti dan memahami tupoksi masing-masing, sehingga kita paham batas yang akan kita kerjakan.
Definisi profesionalisme menurut Hall kita analogikan dalam sebuah organisasi, jika mahasiswa ingin berolahraga maka dia akan datangi bidang yang bersangkutan seperti bidang olahraga. Tidak mungkin dia mendatangi bidang sosial masyarakat atau yang lain sebagainya, karena masing-masing mempunyai tugas dan fungsinya, begitupun seterusnya.
Pemikiran
Dari berbagai uraian di atas bisa kita menarik atau menyimpulkan terkait pembahasan kita yaitu bahwa asas kekeluargaan merupakan sebuah hal yang penting sehingga bisa melahirkan asas lainnya seperti rasionalitas, profesionalitas, dan sebagainya.
Tidak menutup kemungkinan bahwa dengan adanya asas kekeluargaan menumbuhkan sifat keprofesionalan dalam menjalankan tugas. Karena bisa dibilang, profesionalitas muncul dari rasa kekeluargaan. Bukankah sebuah keberhasilan kegiatan berasal dari kenyamanan? jika kenyamanan itu ada, maka terlahirlah profesionalitas.
Jika profesionalitas itu ada, maka akan melahirkanlah sebuah kesuksesan. Sehingga, ketika kita nyaman dengan tugas tersebut, kita akan sadar dengan batas-batas yang semestinya kita lakukan.
Maka bisa kita simpulkan bahwa kekeluargaan itu berkaitan dengan situasi emosional yang tumbuh di dalam sebuah kelompok. Sedangkan profesionalisme merupakan sebuah kelanjutan dari kekeluargaan sebagai tugas dari karakter untuk memahami tugasnya dengan baik.