Jumat, Maret 29, 2024

Tapuak Galembong dan Psikologi

Hasanah
Hasanah
Saya seorang Mahasiswa ISI Padangpanjang jurusan Teater. Begiat dalam Forum Pegiat Literasi dan Komunitas Seni Kuflet.

Pertunjukan seni ialah salah satu pusat untuk mempertahankan tradisi masing-masing daerah. Seperti Minangkabau, Randai, Sumatera Utara, Opera Batak, Jawa Timur, Reog Ponorogo, Bali, Kecak, dan masih banyak lagi dari daerah yang lain. Melihat persoalan seni, tak ubahnya melihat dua sisi mata uang. Saling bertimbal balik. Ada yang mempertahankan dan ada yang melepaskan.

Tapi, pada hakekatnya sebagai seorang seniman harus mempertahankan tradisi. Karena, di dalam diri setiap orang adalah tradisi, dan pulang adalah jalan terbaik dalam kehidupan. Pulang adalah mempertahankan, bukan meninggalkan. Pembahasan esai kali ini akan melihat salah satu pertunjukan Tari yang berupaya untuk tetap mempertahankan tradisi, yang ditampilkan oleh Upiak-Upiak Kareh dengan Tapuak Galembong.

Tari dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991:1011) didefinisikan sebagai gerakan badan yang berirama dan biasanya diiringi bunyi-bunyian. Penari diartikan sebagai orang yang pekerjaannya menari. Sedangkan menurut Amir Rohkyatmo (1986:74) yaitu gerak ritmis yang indah sebagai ekspresi jiwa manusia, dengan mempertahankan unsur ruang dan waktu. Jadi, tari ialah serangkaian gerak yang mengekspresikan emosi jiwanya dengan ritme yang indah.

Berbagai macam jenis tari, salah satunya ialah Tari kreasi baru yang merupakan sebuah tarian yang dikembangkan oleh seorang koreografer atau juga disebut penata tari. Tari Kreasi Baru Terdapat dua jenis yaitu: 1) Tari kreasi baru pola non tradisi, tarian ini adalah tarian yang tidak menggunakan sama sekali unsur tradisional dalam tariannya.

Baik itu gerakannya, rias dan kostum, maupun iramanya. 2) Tari kreasi baru pola tradisi Tari seni ini menggunakan sentuhan unsur tradisional. Baik itu gerakannya, rias dan kostum, maupun iramanya. Ada nilai-nilai tradisi yang dibawakan dalam tarian jenis ini.

Terlepas dari pembahasan tari baik dari tradisi dan non tradisi, saya akan coba untuk masuk ke ruang yang lebih dalam, Pertunjukan Tapuak Galembong yang merupakan pertunjukkan yang diadaptasi dari Randai. Randai adalah salah satu teater tradisi di Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok dengan membentuk lingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara bergantian.

Menurut Gotshalk penilaian Seniman yang kreatif mengandung dua sisi, yaitu sisi subjektif dan sisi objektif. Sisi subjektif sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis, seperti kepekaan, imajinasi, karakter pribadi, hasrat, dan berbagai pengalaman khusus. Sisi objektif dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti lingkungan fisik, sistem nilai, pengaruh tradisi, kebutuhan sosial, bahan atau materi, iklim budaya (Gotshalk, 1966).

Ditinjau dari sisi objektifitas pada bidang bahan dan material terlihat penari terganggu pada bahan dan material yang ada di jalan. Terlihat pada gerak penari yang kurang selaras dan maksimal, seperti pada adegan menari di aspal yang berbatu menyiksa fisik penari karena menggunakan pola level rendah, selain gerak yang kurang selaras.

Selain di bidang bahan dan material, penari  tampak terganggu dalam lingkungan fisiknya. Hal ini mungkin terjadi karena dekatnya jarak penonton dengan penari yang membuat konsentrasi penari terganggu.

Contohnya ketika melakukan pola kedepan dan itu sangat dekat dengan penonton, teriakan dan bisingnya suara menjadikan penari sulit untuk menafsirkan tempo musik. Dampakya penari menjadi kurang fokus dengan gerakan yang akan/sedang dilakukan.

Jika dinilai dari pengaruh tradisi, dalam pertunjukkan ini sangat kental pengaruh tradisinya, dari kostum yang menggunakan celana galembong sangat menggambarkan budaya Minangkabau.

Penampatan baju kaos berwarna merah muda juga menunjukkan pembaharuan yang biasanya pertunjukkan Randai menggunakan pakaian adat minang. Instrument musiknya kental dengan budaya Minangkabau hanya saja geraknya yang diperbaharui atau dikembangkan sesuai dengan aliran Tari Kreasi Pola Tradisi, Kemungkinan ini merupakan psikologi objektif pada kebutuhan sosial saat ini yaitu era globalisasi.

Dilihat dari sisi subjektif penari tampak kurang peka terhadap keadaan tata lighting dengan Pola lantai penari yang cenderung keluar dari sorot lampu mengakibatkan kurang menariknya pertunjukkan ini. Tapi jika dilihat dari hasrat penari untuk melakukan pertunjukkan patut diacungi jempol karena penari tetap bersemangat melakukan pertunjukan meski cuaca rinai dan pertunjukkan dilakukan di outdoor.

Pertunjukan Tapuak Galembong yang dimainkan oleh Upiak-Upiak Kareh  Dilangsungkan pada karnaval Mahasiswa ISI Padangpanjang angkatan tahun 2016. pada 22-23 April 2019, pukul 16.00 WIB di depan Gedung Pertunjukan Hoerijah Adam. Berbagai pertunjukan dapat dilihat pada saat itu baik teater, music, tari, pameran dan bazar karya.

 

Hasanah
Hasanah
Saya seorang Mahasiswa ISI Padangpanjang jurusan Teater. Begiat dalam Forum Pegiat Literasi dan Komunitas Seni Kuflet.
Facebook Comment

ARTIKEL TERPOPULER

Log In

Forgot password?

Don't have an account? Register

Forgot password?

Enter your account data and we will send you a link to reset your password.

Your password reset link appears to be invalid or expired.

Log in

Privacy Policy

Add to Collection

No Collections

Here you'll find all collections you've created before.