Pemerintah dinilai haru mencermati tendensi lemahnya permintaan masyarakat pada Lebaran 2015. Ekonom Standard Chartered Bank, Eric Sugandi, mengatakan tendensi ini mencerminkan bahwa lesunya konsumsi masyarakat telah terjadi berkepanjangan.
“Oleh karena itu, pemerintah harus serius untuk “mengebut” realisasi program dan proyek dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara – Perubahan (APBN-P) 2015,” katanya di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan belanja negara dalam APBN Perubahan mencapai Rp 1.984 triliun, termasuk belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1.319 triliun.
Di dalam belanja pemerintah pusat, ada belanja modal untuk infrastruktur yang terbesar dalam lima tahun terakhir, yakni senilai Rp 290,3 triliun. “Jika eksekusi terus lambat, akan susah lagi. Karena proyek dan program harus direalisasikan untuk menciptakan lapangan kerja,” katanya.
Ia mengatakan faktor lesunya harga komoditas telah menggerogoti pendapatan masyarakat di daerah, terutama daerah yang penggerak ekonominya mengandalkan sektor komoditas. “Maka dari itu, pemulihan harga komoditas di pasar global akan sangat berimbas positif bagi daya beli masyarakat.”(ANTARA)