Jumat, April 25, 2025

Tren Joget ‘Velocity’ dalam Teori Bandwagon Effect

Ardiansyah M. Akbar N.
Ardiansyah M. Akbar N.
Pemuda yang berusaha memberi impak bagi kehidupan.
- Advertisement -

Bulan Ramadhan 2025 sepertinya terasa berbeda bagi masyarakat Indonesia, karena banyak sekali yang terjadi di Indonesia. Mulai dari pengesahan revisi UU TNI yang memicu terjadinya gelombang penolakan dari kalangan masyarakat, terror pengiriman kepala babi dan bangkai tikus terhadap kantor media Tempo, hingga masyarakat Indonesia yang sepertinya tidak bisa menahan diri untuk mengikuti tren joget ‘velocity’ ketika melaksanakan buka bersama dan mengunggahnya ke media sosial terutama dalam media Tiktok.

Apasih tren joget ‘velocity’? Velocity sebenarnya memiliki arti dalam bahasa Indonesia sebagai kecepatan atau akselerasi, tetapi dalam konteks sebagai tren. ‘Velocity’ di media sosial Tiktok dan Instagram merupakan joget yang dilakukan dengan menggunakan efek slow motion sehingga menciptakan tampilan visual yang terkesan lebih sinematik, dramatis dan menonjolkan momen mengangkat jari di akhir video.  Tren ini dilakukan oleh hampir seluruh kalangan masyarakat di Indonesia dan sudah menjadi pemandangan yang lumrah jika melihat sekelompok laki-laki maupun perempuan melakukan joget ‘velocity’ di tempat umum.

Kenapa tren velocity bisa sangat menyebar dan banyak sekali masyarakat Indonesia yang merasa harus ikut membuat konten tersebut ketika buka bersama? Jika dielaborasi lebih dalam menggunakan teori Bandwagon Effect.

Secara teori, bandwagon effect merupakan kecenderungan orang-orang untuk meniru dan melakukan perilaku tertentu atau tren tertentu, karena mayoritas orang telah melakukan tren tersebut atau akibat ada semacam tekanan sosial di dalam masyarakat (Zastrahadi et al., 2023). Simpelnya teori bandwagon effect memiliki makna sebagai fenomena ‘ikut-ikutan’ atau mengikuti tren yang sedang berlangsung di masyarakat.

Berdasarkan data dari We Are Social pada awal Tahun 2025 yang dikutip dari detikinet, total populasi masyarakat Indonesia yang hampir mendekati 300 juta orang, 212 juta diantaranya menggunakan internet secara aktif, dengan penetrasi daring mencapai 74,6%. Maka tidak heran jika tren ‘velocity’ sangat meledak dan hampir seluruh remaja hingga kalangan dewasa awal, baik laki-laki maupun perempuan cenderung ikut untuk melakukan joget velocity dan mengunggahnya ke media sosial mereka.

Tidak ada yang salah memang dengan tren velocity ini, tetapi yang perlu menjadi sorotan adalah kecenderungan masyarakat Indonesia yang mudah sekali mengikuti tren hanya karena FOMO untuk eksistensi diri dalam media sosial. Menjadi sangat menarik juga karena dalam bulan Puasa Tahun 2025 ini, kondisi politik dan negara sedang dilanda kekacauan akibat dari pengesahan revisi UU TNI yang memicu penolakan di berbagai tempat di Indonesia.

Kecenderungan masyarakat yang mudah mengikuti tren ini membuat rakyat Indonesia menjadi semakin terpolarisasi akibat tren-tren yang menyerbu media sosial, ditengah kondisi politik yang tidak stabil ini ada sebagian kalangan yang dalam media sosialnya selalu aktif menyuarakan aspirasi ketidakadilan dan penolakan terhadap aturan yang baru disahkan, dan sebagian besar masyarakat banyak yang justru lebih sibuk mengikuti tren dan mengunggah velocity dalam media sosial pribadi mereka.

Kecenderungan masyarakat Indonesia yang mudah sekali terbawa arus sepertinya sudah harus mulai menjadi diskursus yang seksi dalam setiap ruang obrolan, bandwagon effect yang terjadi pada banyak kalangan di Indonesia dapat berefek sangat negatif jika tidak segera disadari. Dalam berbagai konteks, masyarakat menjadi lebih mudah digiring opininya.

Banyak pihak yang mengambil keuntungan dari sikap masyarakat seperti ini, terutama dalam konteks politik akan semakin banyak politisi yang ‘memanfaatkan’ fenomena ikut-ikutan ini untuk kepentingan pribadi dalam meningkatkan elektabilitasnya. Sehingga efeknya, elektabilitas tidak lagi dipengaruhi oleh kompetensi politisi dan hanya dipengaruhi oleh sepintar apa politisi menciptakan tren yang mudah diterima oleh masyarakat secara umum.

Tren bukan hal yang sulit untuk diciptakan, jika masyarakat Indonesia mayoritas melakukan bandwagon effectPerilaku tertentu yang dilakukan dan diawali oleh seorang influencer akan mudah sekali ditiru dan menyebar dalam masyarakat, besarnya pengaruh yang dimiliki oleh seorang influencer karena jumlah followers dalam media sosialnya banyak.

- Advertisement -

Banyaknya pengikut dalam media sosial tersebut akan membuat setiap perilaku dan seluruh gerak-geriknya diperhatikan oleh banyak orang. Jika ‘kekuatan’ seperti itu digunakan untuk kepentingan politik maka akan berdampak sangat besar dan sebetulnya sangat dirasakan efeknya oleh masyarakat sipil. Dengan kondisi masyarakat Indonesia yang saat ini cenderung mudah sekali untuk digiring opininya dan cenderung ‘dihasut’ untuk mengikuti sesuatu jika sudah dilakukan oleh banyak orang. Maka akan tercipta gap atau jurang pemisah yang sangat dalam di tengah masyarakat.

Gap atau jurang pemisah antar masyarakat ini akan semakin meruncingkan polarisasi yang terjadi di Indonesia, saat ini sudah terjadi polarisasi sebagai akibat dari efek perbedaan algoritma yang dikonsumsi oleh setiap orang dalam media sosial mereka. Polarisasi di masyarakat menjadi hal yang sangat ironis, karena fenomena ini tidak akan berujung dan hanya akan membuat masyarakat saling ‘melukai’ dirinya sendiri ditengah kondisi negara yang semakin menghawatirkan.

Referensi

https://tekno.kompas.com/read/2025/03/21/13290097/apa-itu-velocity-istilah-video-yang-sedang-tren-di-medsos

https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20250320042839-277-1210871/mengenal-tren-velocity-yang-viral-di-media-sosial

Zatrahadi, M. F., Darmawati, D., Rahmad, R., Syarifah, S., & Arsy, N. (2023). Analisis dampak sosial efek bandwagon pada eksistensi remaja: studi di kota Pekanbaru dan kota Bukitinggi. Jurnal EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia, 9(2), 1048-1059.

Ardiansyah M. Akbar N.
Ardiansyah M. Akbar N.
Pemuda yang berusaha memberi impak bagi kehidupan.
Facebook Comment
- Advertisement -

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.