Jumat, April 26, 2024

Kiat Menaklukan Pangsa Pasar kepada Generasi Milenial

Zainal Abidin
Zainal Abidin
Nama Zainal dari Lhokseumawe

Generasi milenial (usia 20 sampai 34 tahun), merupakan pangsa pasar potensial dalam pemasaran produk. Namun, startup, wirausahawan dan perusaha besar mengalami dilema dalam mencari cara pemasaran yang sukses. Mereka para milenial memiliki karakter khusus, sehingga dalam memperkenal produk juga harus melalui teknik khusus.

Milenial merupakan digital native. So, pasti mereka juga pengguna platform media sosial, seperti Instagram, Twitter, dan Facebook. Melalui media sosial mereka bereksperimen dengan mode, teknologi, dan perilaku yang akan menjadi tren bagi massa. Coba deh, kita simak lima kiat khusus untuk bisa memasarkan barang kepada kalangan milenial.

Pertama, menggunakan iklan personalisasi dan kustomisasi. Generasi milenial sangat anti dengan iklan yang menganggu. Mereka tidak segan-segan memblokir iklan, ketika merasa tidak nyaman dengan tawaran produk tertentu. Nah, bagaimana caranya supaya penawaran bisa masuk mulus?

Salah satu upaya, penawaran yang dipersonalisasi. Yaitu, penawaran yang disesuaikan dengan identitas sebagai generasi milenial. Kita harus menemukan cara untuk memberikan pengalaman periklanan yang dipersonalisasi dan tidak mengganggu.

Dilansir dari startupgrind.com, sebuah studi baru saja dilakukan oleh Quotient, bahwa generasi milenial lebih menyukai penawaran yang disesuaikan dan dipersonalisasi dari pengecer. Ingin tahu cara menarik bagi mereka? 80 persen Generasi Milenial selalu mencari harga terbaik.

Generasi milenial juga tertarik dengan tawaran, bila mereka dilibatkan bukan hanya sebagai konsumen, melainkan menjadi seorang rekan. Komunikasi melalui sapaan yang lebih personal dan santai, akan menimbulkan persepsi positif, bahwa mereka disapa secara individu. Inilah salah satu norma yang dianut oleh generasi milenial, yakni personalisasi.

Kedua, menggunakan pemasaran seluler. Sejak penelusuran seluler menyaingi penelusuran desktop, pemasaran melalui seluler menjadi hal yang penting. Generasi milenial umumnya memiliki ponsel cerdas, sehingga pemasaran melalui seluler suatu keharusan.

Pemasaran melalui seluler dapat dilakukan dengan memasukkan iklan asli ke dalam game seluler. Selanjutnya juga menawarkan hadiah permainan kepada pengguna setelah mencapai skor tinggi. Selain melalui game, juga dapat dilakukan dengan memasukan iklan pada musik seluler.

Misalnya, salah satu produk minuman di Amerika telah menggunakannya penawaran minuman gratis kepada pengguna yang mencatat prestasi. Mereka menemukan cara kreatif untuk mengintegrasikan iklan secara native ke dalam aplikasi dan platform seluler yang sangat sering digunakan, terutama jika itu digambarkan sebagai hadiah.

Ketiga, fokus pada desain. Desain grafis juga tidak kalah penting. Gambar pada iklan ikut memengaruhi pemasaran milenial. Grafis menjadikan iklan lebih efektif dan menyenangkan. Bahkan menjadi pengalaman digital. Desain dengan gambar berwarna cerah dan integrasikan gerakan.

Kalau bisa, coba juga gunakan gambar milenial. Pasti deh, dapat mencerminkan audiens. Jangan lupa, orang cenderung tertarik pada gambar yang mirip dengan keadaan diri mereka sendiri.

Keempat, menciptakan pengalaman menyenangkan. Coba deh, menciptakan iklan dengan pengalaman yang menyenangkan kaum milenial.  Beberapa produk menggunakan internet dan teknologi untuk menarik kaum milenial. Generasi milenial juga gemar melakukan pembayaran dengan eGift card. Gift card  secara harfiah artinya kartu hadiah. Ini merupakan produk berupa kartu dengan nilai tertentu. Dikeluarkan, brand atau perusahaan sebagai pengganti uang saat melakukan transaksi pembelian suatu produk atau jasa. Gift card biasanya digunakan untuk transaksi di toko yang mengeluarkannya, dan berlaku dalam jangka waktu yang ditentukan.

Kelima, targetkan kepda kelompok sosial milenial. Generasi milenial sering disebut a non-traditional finicky. Secara harfiah artinya, generasi rewel non-tradisional. Mereka tidak yakin dengan iklan panggung kehidupan yang tradisional. Seperti iklan yang ditujukan untuk momen-momen bersama keluarga. Namun iklan kaum milenial menuntut pendekatan kreatif yang dibuat khusus untuk mereka.

Konteks generasi milenial jauh berbeda dengan generasi sebelumnya. Diantaranya dalam menggunakan asosiasi kata. Misalnya, kata “keluarga” memiliki arti yang berbeda, baik positif maupun negatif. Kata ‘keluarga’, tidak selalu dimaksud hubungan pernikahan atau kerabat yang sebenarnya.

Itulah 5 cara pendekatan yang perlu diperhatikan ketika menawarkan produk kepada generasi millennial. Tentunya masih banyak cara lain yang juga perlu dipelajari, karena perbedaan karakter generasi millennial dengan generasi sebelumnya. Selamat mencoba, semoga sukses.(Zainal)

Zainal Abidin
Zainal Abidin
Nama Zainal dari Lhokseumawe
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.