Pagi tadi, seorang anggota ISIS menepati janjinya. Ia datang ke kamar kos saya dengan hanya membawa pisau—ini lebih baik ketimbang perjanjian sebelumnya. Kami duduk berhadapan. Awalnya saya mempersilakan dia duduk di kasur, tetapi dia memilih bersila di lantai. Saya sepakat. Dia juga meminta untuk tidak menyalakan AC, saya bilang ini sedang musim kemarau dan kamar saya seluruhnya kayu, pasti rasanya akan seperti di dalam tungku kayu. Dia tertawa sambil melempar lelucon klasik tentang neraka lebih panas. Tidak lucu, tapi saya tertawa. Saya menertawai usahanya untuk bikin suasana lebih cair. Dia seolah tahu, dengan atau tanpa pisau, suasana pasti akan jadi kaku. Saya suka tamu yang sensitif.
SA
Sudah siap wawancara?
TRRS
Insya Allah. Bismillahirahmanirrahim. Assalaa—
SA
Sebentar, Mas, saya belum rekam.
TRRS
Oh, iya, silakan.
SA
Oh, ternyata sudah jalan rekamannya. Bismillahnya bisa diulang?
TRRS
Insya Allah. Bismillahirahmanirrahim. Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Sebetulnya ana tidak ingin membahas masalah dunia, tapi biar ana jelaskan: Kejadian kemarin di Mako Brimob tak akan terjadi andai ikhwan yang di penjara dipenuhi haknya, dari soal makanan hingga jengukan. Kami merasa ditipu dan dihina aparat. Jadi itu masalah akumulatif, kami sudah berusaha bicarakan baik-baik.
SA
Iya, saya mengerti. Kita semua juga pernah merasa ditipu aparat. Itu perasaan yang lumayan akrab, Mas.
TRRS
Jangan panggil saya Mas. Panggil AA saja. Inisial, lebih aman.
SA
Kalau BB boleh? Baby.
TRRS
Panggilan sayang itu masalah dunia. Tapi kalau bisa jangan BB, terlalu kebarat-baratan.
SA
Sebentar. [Membuka Google Maps]. Sebelah barat Indonesia itu … India. Pulau Nicobar.
TRRS
Antum tentu mengerti maksud saya.
SA
Hehe. Enggak, sih. Tapi, oke, saya pernah nonton film India dan ada tokoh yang memanggil pacarnya ‘baby‘. Panggilan ‘baby‘ memang India sekali.
TRRS
Saya juga suka nonton film India. Waktu kecil sering diputar di TV. Aduh, jadi kangen Zaman Jahiliyah dulu. Bukan berarti ana tidak suka Zaman Pencerahan yang sedang ana jalani, saat ini tentu jauh lebih baik, lebih ada harapan. Jadi, jangan salah kutip. Wartawan suka salah kutip. Nanti dijadikan judul berita: ‘Jihadis Ini Kangen Zaman Jahiliyah’.
SA
Iya, saya mengerti. Semua orang suka nostalgia. Meminjam istilah Anda, masalah duniawi. Omong-omong masalah duniawi, orang tewas kan masalah duniawi. Apa Anda dan kolega tidak memikirkan nasib keluarga orang yang ikut tewas akibat rekan Anda main-main dengan bahan peledak dan senjata tajam?
TRRS
Tampaknya antum lebih suka hal-hal duniawi, ya?
SA
Wah, iya juga. Saya baru kepikiran. Kemungkinan besar di titik itulah kita tidak ketemu.
TRRS
Antum pintar. Kita tidak butuh orang pintar, kita butuh orang benar. Ana tidak suka orang pintar, jadi habis wawancara ini mungkin antum akan ana sembelih.
Bercanda. Hehe.
SA
Pakai nama Allah, enggak? Biar halal.
TRRS
Daging manusia haram.
SA
Saya juga bercanda. [Menepuk pundak BB biar akrab]. Saya penasaran, banyak orang menyebut kelompok Anda ‘menurunkan neraka ke muka bumi’. Sebagai orang yang tidak percaya neraka, saya tentu keberatan dengan frasa itu. Terdengar seram dan masuk akal, tapi enggak. Apakah Anda merasa sudah menurunkan neraka ke muka bumi?
TRRS
Neraka? Ke muka bumi? [Tertawa keras dan agak lama, lalu celingukan]
SA
Cari apa?
TRRS
Malaikat Malik. Kalau neraka ada di muka bumi kok ana enggak lihat beliau, ya? Apa ana perlu pakai pandangan liberal?
SA
Anda lucu. Maksud saya, selain mahir merakit bom dan mendoktrin, Anda punya selera humor yang lumayan. Apa enggak kepikiran jadi pelawak tunggal saja? Atau bikin lagu rap, barangkali?
TRRS
Pernah kepikiran. Tapi Rasulullah tidak pernah bikin lagu rap. Perjuangan beliau hanya melalui dakwah, perang, dan berdagang, ana mengikuti jejak karier beliau saja. Wah, perang dan berdagang berima. Mungkin saya memang berbakat jadi rapper.
SA
[Ketawa] Yah, kelihatannya perang menarik. Semua orang suka perang.
TRRS
Antum salah! Tidak ada yang suka perang. Ana dan ISIS adalah kelompok yang paling antiperang, andai orang-orang mengikuti kami, kami tidak perlu meledakkan bayi dan orang Kristen. Orang-orang selain kelompok ana itu keras kepala sekali, mereka suka perang. Aduh, padahal membunuh itu dosa. Tapi apa boleh buat?
SA
Bagaimana Anda bisa menyimpulkan orang-orang selain kelompok Anda suka perang? Mereka kelihatannya hidup rukun dan damai.
TRRS
Aduh, Anda hanya lihat permukaan saja. Tahu teori pohon baobab?
