Nir Barkat, Walikota Yerusalem menggemparkan publik kota itu setelah melarang adanya perempatan atau simpang empat di kotanya. Hal ini ia ambil setelah menelaah dan melakukan pembahasan dengan tokoh adat, rabi, zaken, zkena, serta Lembaga Adat Yahudi dan Barusan Pemuda Tembok Ratapan (BPTR), yang bersepakat bahwa perempatan dapat merusak akidah umat Yahudi.
Nir Barkat mengatakan bahwa saat ini ada upaya sistematis, terstruktur, dan masif dari orang Arab pendatang untuk merusak ajaran Judaisme. Hal ini terbukti dari jutaan pekerja Arab Asing yang masuk ke Israel dan berusaha merebut pekerjaan orang-orang pribumi di Yerusalem. Orang-orang Arab Asing ini berusaha mengubah tatanan adat Yahudi yang bersendikan Taurat.
“Orang Yerusalem itu Yahudi semua, orang Arab Asing ini berusaha merusak keimanan kami para pribumi,” kata Nir Barkat.
“Selaku Kepala Daerah beserta SKPD dan Majelis Rabbi Israel (MRI), saya melarang adanya perempatan di kota Yerusalem. Keputusan ini diambil berdasarkan adanya indikasi bahwa perempatan ini berbentuk salib dan mengandung unsur ajaran kristen yang mana dapat merusak iman umat Yahudi. Kalau tiap hari lewat perempatan, kami takut pelan-pelan mereka akan pindah agama. Ini terpantau dari banyaknya orang yang takut masuk ke Yerusalem,” katanya.
Pihaknya akan melakukan pembangunan ulang. Semua perempatan akan dibuat perlimaan atau pertigaan, tergantung kebutuhan jalan, yang penting jangan membentuk salib. Pihak Majelis Rabbi Israel Yerusalem sudah mengimbau kepada para kontraktor untuk menjaga iman dengan tetap berdoa pada Tuhan dan tidak membuat perempatan lagi.
“Jaga-jaga, siapa tahu nanti malah akidah rusak, umat yahudi punah karena pindah agama,” kata Rabi Deanof Ragyadef.
Sikap Nir Barkat ini pun didukung oleh masyarakat Yerusalem. Mereka curiga ada upaya kristenisasi. Ada banyak perempatan di Yerusalem, dan banyak yang kemudian merasa tiba-tiba ingin pindah agama karena desir di dada. “Kami jadi pengin ke gereja karena lewat perempatan ini. Saya memang sudah lama curiga,” kata warga yang tak disebutkan namanya.
Nir Barkat juga akan melakukan studi banding ke Bukittinggi Indonesia. Nir mengaku sangat terinspirasi dengan sikap keras M. Ramlan Nurmatias, dalam menjaga akidah. Salah satunya dari penolakan Event Color Run yang diduga merupakan dukungan terhadap LGBT. “Pak Nurmatias itu hebat,” katanya
Nir Barkat sedang mengajukan rancangan Brother City, antara Yerusalem dan Bukittinggi. Jika ini berlaku, setiap Perda pencegahan maksiat yang ada di Bukittinggi juga akan diberlakukan di Yerusalem. “Larangan Color Run ini akan kami adopsi juga dalam bentuk lain. Banyak orang Arab muslim yang berjanggut, rencananya kami akan melarang orang yahudi berjanggut karena itu kan ciri muslim,” kata Barkat.
“Belum pernah saya temui walikota sehebat beliau. Di Brazil, memang walikota membuat kota yang ramah transportasi publik. Di Korea, membersihkan sungai agar bisa digunakan. Tapi di Bukittinggi, walikotanya membersihkan simbol-simbol LGBT,” ungkapnya.
Nir barkat mengaku akan terus meningkatkan usaha menjaga akidah Yahudi secara lebih tegas lagi. Setelah melarang perempatan, pihaknya juga akan melarang warga Yahudi keluar saat bulan sabit.
“Bukan apa-apa, bulan sabit itu kan logo umat islam. Saya takut nanti orang yahudi akan baca syahadat karena melihat bulan sabit. Pemerintah Kota Yerusalem bersama SKPD yang ada akan terus berupaya untuk mengantisipasi seluruh kegiatan yang berdampak dan dilatarbelakangi masalah sosial kemasyarakatan serta dikhawatirkan merusak moral generasi penerus,” katanya.
Sejauh ini, pemerintah Yerusalem sedang berusaha untuk melarang orang Yahudi untuk meminum air putih karena terindikasi mirip Air Zamzam. “Kami sedang bicarakan dengan Pak Benjamin, sejauh ini beliau masih mempertimbangkan apakah minum air akan dilarang atau tidak di Israel. Mengingat Air Zamzam yang sangat lekat dengan umat Islam. Kami tidak mau warga Yerusalem masuk islam setelah minum air,” kata Nir Barkat.
Usaha untuk melawan Islamisasi dari orang Arab Asing memang sangat gencar dilakukan di Israel. Hal ini diduga karena ada jutaan warga Arab Asing ilegal yang dimasukan ke negara itu untuk memenangkan Palestina. “Kami, laskar Front Pembela Israel, lebih baik mati daripada membiarkan orang Arab Asing merusak akidah dan bangsa kami,” kata Teghyu Yurpnomo, Petua Pemuda Yahudi Israel.
Di Bukittinggi, ada Peraturan Daerah tentang Pemberantasan Maksiat. Aturan ini diharapkan dapat menjadi pintu untuk menjaga iman dan takwa warga. Nir Barkat mengaku bahwa peraturan ini jenius. Sejak 2008, Pemda sudah melarang perayaan Valentine yang dianggap dekat dengan maksiat.
“Perda yang jenius!” Kata Nir Barkat. Untuk itu, pihaknya menyatakan menunggu masukan warga Israel lainnya terkait perda-perda yang dapat menjaga kemurnian ajaran Judaisme.
“Kami berterima kasih atas masukan masyarakat, dan unsur terkait lainnya, atas permasalahan yang ditimbulkan oleh perempatan. Ke depan Pemkot Yerusalem akan mengoptimalkan pengawasan dari berbagai event yang akan dilaksanakan di kota umat Yahudi ini.”