Minggu, November 24, 2024

Urgensi Pembelajaran Tatap Muka

Erni Juliana Al Hasanah Nasution
Erni Juliana Al Hasanah Nasution
Dosen FISIP UMJ dan ITB AD Jakarta, Alumni PPRA LIX Lemhannas RI
- Advertisement -

Dalam keterangan pers Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim meluruskan mispersepsi yang terjadi dalam beberapa pemberitaan terkait pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Mendikbudristek sekali lagi menyatakan bahwa PTM terbatas tidak sama seperti sekolah tatap muka biasa, tapi harus dengan pembatasan jumlah siswa dan pemberlakuan protokol kesehatan yang ketat.

PTM semacam itu tentu membutuhkan biaya yang lebih mahal. Dari segi tempat misalnya akan membutuhkan ruang kelas yang lebih banyak. Dan untuk mentaati protokol kesehatan dibutuhkan sarana dan prasarana tambahan jika dibandingkan dengan PTM biasa. Dalam PTM terbatas membutuhkan ketersediaan masker, tempat cuci tangan sesuai standar, hand sanitizer, sekat dari plastik atau fiber glass yang memisahkan antar siswa, dan lain-lain.

Meskipun demikian, PTM terbatas tetap harus dijalanklan. Semua risiko biaya tambahan dan hal-hal lain untuk menunjang suksesnya PTM terbatas harus dipenuhi, karena sepanjang pelaksanaan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ), terlampau banyak “kerugian” yang diderita baik oleh siswa maupun orang tua. Ada kejenuhan, hilangnya perhatian dan kontrol guru, serta minusnya penanaman karakter melalui keteladanan para pendidik di lingkungan sekolah.

Setelah Pandemi Covid-19 melanda dunia, termasuk Indonesia, memang banyak hal telah berubah. Perubahan ada yang positif, tapi ada juga yang negatif. Di antara yang negatif adalah dalam pelaksanaan sistem pendidikan, dari tatap muka menjadi tatap gawai, dari dunia nyata beralih ke dunia maya. Atau dalam bahasa yang populer saat ini, dari luring ke daring. Mengapa dikatakan negatif? Karena pelaksanaan pendidikan yang baik membutuhkan interaksi fisik yang benar-benar nyata, bukan hanya lewat dunia maya.

Dalam pendidikan yang paling urgen adalah penanaman nilai. Yakni bagaimana membuat anak didik lebih beradab, lebih bermartabat. Tak hanya pandai dalam sejumlah mata pelajaran. Tapi yang lebih penting adalah bagaimana implementasi dari mata pelajaran yang telah dikuasai itu ke dalam dunia nyata. Faktor inilah yang kelak akan menentukan anak didik sukses dalam mengarungi kehidupan. Ada pepatah, “ilmu yang tidak bermanfaat bagaikan pohon yang tidak berbuah.” Fungsi pohon sangat baik, bisa menjadi tempat berteduh pada saat panas terik. Tapi akan jauh lebih besar manfaatnya jika pohon itu berbuah dan buahnya bisa dinikmati banyak orang.

Secara teoritik kita mengenal tiga taksonomi yang digagas seorang ahli psikologi pendidikan dari Amerika, Benyamin S. Bloom (1913-1999), yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik. Di era Pandemi Covid-19, yang mengharuskan siswa menghindari interaksi fisik secara langsung, pembelajaran terpaksa harus dilakukan jarak jauh.

Dalam konteks taksonomi Bloom, PJJ hanya bisa maksimal dilakukan untuk aspek kognitif, yakni semata untuk mendapatkan pengetahuan. Sejatinya, di era kemajuan teknologi digital sekarang ini, untuk mendapatkan pengetahuan sangat mudah, tanpa harus mengikuti pendidikan formal pun bisa didapatkan dengan cara browsing di dunia maya.

Pendidikan yang berhenti pada aspek pengetahuan tidak akan mengubah apa-apa. Pengetahun baru bisa bernilai guna pada saat ditransformasikan menjadi ketrampilan yang kemudian akan mengubah pola tingkah laku (karakter). Pada saat mencakup ketiga aspek itulah (pengetahuan, ketrampilan, dan karakter) pendidikan akan mampu menggerakkan dan mengubah dunia ke arah yang lebih baik.

Maka di sinilah letak urgensi PTM, yakni untuk menyempurnakan proses pendidikan agar bisa memberi manfaat yang konstruktif dalam kehidupan manusia. Di tengah-tengah suasana kehidupan kemanusiaan yang cenderung mengarah pada kehancuran akibat kerusakan alam, polusi udara, dan lain-lain, dibutuhkan manusia-manusia baru yang mampu mengubah keadaan.

Dalam kitab suci al-Quran ditegaskan bahwa Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum (individu, komunitas) kecuali kaum itu sendiri yang mau mengubahnya (ar- Ra’ad: 11). Perubahan nasib ke arah yang lebih baik hanya bisa berjalan efektif pada saat segenap penduduk bumi, waga masyarakat, dan individu, mau belajar mengubah dirinya sendiri ke arah yang lebih baik. Perubahan yang terbaik hanya bisa dilakukan mulai dari diri sendiri.

- Advertisement -

Pendidikan adalah kunci dari terjadinya perubahan individu. Manusia bisa memajukan dan mengembangkan dirinya secara lebih efektif melalui pendidikan, tentu pendidikan yang dimaksud adalah suatu proses pembelajaran yang komprehensif, yang meliputi semua aspek, terutama kognitif, afektif, dan psikomotorik. Tiga aspek ini harus menjadi satu kesatuan yang tertanam dalam setiap jiwa anak didik.

Anak-anak kita, para siswa dan mahasiswa, adalah para pewaris masa depan. Masa depan dunia akan lebih baik jika berada di tangan para pewaris yang baik. Anak-anak kita harus mendapatkan pendidikan yang terbaik. Pelaksanaan sistem pendidikan yang telah “dirusak” oleh pandemi Covid-19 harus segera diatasi, salah satunya adalah dengan pelaksanaan PTM.

Akan banyak risiko yang mungkin timbul akibat PTM, misalnya kemungkinan munculnya kluster covid di sekolah. Dan, seperti sudah diperkirakan, tesiar berita banyak siswa terjangkit Covid-19. Ungtung saja, tidak semua berita yang tesebar itu benar adanya. Pihak Kemendikbudristek telah dengan cekatan mengklarifikasinya.

Meskipun demikian, semua stakeholder pendidikan harus tetap waspada terhadap semua kemungkinan buruk yang timbul akibat PTM. Caranya dengan melakukan mitigasi yang komprehensif. Semua dampak yang timbul dari PTM harus diantisipasi dengar cermat. Suksesnya pelaksanaan PTM, meskiupun masih terbatas, akan menentukan perbaikan sistem pendidikan kita di masa sekarang dan yang akan datang.

Erni Juliana Al Hasanah Nasution
Erni Juliana Al Hasanah Nasution
Dosen FISIP UMJ dan ITB AD Jakarta, Alumni PPRA LIX Lemhannas RI
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.