Jumat, Maret 29, 2024

Virus Corona, Ancaman Global, Inisiatif Indonesia

Ludiro Madu
Ludiro Madu
Dosen di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta. Peminat studi ASEAN, Asia Tenggara, Politik Luar Negeri & Diplomasi Indonesia, dan kaitan internet-hubungan internasional

Setelah Tiongkok secara provokatif mengancam kedaulatan Indonesia di perairan Pulau Natuna, kini Tiongkok kembali ‘mengancam’ dunia melalui virus Corona.

Walaupun WHO sebagai otoritas kesehatan global belum menetapkan Virus Corona sebagai keadaan darurat, dunia segera merasakan ancaman kesehatan lintas-negara ini. Tidak seperti provokasi Beijing di Natuna yang hanya dirasakan Indonesia, virus Corona telah menyebar ke berbagai negara dan langsung mengenai atau mengancam penduduk mereka.

Lebih dari 50 orang telah meninggal dunia. Lebih dari 2.000 orang terindikasi positif virus ini. Persebaran telah meliputi lebih dari 13 negara di dunia. Bahkan warganegara Tiongkok yang terindikasi virus Corona telah ditemukan di Singapura, Malaysia, dan Australia.

Indonesia tentu saja berharap tidak terkena virus ini, walaupun turis Tiongkok mendapat sambutan meriah oleh pemerintah daerah Sumatra Barat (26/01/2020). Padahal, pemerintah Filipina justru memulangkan 1 (satu) pesawat turis dari Tiongkok.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri sedang memantau 93 warganegara Indonesia yang sedang berada di Wuhan, Tiongkok. Data terakhir, jumlah mahasiswa Indonesia di Wuhan sekitar 428 orang, Beijing mencapai 1.280 orang, dan Shanghai 849 orang. Namun, 90 persen WNI yang bersekolah di Wuhan tidak berada di kota Wuhan.

Ancaman keamanan non-tradisional

Virus Corona memunculkan isu ancaman kesehatan lintas-batas negara. Ancaman Virus Corona sangat berbeda dengan provokasi China coast guard dan kapal-kapal nelayannya di Natuna dalam bentuk, sifat, cara merespon, pihak yang merespon, obyek ancaman, dan konsekuensinya.

Dalam studi-studi keamanan (security studies), virus Corona dapat dimasukkan sebagai ancaman keamanan non-tradisional. Dalam kategori itu, negara perlu bekerjasama dengan berbagai aktor non-negara (baik sipil maupun militer) untuk memastikan kewaspadaan nasionalnya. Bahkan Indonesia juga perlu bekerjasama dengan negara-negara lain (termasuk ASEAN) untuk bertukar informasi terbaru.

Kerjasama antar-aktor domestik dan antar-negara ini sangat mendesak karena obyek serangan adalah manusia atau warganegara. Ancaman kesehatan dirasakan langsung oleh masyarakat, apalagi yang memiliki mobilitas antar-negara. Dalam keamanan non-tradisional, fokus perhatian lebih pada keamanan manusia (human security).

Sedangkan pada ancaman keamanan tradisional, negara menjadi satu-satunya aktor yang merespon ancaman keamanan. Aktor negara ini adalah pihak militer. Karena obyek-obyek vital negara yang menjadi target serangan itu mewakili kepentingan nasional, maka militer pula yang paling berwenang menjalankan peran keamanan nasional (national security) ini.

Mengingat persebaran virus Corona tergantung pada kontak antar-manusia maka upaya-upaya preventif mengurangi kontak langsung dengan individu terindikasi menjadi salah satu kebijakan urgent dari sebuah negara. Dalam konteks studi keamanan, virus Corona memerlukan peran serta berbagai aktor nasional dan lintas-negara, negara dan aktor-negara.

Respon bersama

Bagi diplomasi Indonesia, kejadian virus Corona ini menjadi tantangan tersendiri. Pada 2020 ini, Indonesia menjadi ketua dalam forum Foreign Policy and Global Health (FPGH). Melalui forum ini, Indonesia dapat mendorong kerjasama antar-negara dalam tanggap darurat terhadap isu-isu kesehatan global, termasuk virus Corona.

Urgensi mengenai ancaman lintas-negara ini menjadikan virus Corona sebagai masalah kesehatan memerlukan kerjasama global.

Masalah kesehatan lintas-batas negara atau berdampak global secara politik dan ekonomi menjadi perhatian utama.

Salah satu fokus kesehatan global adalah perlindungan terhadap ancaman global yang tidak memandang batas negara. Pada 2019, WHO mengeluarkan laporan mengenai 10 ancaman kesehatan global, termasuk virus Ebola, SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), MERS (Middle-East Respiratory Syndrome), Zika, dan Nipah.

Selain berbagai kebijakan nasional sebagai respon terhadap virus Corona, Indonesia perlu mendesak WHO untuk memberikan perhatian dan dukungan internasional terhadap Tiongkok.

Berbagai inisiatif multilateral di bidang kesehatan perlu diupayakan agar setiap negara memperoleh informasi paling update mengenai warganegara mereka yang berada di Wuhan dan kota-kota di sekitarnya, misalnya. Keinginan pemerintah Jepang, Australia, dan Indonesia, misalnya, untum melakukan evakuasi warganegara mereka tidak bisa dilakukan secara sepihak atau unilateral, tapi perlu mempertimbangkan kebijakan Tiongkok.

Upaya-upaya nasional Beijing untuk mencegah lebih lanjut perkembangan virus dan pergerakan warganegara (karantina massal terhadap 41 juta penduduk di 13 kota) patut diapresiasi. Apalagi kejadian ini berlangsung menjelang perayaan tahun baru Imlek. Dampak sosial dan ekonomi dari virus ini menjadi resiko terberat yang harus diterima Tiongkok.

Negara-negara anggota ASEAN juga perlu diajak bekerja sama dalam pertukaran informasi mengenai perkembangan persebaran virus di negara masing-masing, kebijakan nasional dalam pencegahan dan mekanisme cepat tanggap jika ada indikasi terkena virus Corona. Jika dimungkinkan ASEAN perlu membangun kerangka kerjasama regional mengenai ancaman kesehatan, termasuk virus Corona, di tingkat regional.

Dalam konteks itu, penanganan virus Corona tidak lagi hanya menjadi perhatian berbagai negara secara terpisah dalam batas teritori negara masing-masing. Kerjasama antar-negara sangat diperlukan untuk merespon secara cepat ancaman kesehatan lintas-batas negara, termasuk virus Corona.

Ludiro Madu
Ludiro Madu
Dosen di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta. Peminat studi ASEAN, Asia Tenggara, Politik Luar Negeri & Diplomasi Indonesia, dan kaitan internet-hubungan internasional
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.