SA
Wah, saya kurang familier dengan teori itu.
TRRS
Pohon baobab itu kelihatan damai dan bagus dari atas, tetapi akarnya menghunjam sampai neraka!
SA
Oh, sejenis teori gunung es versi Timur Tengah, ya. Menarik, dengan kata lain Anda percaya neraka ada di bawah tanah?
TRRS
Itu kan hanya kiasan.
SA
Oke. Jadi singkatnya Anda percaya orang selain kelompok Anda menyimpan rencana keji terhadap Anda dan kelompok Anda?
TRRS
Walan tardlaa ‘anka alyahuudu walaa alnnashaaraa hattaa tattabi’a millatahum qul inna hudaa allaahi huwa alhudaa wala-ini ittaba’ta ahwaa-ahum ba’da alladzii jaa-aka mina al’ilmi maa laka mina allaahi min waliyyin walaa nashiirin.
SA
Maafkan saya yang bukan poliglot, kira-kira itu artinya apa? Intinya saja.
TRRS
Aduh, anak muda zaman sekarang. Masya Allah. Kalau semua anak muda seperti antum, kan wajar kalau kami marah? Begini: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Nah, yang tidak dipahami kebanyakan orang: ana dan saudara-saudara seiman ingin mengajak semua orang, ini perlu digaris-bawahi, semua orang, untuk membangun bumi yang sakinah, mawadah, wa rahmah, di bawah kepemimpinan Khalifah.
SA
Saya sudah menduga Anda memang berbakat jadi rapper.
TRRS
Antum bisa saja. [Menepuk pundak saya]. Tapi, Itu yang tidak dipahami orang, sesuai ayat tadi saja sudah jelas ‘hanya petunjuk Allah yang benar’. Di bawah khilafah, kita bisa membangun dunia berdasarkan petunjuk Allah, sudah pasti dunia jadi lebih benar. Lihat itu kapitalisme membuat saudara-saudara kita miskin. Lihat itu sosialisme mau merebut Google. Memang bisa? Kalau khilafah berkuasa semua properti menjadi milik Allah.
SA
Iya, saya baca berita penjualan obat gangguan jiwa meningkat di Amerika. Semua orang cemas dan khawatir. Selain karena pekerjaan, juga karena teror dari kelompok Anda.
TRRS
[Ketawa] Antum bisa saja. Kelompok kami tidak pernah meneror, itu peringatan untuk bergabung menuju dunia yang lebih baik. Seratus atau dua ratus orang mati bukan masalah, neraka sangat luas, cukuplah menampung mereka. [Ketawa]
SA
Suka teh manis?
TRRS
Kopi saja. Gulanya dua sendok. Diaduk dari kanan ke kiri. Sebelum mengaduk harus berdoa. Setiap adukan harus disertai doa. Dan selesai diaduk juga harus berdoa. Setiap napas adalah doa, adalah kemenangan.
SA
Mau buat sendiri? Selain tidak beriman, saya juga tidak bisa bikin kopi. Kalau enggak enak nanti tangan saya hilang sebelah.
TRRS
Habis wawancara ini antum akan beriman, kalau masih sayang dengan tangan antum.
SA
Oke, akan saya pikirkan.
TRRS
Pelan-pelan saja. Maksud ana, bayangkan pisau ana menggores kulit tangan antum pelan-pelan. Nanti kalau sudah sampai tulang baru agak keras sedikit. [Ketawa] Dunia perlu contoh ringan, hukuman lebih berat akan menimpa para pendukung Bush dan ideologinya.
SA
Anda benci George Bush?
TRRS
Lebih tepatnya dia benci Islam.
SA
Kalau begitu Anda bisa berteman dengan Kanye West.
TRRS
Siapa itu Kanye West?
SA
[Menunjukkan video ‘Bush Doesn’t Care About Black People‘]
TRRS
MASYA ALLAH! BERANI SEKALI ORANG INI? MENGINGATKAN ANA PADA BILAL BIN RABAH. APA DIA MASIH HIDUP?
SA
Masih. Masih berjuang, dengan cara lain ….
TRRS
Dia orang Amerika? Maksud ana tinggal di Amerika Serikat?
SA
Bukan hanya orang Amerika, dia orang Amerika berpengaruh. Musisi, produser, pengusaha, dan punya banyak massa. Oh, dia juga menyayangi semua orang. Semua orang. Jadi, kalau saya datang ke rumahnya mungkin saya akan dijamu makanan enak. Apalagi Anda, orang yang punya semangat untuk mengubah dunia. Dia pasti menyukai Anda.
TRRS
Dan ana bisa bernegosiasi dengan dia. Siapa tahu dia mau … jadi … pengantin. Antum punya kontaknya?
SA
Sayang sekali saya tidak terlalu akrab dengan orang populer. Kabar baiknya, Kanye bisa dihubungi lewat Twitter. Sepertinya dia cukup aktif.
TRRS
Oke, kalau begitu ana kerahkan … 300 bot untuk mengirim twit kepada dia.
SA
Kenapa 300?
TRRS
Antum ini benar-benar jauh dari Allah. 300 itu jumlah tentara muslim waktu perang Badar.
SA
Wah, ngobrol dengan Anda memperkaya pengetahuan saya soal sepak terjang pengikut Muhammad.
TRRS
Antum tertarik ikut perjuangan kami?
SA
Tentu tidak.
***
Kami tertawa. Lalu tawa saya mendadak lenyap saat mendengar kabar bom meledak di enam gereja di Jawa Timur. Saya menoleh ke arah Pak Teroris, dia mengangkat bahu dan tersenyum. Saya memikirkan sesuatu sambil melihat punggungnya menjauh; sesuatu yang berhubungan dengan isi perut dan kantong kresek.